Tokio Properti

Jepang dan Potensinya sebagai Tujuan Investasi Properti

Oleh Editor

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi :

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, Jepang adalah salah satu mesin pertumbuhan utama di Asia. Membeli properti di Jepang berarti Anda berinvestasi di salah satu negara paling maju di planet ini. Apalagi saat ini nilai tukar yen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Mengutip Bloomberg, Senin (28/11), di pasar spot mata uang yen berada di level ¥ 138,04 per dolar AS atau melemah 0,83%. Tentu ini menjadi peluang bagi para investor asing untuk mulai mencari properti di Jepang dengan harga yang lebih murah.

Jika Anda mencari investasi yang menawarkan keuntungan dan potensi besar, memiliki satu gedung apartemen atau penthouse bisa menjadi pilihan yang tepat. Keduanya kerap kali dipilih sebagai salah satu media investasi properti jangka panjang yang memberikan keuntungan bagi pemiliknya. Jenis properti ini dianggap lebih menjanjikan karena minat untuk membeli apartemen terus meningkat seiring dengan melonjaknya harga rumah tapak.

Banyaknya fasilitas yang ditawarkan di sebuah apartemen menjadi daya tarik bagi masyarakat yang ingin tinggal di sana, khususnya bagi kaum urban. Apalagi saat ini banyak apartemen yang dibangun di pusat kota ataupun pusat bisnis sehingga memudahkan mereka untuk beraktivitas. Tingginya permintaan apartemen terutama di kota-kota besar membuat risiko hunian kosong lebih rendah. Dengan begitu, Anda tidak perlu repot-repot menawarkan apartemen untuk disewakan.

Perkembangan harga jual apartemen juga terbilang cukup baik. Harga sewa apartemen biasanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan sewa rumah, bahkan diprediksi akan terus naik lantaran ketersediaannya tidak secepat pertumbuhan permintaan pasar. Angka ini pun akan semakin tinggi jika apartemen berada di lokasi yang strategis seperti dekat pusat perbelanjaan, perkantoran ataupun pusat pendidikan. Ini sangat menguntungkan untuk para investor yang ingin mencari keuntungan dengan cara menyewa.

Selain jatuhnya mata uang yen, saat ini Jepang menghadapi masalah kependudukan. Tahun lalu, Jepang mengalami penurunan populasi terbesar di mana angka kelahiran di Negeri Sakura itu lebih rendah dari angka kematiannya. Data Kementerian Kesehatan Jepang mencatat terdapat 811.604 kelahiran baru, sementara kematian naik menjadi 1.439.809 orang. Di tengah populasi yang menyusut, Jepang juga menjadi salah satu populasi penuaan tercepat di dunia. Tren tersebut diperparah karena pandemi Covid-19.

Meski demikian, arus masuk penduduk Jepang ke pusat kota yang nyaman untuk kehidupan sehari-hari terus meningkat, terutama di kalangan lajang. Pada 2010, tercatat ada 2,92 juta rumah tangga lajang di pusat kota Tokyo. Angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 3,20 juta rumah di 2025. Apartemen tipe studio pun kini menjadi target kaum lajang Jepang, baik itu generasi muda maupun lansia. Hunian tipe vertikal ini memang pilihan yang tepat bagi kaum lajang yang menginginkan tempat tinggal sendiri dan nyaman.

Dengan tipe studio yang memiliki ruangan terbatas, mereka dapat menghemat pengeluaran biaya perawatan. Ruangan pada apartemen tipe studio juga mudah ditata dan tak akan membosankan apabila sering diubah tata letaknya. Namun karena permintaan yang tinggi, harga sewa apartemen studio semakin meningkat. Bahkan, kaum lajang kesulitan untuk mendapat hunian yang masih kosong. Hanya dalam satu bulan sejak dibuka, semua apartemen studio ini habis terjual.

Tentu ini menjadi peluang bagi para investor. Investasi properti khususnya untuk apartemen studio diyakini stabil dan sangat mungkin dilakukan. Pasalnya, jumlah apartemen studio di pusat kota Tokyo relatif masih sedikit dengan harga sewa yang hampir tidak turun bahkan seiring bertambahnya usia bangunan.

Investor properti pemula di Jepang direkomendasikan untuk memulai dengan properti di pusat Tokyo, di mana tidak adanya risiko hunian kosong. Apalagi rencananya Tokyo akan terus mengembangkan dan meningkatkan fungsi perkotaannya, termasuk area Shibuya, Otemachi, Toranomon dan Roppongi.

Selain itu, imbal hasil yang tinggi jika dibandingkan dengan kota-kota besar di seluruh dunia menjadi peluang besar bagi para investor properti di Jepang. Pemilik properti pun akan mendapat Sertifikat Hak Milik (SHM) sebagai bukti kepemilikan tertinggi atas suatu tanah atau bangunan yang berlaku untuk selamanya dan dapat diwariskan.

Tokyo Tower, Japan

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi :

Popularitas Kota Osaka

Saat ini semakin banyak perusahaan yang mengadopsi pekerjaan hybrid, di mana menggabungkan pekerjaan kantor dan pekerjaan jarak jauh. Namun, terlihat ada pemulihan yang jelas di area kantor utama seperti Otemachi/Marunouchi, Akasaka/ Roppongi, dan Shinjuku/Shibuya. Hal ini tentu berdampak pada properti di sekitar area tersebut.

Di wilayah Kansai, popularitas daerah perkotaan Osaka semakin terlihat jelas. Properti di pusat kota Osaka mengalami peningkatan seiring dengan tingginya permintaan untuk tinggal di kota dengan penduduk terbesar nomor tiga di Jepang ini. Dibandingkan dengan Tokyo, Osaka adalah kota yang padat sehingga dibutuhkan lebih sedikit waktu untuk bepergian ke tempat kerja atau sekolah.   

Selain itu, dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, Osaka diperkirakan akan mengalami pembangunan kembali skala besar di kawasan perkotaan, khususnya di Umeda. Dengan pembangunan tersebut, daya tarik pusat kota Osaka akan meningkat pesat. Populasi di enam distrik pusat kota Osaka juga terus meningkat yaitu di Kita, Chuo, Nishi, Fukushima, Naniwa, dan Tennoji sehingga risiko hunian kosong di kawasan ini diprediksi sangat rendah.

Meski Osaka menjadi kota terbesar kedua setelah Tokyo, tetapi harga propertinya lebih rendah dibandingkan dengan Tokyo. Ini menjadi keuntungan bagi mereka yang berinvestasi di kota ini karena bisa mendapatkan imbal hasil yang tinggi.

Osaka juga saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah World Expo 2025. Acara lima tahunan ini rencananya akan digelar selama enam bulan mulai 13 April-13 Oktober 2025. Ini akan menjadi yang kedua kalinya Osaka menjadi tuan rumah World Expo setelah sebelumnya menjadi tuan rumah pada 1970.

World Expo 2025 disebut akan memberikan kesempatan emas untuk mempromosikan pesona Jepang ke seluruh dunia. Ajang ini juga diharapkan akan menarik jutaan pengunjung serta memperagakan ekonomi dan budaya negara tuan rumah.

Dengan tema “Designing Future Society for Our Lives”, Jepang mengajak masing-masing dan setiap individu untuk memikirkan aspirasi dalam hidup mereka, memberdayakan mereka untuk mewujudkan potensi penuh, dan mendorong upaya dunia untuk menciptakan visi bersama untuk sebuah masyarakat berkelanjutan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved