Capital Market & Investment

Aksi Korporasi MTEL 2022 Mendukung Ekspansi Bisnis

Mitratel melaksanakan IPO pada 22 November 2021. (Foto : BEI)

Capaian positif berhasil ditorehkan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) sepanjang tahun 2022. Berbagai aksi korporasi terus dilakukan Mitratel demi mendorong optimalisasi kinerja perseroan untuk mempertahankan posisinya sebagai raja industri menara di kawasan Asia Tenggara.

Emiten berkode saham MTEL ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 18,46 triliun dari IPO pada November 2021. Dari dana tersebut direncanakan akan digunakan untuk mendanai pertumbuhan inorganik pada 2022 sebesar 50%. Dengan adanya beberapa aksi inorganik atas menara dan fiber optik yang berhasil dilakukan oleh MTEL, alokasi dana tersebut telah digunakan sepenuhnya, dengan nilai nominal sebesar Rp. 9,30 triliun sampai dengan akhir tahun lalu itu

Tahun lalu MTEL menargetkan akuisisi menara telekomunikasi sebanyak 3.000 unit. Pada pelaksanaannya, perseroan berhasil mengakuisisi 6.088 munit dengan pencapaian sebesar 202,9% dari target dan akuisisi fiber optic sepanjang 6.012 km.

Akuisisi menara telekomunikasi di tahun lalu itu sebagian besar dari akuisisi menara Telkomsel sejumlah 6.000 unit dan 88 menara lainnya dari Citra Gaia sebanyak 39 unit, MSN 38 unit, dan lainnya 11 unit. “Akuisisi menara dan fiber optic merupakan bagian dari usaha untuk memastikan bahwa Mitratel selalu siap dan secara cepat dapat memberikan solusi bagi operator telekomunikasi yang akan memperluas layanannya,” kata Direktur Utama MTEL, Theodorus Ardi Hartoko pada siaran pers di Jakarta, Jumat (20/01/2023).

Teddy, demikian sapaan akrab Theodorus, meyakini fundamental bisnis MTEL yang kuat dan sejumlah program bisnis dapat memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Di samping melakukan penambahan menara baru, MTEL juga agresif menjalankan program peningkatan tenancy ratio, MTEL terus memperkuat pembangunan ekosistem bisnis menara dengan menyediakan connectivity berkapasitas tinggi melalui penggelaran fiber optic dan layanan satelit, serta penyediaan daya (power to tower) yang akan memberikan dukungan penuh kepada operator telekomunikasi. “Dalam industri menara, kami meyakini bahwa semakin banyak alat produksi yang dimiliki oleh Mitratel maka semakin besar potensi bisnisnya. Dengan kepemilikan Menara yang semakin banyak maka akan semakin mudah bagi operator telekomunikasi untuk menempatkan perangkatnya (kolokasi) di tower kami,” ujar Teddy.

Seluruh transaksi MTEL ini mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan memperhatikan peraturan terkait yang berlaku secara internal maupun eksternal, baik untuk aspek Compliance, Governance, profitabilitas, maupun peraturan relevan lainnya.

Selain akuisisi menara dan fiber optic, MTEL juga melakukan aksi korporasi buybacksaham pada 2 Juni – 2 September 2022. Upaya pembelian kembali saham dilakukan perseroan karena melihat tren penurunan harga saham MTEL pada Mei 2022. “Manajemen berkeyakinan bahwa tren dan tingkat harga saham tersebut tidak mencerminkan fundamental perseroan. Sebagai bentuk komitmen kami untuk meningkatkan nilai pemegang saham, maka Mitratel melakukan pembelian kembali saham perseroan,” kata Teddy.

Pembelian kembali saham MTEL tentunya tidak memengaruhi kondisi keuangan perseroan karena arus kas dan modal kerja yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha. Aksi ini juga memberikan fleksibilitas Perusahaan dalam mengelola modal jangka panjang, di mana saham treasuri dapat dijual di masa mendatang dengan nilai yang optimal jika Perseroan memerlukan tambahan modal. “MTEL akan terus agresif mencari dan memanfaatkan peluang khususnya dalam melakukan aksi korporasi. Kami meyakini potensi pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi dan bisnis turunannya masih sangat tinggi khususnya dalam mendukung kedaulatan digital di Indonesia,” kata Teddy.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved