Financial Report Capital Market & Investment

Astra Cetak Laba Bersih Rp11,4 Triliun di Semester I/2020

Pada Semester I/2020, Grup Astra membukukan pendapatan bersih konsolidasi sebesar Rp89,8 triliun. Angka tersebut menurun 23% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba bersihnya sebesar Rp11,4 triliun, naik 16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Jumlah laba ini, termasuk keuntungan dari penjualan saham di Bank Permata.

Jika tanpa memasukkan keuntungan penjualan tersebut, laba bersih Astra turun sebanyak 44% atau menjadi Rp5,5 triliun. Penurunan kinerja keuangan terjadi di sektor otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan.

Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur PT Astra International, mengatakan kinerja Grup Astra terdampak sangat signifikan akibat pandemi Covid-19, terutama pada Kuartal II. “Langkah-langkah penanggulangan pandemi yang diterapkan berdampak pada operasi grup secara substansial,” kata dia.

Ditutupnya kegiatan manufaktur dan distribusi otomotif, adanya peningkatan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi dalam bisnis jasa keuangan grup, dan penurunan harga batu bara berdampak secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kondisi ini diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir tahun.

Di bidang otomotif, laba bersih mengalami penurunan hingga 79%, atau menjadi Rp716 miliar. Ini terjadi akibat dari penurunan volume penjualan pada Kuartal II. Untuk penjualan mobil, terjadi penurunan hingga 45% atau menjadi 139.500 unit, dengan pangsa pasar stabil 53%. Pada Kuartal II tahun 2020, penjualan mobil menurun 92%.

Untuk sepeda motor, penjualan menurun 40% menjadi 1,5 juta unit. Pada Kuartal II/tahun 2020, penjualan motor menurun 80%, dibandingkan dengan Kuartal I. Bisnis komponen otomotif grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan rugi bersih sebesar Rp296 miliar dibandingkan laba bersih sebesar Rp246 miliar pada Semester I/2019. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya pendapatan dari segmen pabrikan (OEM/original equipment manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market).

Di sektor jasa keuangan, laba bersih mengalami penurunan 25% atau menjadi Rp2,1 triliun selama semester pertama 2020. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan provisi untuk menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat. Laba juga mengalami penurunan di bidang alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi. Penurunan terjadi sebanyak 29% atau menjadi Rp2,4 triliun.

Lain di bidang agribisnis dan properti, kedua sektor ini mencatatkan peningkatan berkat terdongkraknya harga minyak sawit dan tingginya okupansi di Menara Astra dan kenaikan laba dari proyek Asya Residences. Bidang agribisnis mencatatkan laba sebesar Rp312 miliar, sedangkan properti sebesar Rp71 miliar.

Selama masa pandemi ini, perusahaan akan fokus pada pengurangan biaya operasional dan belanja modal, pengelolaan modal kerja, dan kepastian likuiditas. Neraca keuangan grup tetap kuat dengan tersedianya fasilitas pinjaman senilai Rp38,6 triliun. “Kami akan tetap memastikan keselamatan karyawan selama masa pandemi ini,” kata dia menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved