Bank Mandiri

Bank Mandiri Transformasi Beyond Banking

Bank Mandiri Transformasi Beyond Banking

Ada yang makin terasa berbeda dari Bank Mandiri dalam beberapa tahun terakhir. Setelah lama dikenal sebagai pemain yang kuat di segmen wholesale dan corporate banking, salah satu bank terbesar di Tanah Air itu kini juga makin menunjukkan cengkeramannya di jalur retail banking. Lebih spesifik lagi: pada jalur consumer digital banking.

Sekarang, siapa tak kenal Livin’ by Mandiri?

Kinerja superapp ini bisa dikatakan sangat ciamik. Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri mengungkapkan, pengguna Livin’ by Mandiri hingga akhir semester 1 tahun 2022 tercatat 11,8 juta. Adapun dari sisi jumlah transaksi, pada semester 1 tahun 2022 mencapai 940 juta transaksi, mening­kat 42,4% dari tahun sebelumnya. Sementara sales volume-nya mencapai Rp 1.103 triliun, melonjak tinggi sebesar 46% dibanding tahun sebelumnya.

Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri

Performa yang cantik ini merupa­kan buah dari transformasi yang digelar Mandiri di tengah pergeseran besar yang terjadi di tengah masyarakat. Se­perti di­ketahui, pandemi makin mengukuhkan perilaku masyarakat untuk kian touchless (nirsentuh) dalam beragam aktivitasnya, terutama pada urusan perbankan. Cukup dengan smartphone-nya, kini masyarakat bisa melakukan banyak transaksi secara digital, mulai dari melakukan jual-beli, berinvestasi, sampai berdonasi.

Melihat shifting behaviour tersebut, Mandiri pun menerapkan tiga konsep untuk menangkap pergeseran itu. Pertama, adaptasi terhadap new normal and protocol. Kedua, agile (lincah) terhadap peluang dan inovasi baru dalam bertransaksi. Ketiga, akselerasi melalui inovasi dan teknologi baru yang mendukung usaha.

“Kami melihat pandemi memberikan dampak berkelanjutan. Kami perlu segera beradaptasi dengan digitalisasi transaksi karena masyarakat pada masa new normal telah merasa nyaman dalam bertransaksi nontunai,” kata Thomas.

Yang menarik, sementara banyak bank menempuh jalur anorganik, se­perti akuisisi bank lalu mengubahnya menjadi bank digital, atau mendirikan entitas baru, Mandiri menempuh jalur berbeda. BUMN ini memilih bertransformasi pada dirinya sendiri dengan cara digitalisasi (go digital strategy) pada produk serta layanannya.

Livin’ by Mandiri diletakkan pada kerangka ini. Didesain sebagai superplatform atau superapp, Thomas menjelaskan, Livin’ adalah aplikasi yang mewadahi seluruh pengalaman perbankan yang ada di Mandiri, mulai dari account onboarding, savings, transfer, loan, hingga investment. Livin’ juga bersifat open banking sehingga terintegrasi dengan ekosistem digital lain.

“Kami memasukkan seluruh kebutuhan finansial dalam satu aplikasi. Memudahkan nasabah dengan menghadirkan layanan cabang dalam genggaman,” ujar Thomas. Semua layanan perbankan ini, dia menambahkan, merupakan bagian dari strategi beyond banking Mandiri untuk menghadirkan layanan yang lebih dari sekadar produk perbankan. BUMN ini ingin memberikan digital experience yang excellent di kalangan penggunanya. Juga, layanan total solution untuk kehidupan digital.

Karena strategi beyond banking tersebut, pada sisi infrastruktur, Mandiri pun menyiapkan sebaik-baiknya. Open banking-nya, misalnya, disokong oleh Mandiri API Solution sebagai standardisasi API Teknis dan API Keamanan. Lalu, pada sistem pembayaran ritel oleh Mandiri Internet Bisnis (MIB), QRIS online boarding, Android EDC yang terkoneksi ke SAP para merchant, hingga e-commerce payment link dan omnichannel platform Mandiri bernama YokkeBiz.

Tentu ada alasan mengapa jalur ini yang dipilih Mandiri, alih-alih meng­akuisisi bank lalu menjadikannya bank digital. Selain memiliki kemampuan infrastruktur yang memadai, faktor pendukungnya adalah SDM yang mayoritasnya generasi milenial yang dikenal digital savvy karena terbiasa dengan kehidupan digital.

“Bukan menjadi hambatan bagi kami dalam mentransformasi Mandiri dari wholesale banking ke retail banking yang bernuansa digital. Pasalnya, 70% karyawan kami adalah milenial. Ini sangat cocok dan mendukung usaha transformasi kami,” ungkap Thomas. Terhadap SDM-nya itu, Mandiri melakukan upskilling dan reskilling agar bisa menjalankan transformasi dengan baik.

Melihat penerimaan nasabah pada Livin’, Mandiri pun tak berpuas diri. Mereka terus meningkatkan kualitas superapp-nya ini. Tidak hanya mela­yani kebutuhan transaksi perbankan, Livin’ juga telah dikembangkan dengan layanan lifestyle dan pemenuhan daily needs nasabah melalui fitur terbarunya, Sukha. Fitur yang disebut sebagai one stop solution ini memungkinkan nasabah melakukan berbagai transaksi se­perti pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, entertainment, pengajuan kredit kendaraan, sampai pembelian voucher games.

“Sekarang ada tujuh kategori, yaitu culinary, beauty & wellness, event & attraction, fashion, sport & activities, games & entertainment, dan travel. Jadi, kami menghadirkan akses tiada batas untuk kebutuh­an finansial dan lifestyle melalui Livin’, makanya kami sebut sebagai superapps,” ucap Thomas dengan penuh semangat.

Kendati Livin’ telah menunjukkan keberhasilannya di jalur retail banking, Thomas menjelaskan, bukan berarti Mandiri tak memperhatikan segmen wholesale. Demi strategi beyond banking, digitalisasi juga dilakukan pada segmen wholesale. Caranya?

Untuk nasabah di segmen ini, Mandiri menghadirkan Wholesale Digital Super Platform, yakni Kopra By Mandiri. Melalui tiga varian solusi utama yaitu Kopra Host to Host, Kopra Partnership dan Kopra Portal, yang terdiri dari sejumlah fitur bermanfaat bagi nasabah dalam menjalankan bisnisnya, yakni forex online dealing, limit management, virtual assistant, onboarding supplier, dan financial dashboard.

Catatan yang mesti dikedepankan, kendati digital banking digencarkan, keberadaan kantor cabang tetap diperhatikan. Caranya, Mandiri menghadirkan Smart Branch by Mandiri. Ini adalah transformasi digital dari kantor-kantor cabang yang selama ini setia melayani nasabah.

Smart Branch by Mandiri hadir ke dalam tiga tipe cabang, yakni Digital Box, Hybrid Branch, dan Upgrade Branch yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Digital Box untuk nasabah yang butuh layanan perbankan ekspres tanpa antre. Hybrid Branch buat yang sibuk dan memiliki beragam kebutuhan finansial. Sementara Upgrade Branch diperuntukkan bagi nasabah yang butuh pendampingan staf dan memiliki beragam kebutuhan finansial.

“Semua ini kami dedikasikan bagi nasabah tercinta. Ini adalah transformasi beyond banking yang kami lakukan secara konsisten dan penuh komitmen. Harapannya, semua nasabah mendapatkan kenyamanan serta pengalaman terbaik, baik secara digital maupun di kantor-kantor cabang,” Thomas menjelaskan.§


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved