Business Update

Zoho, Perusahaan SaaS Tersukses yang Mungkin Belum Anda Kenal

Zoho, Perusahaan SaaS Tersukses yang Mungkin Belum Anda Kenal

Perusahaan teknologi yang dikembangkan dengan modal sendiri (bootstrapped company) ini tetap profitable dan kompetitif di industrinya yang amat menantang. Apa kekhasan dan prinsip suksesnya?

Pernahkah Anda mendengar nama Zoho Corporation? Buat orang kebanyakan, nama Zoho memang tidak setenar nama-nama perusahaan software yang produknya dipakai masyarakat pengguna secara luas. Padahal, sebagai perusahaan software untuk kalangan bisnis, kiprahnya begitu istimewa.

Zoho didirikan oleh Sridhar Vembu dan Tony Thomas pada Maret 1996. Artinya, perusahaan ini telah menekuni bisnisnya selama seperempat abad. Perusahaan yang berkantor pusat di Chennai, Tamil Nadu, India ini juga menawarkan rangkaian software untuk bisnis terlengkap di pasar. Solusinya yang berbasis Cloud dengan layanan berpola SaaS (Software as a Service) dipakai oleh lebih dari 70 juta pengguna & 500.000 perusahaan, di lebih dari 180 negara.

Mulanya Zoho hanya menawarkan software CRM berbasis cloud. Solusinya kemudian berkembang ke semua fungsi bisnis/perusahaan. Di samping itu, Zoho juga menyediakan layanan berlangganan berskala enterprise yang disebut Zoho One. Solusi Zoho One ini awalnya menghimpun 35 aplikasi, yang kemudian dikembangkan hingga kini mencakup lebih dari 45 aplikasi. Aplikasi-aplikasi ini disatukan hingga menjadi semacam “operating system for business” yang terpadu.

Kendati nama Zoho belum begitu dikenal di industri SaaS dunia, tampaknya Co-founder dan CEO Zoho, Sridhar Vembu, tidak terlalu risau. ”Zoho adalah perusahaan yang tidak biasa. Dia bukanlah perusahaan yang umumnya Anda lihat; dan kami akan tetap berjalan seperti ini,” kata Sridhar.

Keunikan lainnya, tak seperti kebanyakan perusahaan teknologi pada umumnya, para pendiri Zoho tampaknya lebih menyukai perusahaan ini didirikan dengan modal mereka sendiri (bootstrapped company), dan tetap berstatus sebagai perusahaan swasta (private company). Sejauh ini, pemegang saham dan manajemen Zoho masih mengesampingkan pilihan untuk memperoleh pendanaan dari kalangan venture capital (VC), juga pilihan untuk melantai di bursa saham (go public).

Rupanya, pendiri Zoho punya alasan tersendiri. “Dengan tetap menjadi perusahaan swasta, kami akan tetap lincah,” kata Sridhar.“ Artinya, kami dibimbing oleh apa yang terbaik dalam melayani pelanggan, bukan oleh harga saham,” ia menambahkan. Dengan cara ini, Zoho tetap mampu mencetak laba (profitable selama kiprahnya di dunia bisnis teknologi yang amat kompetitif ini.

Di luar itu, ada sejumlah prinsip kunci Zoho, yang membuatnya berbeda (distinctive) sekaligus kompetitif dalam berbisnis, dan ternyata, tetap relevan dengan kondisi terkini.

Prinsip #1: Strategi Investasi Teknologi Secara Vertikal

Zoho menerapkan strategi investasi secara vertikal di bidang teknologi (investing in the vertical tech stack). Tujuannya adalah memberikan user experience yang lebih baik bagi pengguna solusinya.

Seperti kita lihat, belakangan ini dunia bisnis menganggap penting langkah adopsi dan transformasi digital. Apalagi, bila melihat dampak panjang pandemi. Kalangan perusahaan membutuhkan software untuk fungsi bisnis yang luas. Mulai dari urusan manajemen pelanggan, keuangan, hingga SDM.

Lebih dari itu, solusi-solusi ini membutuhkan dukungan pada berbagai tingkatan untuk bisa bekerja dengan baik, mulai dari kebutuhan hosting hingga pembuatan aplikasi untuk karyawan agar dapat mengakses informasi dari manapun. Target mereka, belanja teknologi akan menciptakan nilai bisnis di atas biaya investasi yang dikeluarkannya.

Kendati begitu, proses pengambilan keputusan sering begitu rumit dan menantang, dengan banyaknya pilihan. Untungnya, ada petunjuk berupa tren yang mengarah pada solusi software terpadu, di mana beragam fungsi bisa diakses lewat sebuah user interface yang sama. Pendekatan ini mempermudah proses adopsi teknologi, sekaligus berpotensi mengurangi biaya rata-rata investasi TI.

Membaca kebutuhan seperti itu, Zoho mengambil strategi untuk berinvestasi pada tiap tingkatan vertikal teknologi, sehingga dapat menawarkan dukungan end-to-end untuk pelanggannya. Mulai dari penyediaan solusi data center, networking, hardware, software, services, hingga mobile apps. Dengan pendekatan ini, pelanggan dapat menyederhanakan implementasi TI dan menghemat biaya.

Seiring dengan itu, Zoho meluncurkan solusi Zoho One pada 2017. Dengan paket solusi ini, kalangan pebisnis yang menjadi penggunanya dapat mengakses aneka macam aplikasi Zoho, cukup dengan single sign on (SSO).

Prinsip #2: Mengutamakan Privasi Pengguna

Zoho memilih untuk mengutamakan privasi pengguna (put privacy first). Alasannya, Zoho melihat, bagi kebanyakan perusahaan teknologi, data pengguna adalah sumber kunci dari revenue, terutama berupa penghasilan dari iklan. Karena itu, tak mengherankan banyak perusahaan teknologi yang rutin memonitor aksi, klik, dan percakapan dari pengguna mereka dengan motif utama untuk mengungkap kebiasaan dan minat personal mereka.

Survei global yang dilakukan Zoho memperlihatkan 62% perusahaan ini tidak menginformasikan kepada pelanggan bahwa mereka menaruh kode pelacakan dari layanan pihak ketiga pada situs web mereka, walaupun mayoritas mereka mengklaim memiliki kebijakan privasi data yang diterapkan secara ketat.

Data hasil monitoring dan pelacakan tadi, oleh kalangan perusahaan teknologi kemudian secara rapi dijahit menjadi “actionable market segment”, yang kemudian dikemas dan dijual ke kalangan perusahaan pengiklan yang ingin menargetkan pesan ke konsumen secara lebih efektif.

Bagi Zoho, privasi data pelanggan adalah hal paling penting. Karena itu, solusi Zoho tidak menggunakan cookies dari pihak ketiga. Bahkan, Zoho memilih menggunakan private cloud dan tidak membocorkan penggunaan data itu kepada penyedia layanan cloud publik.

Selain itu, karena menyadari solusinya berbasis web dan cloud, Zoho mulai membuang semua ad tracker dari situsnya sejak 2015, dan kemudian dipastikan bebas pelacak (tracker free) sejak 2020. “Filosofi kami pada masalah privasi pelanggan tidak pernah berubah: bisnis Anda adalah milik Anda, dan membantu menjalankannya adalah tanggung jawab kami. Karena itu, kami memutuskan tidak akan melakukan apapun pada data Anda,” kata Sridhar.

Prinsip #3: Menerapkan Transnational Localism

Visi Zoho dalam hal ini adalah membawa peluang kerja ke orang-orang di kota kecil, di mana mereka tinggal, tumbuh, dan menjadi bagian dari komunitas mereka.

Dasar pertimbangannya, Zoho melihat tak sedikit orang yang cakap di seluruh dunia yang tidak punya fleksibilitas untuk pindah ke kota-kota besar untuk bekerja. Beberapa orang juga tidak punya akses ke sekolah dan pelatihan yang dibutuhkan untuk bekerja di bidang tertentu. Bagi Zoho, hal ini merupakan sebuah kesempatan yang hilang, bukan hanya bagi karyawan-karyawan prospektif itu, tapi juga bagi dunia bisnis.

Dengan alasan itu, Zoho menghentikan mengambil orang-orang lulusan program sarjana sejak 2004, dan memilih melatih karyawan di dunia kerja. Di samping itu, Zoho melihat karyawannya selama ini, seperti kebanyakan orang di dunia kerja, menghadapi masalah kenaikan biaya hidup, perjalanan panjang menuju tempat kerja, dan ketidakseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan. Untuk itu, kantor Zoho ditempatkan di luar area kota-kota metropolitan, dengan biaya hidup relatif lebih murah.

Dimulai beberapa tahun lalu, Zoho membuka kantor-kantor kecil di seluruh India untuk mendukung karyawan yang sudah ada. Menurut manajemen Zoho, pendekatan transnational localism ini merupakan cara untuk menciptakan keseimbangan antara kebutuhan bekerja di rumah dan di kantor bagi karyawan. Kantor-kantor remote itu sendiri juga merepresentasikan sebuah cara untuk mendukung perekonomian lokal dari kota-kota kecil dan wilayah pedesaan di seluruh dunia.

Selama lebih dari 25 tahun, Zoho telah membuktikan komitmennya membantu dunia bisnis menjadi lebih baik, meningkatkan kualitas hidup para karyawan, dan menumbuhkan kesejahteraan komunitas di mana mereka berada. Zoho sangat antusias menatap peluang dalam 25 tahun berikutnya.§

Untuk mempelajari Zoho lebih lanjut, silahkan kunjungi https://www.zoho.com/


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved