Management Strategy Trends

YKK AP Resmikan Pusat Litbang di Indonesia

Produsen jendela YKK AP meresmikan Pusat Litbang (R&D Center) di kawasan pabrik PT YKK AP Indonesia, Tangerang.

Pusat Litbang yang menelan investasi 320 juta Yen tersebut merupakan yang ketiga dimiliki YKK AP. Selain di Indonesia, YKK AP memiliki Pusat Litbang di Jepang dan Jerman.

Latar belakang didirikannya Pusat Litbang ini karena YKK AP ingin memproduksi jendela yang sesuai dengan kondisi Indonesia yang beriklim tropis. Seperti kita tahu penggunaan AC dan kipas angin dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia sangat tinggi. Selain penggunaan AC yang terus-menerus, kebanyakan penggunaan AC di Indonesia diatur kurang dari 20 derajat celcius. Jika dibiarkan terus hal ini akan makin meningkatkan pemanasan global.

Tadahiro Yoshida, Direktur YKK Corporation dan YKK AP, menjelaskan, rencana mendirikan Pusat Litbang sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi Widodo pada September tahun lalu dan mendapat sambutan positif dari Presiden Jokowi. Peresmian fasilitas litbang ini bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang.

“Jendela adalah peradaban sekaligus budaya. Atas dasar pemikiran tersebut, kami memulai pembelajaran yang diberi nama ilmu jendela sejak tahun 2017, sebagai kegiatan untuk meneliti jendela dari berbagai aspek, seperti sejarah jendela, hubungannya dengan arsitektur, dan hubungannya dengan manusia,” tutur Yoshida.

Hidemitsu Hori, Presiden Direktur YKK AP mengatakan, YKK AP Indonesia bukan hanya untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia, namun juga pasar Asean. Selama ini YKK AP memproduksi jendela untuk proyek properti kelas atas di Jakarta.

Dia mengatakan, ke depan potensi pasar jendela masih sangat besar, karena pemerintah berniat membangun 1.000 tower rumah susun. “Ke depan, selain memproduksi jendela untuk perumahan mewah kami juga berniat memproduksi jendela untuk rumah menengah bawah,” tutur Hori.

Hiroshi Mori, Manager Pusat Litbang YKK A, menjelaskan, di Pusat Litbang YKKP AP yang memiliki dua lantai pihaknya akan melakukan dua aktivitas. Pertama, survei dan penelitian untuk metode konstruksi hemat energi. Kegiatan ini mencakup survei tentang iklim, kontsruksi, dan peningkatan standar, pengembangan metode hemat energi untuk perumahan di Indonesia seperti rumah susun, penelitian dan pengembangan desain pasif untuk produk arsitektur (pintu, jendela) di daerah panas dan lembab, serta menyusun persyaratan dan pengaturan untuk jendela yang cocok di daerah panas dan lembab.

Kedua, survei dan pengembangan pasar untuk pasar kelas menengah, yakni survei pasar untuk segmen terpisah dan perumahan kompleks kolektif di mas market dan meneliti jendela serta bukaannya. “Definisi jendela bagi kami adalah semua bagian yang terbuka dari bangunan atau gedung,” tandas Mori.

Menurut Yoshida, pihaknya akan bekerja sama dengan universitas di Indonesia untuk meneliti jendela yang cocok dengan iklim di Indonesia yang panas dan lembab (hot and humid). “Dengan pusat litbang akan muncul ide baru, produk baru, material bangunan yang berbeda dari yang selama ada. Kami juga akan menawarkan produk yang hemat energi untuk Indonesia dan global,” tuturnya.

Tahun 2017 lalu YKK Group membukukan total penjualan 747,7 miliar Yen, dengan rincian 324 miliar Yen dari penjualan ritsleting dan 475 miliar Yen dari YKK AP melalui penjualan produk arsitektur. Adapun kontribusi YKK Indonesia terhadap YKK Global mencapai 9,4% untuk YKK (produk ritsleting) dan 16% untuk YKK AP (produk arsitektur).

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved