Berita BCA

Kemenkominfo Cari “Hacker” yang Mampu Tegakkan Keamanan Siber

Foto : beyond-banking.co

Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) merilis data yang cukup mengejutkan. Tercatat sejak Januari hingga Juli 2017, ada 177,3 juta serangan siber ke Indonesia. Artinya, rata-rata setiap harinya warganet terancam oleh 836.200 serangan siber. Serangan ini umumnya berupa fraud dan malware. Data ini pun mengingatkan kita pada serangan ransomware WannaCry pada Mei 2017 lalu.

Jumlah serangan ini menunjukkan keamanan siber di Indonesia masih rendah. Data yang dirilis UN Information and Telecommunication Union (ITU) pun menunjukkan, Indonesia hanya berada di ranking 70 dari 195 negara dengan keamanan siber terbaik.

Menanggapi hal ini, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pun melakukan berbagai upaya untuk menangkal serangan siber. Salah satunya adalah dengan mencari bibit-bibit hacker dari dalam negeri untuk bekerja sama. Cara ini pun diwujudkan melalui program “Born to Protect” yang digagas Kemenkominfo.

“Kominfo membuat progran ‘Born to Protect’ untuk menyeleksi dan melatih 100 talenta setiap tahun terkait keamanan siber,” ujar Menkominfo Rudiantara di Seminar Memperkuat Keamanan Siber Nasional belum lama ini.

Program ini akan menyeleksi bakat anak muda Indonesia di bidang siber melalui kompetisi teknologi. Rencananya, setiap tahun akan ada 100 orang yang dilatih menjadi ahli keamanan siber selama dua minggu dalam Digital Camp.

Seleksinya pun akan dilaksanakan di 10 kota besar di Indonesia. Peserta akan menjalani beberapa tahapan sebelum akhirnya dapat mengikuti Digital Camp. Tahapan tersebut yakni hacking contest, seminar, dan train of trainers. Seleksi pertama dilakukan di Jakarta dan setelahnya akan berlanjut ke kota Medan, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Malang, Bali, Makassar, Manado, dan Samarinda.

Langkah pemerintah untuk menggandeng para hacker ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan siber di Indonesia. Program ini pun dirancang sedemikian rupa sehingga para hacker menjadi bagian dari penegakan keamanan siber di tanah air.

“Mereka akan dilatih menjadi seperti penjaga keamanan siber. Mereka bisa membantu pemerintah dan pihak perusahaan dalam menangkal serangan siber,” tandas Rudiantara.

Sumber : beyond-banking.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved