Capital Market & Investment

Anak Usaha Saratoga dan Carro Perkuat Ekosistem Bisnis Mobil Bekas

Anak Usaha Saratoga dan Carro Perkuat Ekosistem Bisnis Mobil Bekas
Foto : MPMX

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyampaikan perkembangan bisnis di segmen transportasinya terkait beberapa perubahan dalam proses bisnis dan restrukturisasi di PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (MPMRent) sebagai langkah lanjutan paska penandatanganan kemitraan strategis MPMX dan Carro yang dilakukan pada 31 Mei 2022 itu.

“Kombinasi antara kekuatan jaringan dan jangkauan yang dimiliki MPMX dan keahlian teknologi yang dimiliki Carro akan memperkuat nilai bagi pelanggan melalui platform dengan skala yang jauh lebih besar, untuk menyediakan ekosistem end to end bagi konsumen di Indonesia,” ujar Ivan Hindarko, Group Chief Operating Officer MPMX dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/8/2022).

Ivan menyebutkan ekosistem end to end itu termasuk sewa kendaraan, lelang otomotif, online automotive marketplace, asuransi, serta pembiayaan otomotif. “Perubahan ini dilakukan untuk mendapatkan manfaat terbaik dari kekuatan masing-masing perusahaan, baik dari sisi MPMX maupun Carro,” ungkap Ivan.

MPMX, anak perusahaan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) itu, memperkuat nilai kepada pelanggan dalam memberikan produk dan layanan di pasar otomotif, termasuk memberikan akses ke lebih banyak pilihan mobil bekas berkualitas yang tersedia. Maka kedua perusahaan menghadirkan kolaborasi strategis yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pemangku kepentingan dan pengembangan ekosistem digital yang dimiliki MPMX.

Balai lelang MPMRent (AUKSI) merupakan balai lelang otomotif yang terpercaya di Indonesia dengan kinerja yang kuat dan terus menunjukkan peningkatan, baik dari nilai penjualan mobil bekas maupun jumlah peserta lelang. Perseroan mengoptimalkan kekuatan AUKSI maka bisnis lelang otomotif Carro wholesale akan digabungkan ke dalam AUKSI, termasuk pemindahan seluruh jaringan diler mobil bekas dari Carro wholesale ke AUKSI.

AUKSI juga akan diperkuat dengan kumpulan data historis (big data) seperti pergerakan lelang, algoritma harga, serta data dan analisa lain yang dimiliki Carro wholesale yang akan digunakan untuk peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) dalam proses bisnis AUKSI. Selain itu sistem lelang online nantinya akan diperkuat dengan infrastruktur Carro wholesale (termasuk aplikasi digital, backend system) untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman lelang dalam jaringan/daring (online) yang lebih baik lagi bagi pelanggan.

Konsolidasi ini ditargetkan untuk meningkatkan secara signifikan volume penjualan mobil bekas dan kinerja bisnis AUKSI. Hal ini juga didukung dengan rencana pembukaan cabang baru AUKSI di beberapa kota besar pada tahun ini. Platform penjualan mobil bekas ritel (business to consumer/B2C) OtoDeals yang diluncurkan MPMX di akhir tahun 2021, akan disatukan dengan platform Carro yang telah memiliki basis marketplace otomotif terbesar dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.

Strategi ini juga membuka akses pelanggan yang lebih luas dan potensi bisnis yang lebih besar untuk bisnis asuransi dan pembiayaan otomotif MPMX dengan dukungan ekosistem Carro. Kedua perusahaan akan memastikan pelaksanaan yang tepat dari integrasi ini dengan tetap mengutamakan customer journey yang terbaik bagi end user yang merupakan customer berharga bagi perseroan.

Kontribusi ke Saratoga

Pada kesempatan terpisah, Saratoga berhasil mengoptimalkan pertumbuhan investasi seiring dengan pemulihan ekonomi. Hingga semester I-2022, Saratoga telah meraih pendapatan dividen sebesar Rp 1,4 triliun, naik 58% dibandingkan Rp 866 miliar di semester I-2021. Pendapatan dividen tersebut terutama dikontribusikan oleh PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan MPMX. Sementara, kenaikan nilai portofolio investasi mendorong net asset balue (NAV) Saratoga mencapai Rp 60 triliun, atau tumbuh 29% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 senilai Rp 46,5 triliun.

Presiden Direktur Saratoga, Michael William P. Soeryadjaja, menjelaskan pertumbuhan NAV yang konsisten menjadi salah satu indikasi keberhasilan perseroan dalam menjalankan strategi investasi di tengah berbagai situasi. Kinerja positif perusahaan portofolio yang sejalan dengan pemulihan ekonomi juga menunjukkan bahwa investasi Saratoga memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Kami percaya bahwa ruang pertumbuhan bisnis portofolio Saratoga masih terbuka lebar, sehingga nilai investasi perseroan akan terus meningkat. Saratoga juga akan melanjutkan investasi pada aset-aset di sektor strategis yang berdampak luas bagi kebangkitan ekonomi bangsa,” jelas Michael melalui keterangan resmi di Jakarta pada pekan lalu.

Adapun, aksi korporasi SRTG yang menyokong MPMX itu diantaranyaMPMX menjalin kemitraan strategis dengan Carro, platform jual beli mobil bekas terbesar di Asia Tenggara. Kerjasama itu dilakukan melalui akuisisi Carro atas 50% saham PT MPMRent senilai Rp 784 miliar. Kemudian, sinergi antara MPMRent dan Carro akan mendorong optimalisasi bisnis berbasis teknologi dan digitalisasi seperti mahadata (big data), AI (artificial intelligence) serta algoritma harga yang relevan. Sinergi ini bertujuan menciptakan ekosistem otomotif online dan offline terintegrasi dengan menawarkan produk dan layanan lengkap mulai dari marketplace, rental, pembiayaan, hingga asuransi dengan pasar business to business (B2B) dan B2C.

Di sisi lain, saham SRTG, tercatat sebagai saham yang mencetak kekayaan kepada pemegang saham dan bertengger di jajaran SWA100 di tahun 2022. Pemeringkatan yang disusun Stern Value Management (perusahaan konsultan value management dari Amerika Serikat) dan SWA Media Group ini menggunakan metodologi Wealth Added Index (WAI). Sebelum dilakukan penghitungan WAI, terlebih dahulu dilakukan pemilihan terhadap 100 perusahaan berkapitalisasi pasar besar (big cap) tahun 2017. Penghitungan WAI sejak tahun ini mempertimbangkan penghitungan harian selama 5 tahun terakhir, yaitu mulai periode 2017 hingga 2021.

Kemudian, pasca penghitungan WAI pada 100 perusahaan tersebut, terdapat 27 perusahaan yang angka WAI-nya positif, dan sisanya negatif, termasuk sejumlah perusahaan papan atas di Indonesia. Artinya, 27 perusahaan dalam kelompok big cap yang berhasil meningkatkan value (kekayaan) bagi para pemegang sahamnya. Saham SRTG menghuni posisi ke-12 di jajaran 100 saham yang meningkatkan kekayaan investornya ini. Saham SRTG mencetak WAI senilai Rp 22,43 triliun dan menempati peringkat 10 di SWA 100. Lalu, WAI-nya saham CPIN senilai Rp 18,89 triliun

Perusahaan dapat menghasilkan WAI positif apabila total return yang dihasilkan untuk pemegang saham, atau total shareholder return (TSR), lebih tinggi dari cost of equity (CoE)-nya. CoE ini adalah tolok ukur tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) para pemegang saham/investor.

Perusahaan menciptakan nilai untuk pemegang sahamnya hanya apabila tingkat pengembalian bagi pemegang saham (yang berasal dari kenaikan harga saham dan pembayaran dividen) lebih besar dari biaya ekuitasnya. Maka, hasil penghitungan WAI ini bisa menjadi salah satu acuan bagi investor dalam berventasi di pasar saham, terutama bagi investor yang berorientasi jangka panjang. Selain metodologi WAI, Stern Value Management juga yang sebelumnya telah mengembangkan metodologi EVA (Economic Value Added) untuk mengukur kinerja perusahaan, dan banyak digunakan oleh banyak perusahaan besar di dunia.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved