Capital Market & Investment Corporate Action

Blibli Umumkan Bidik Dana IPO Senilai Rp8,1 Triliun

Blibli Umumkan Bidik Dana IPO Senilai Rp8,1 Triliun
Aksi korporasi Blibli ini merupakan salah satu langkah strategis dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era disrupsi

PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli) mengadakan Due Diligence Meeting dan Paparan Public Expose terkait rencana penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang akan dilakukan November mendatang.

Jumlah saham yang akan dilepas maksimal 17.751.205.900 saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp250 per saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Adapun harga perdana penawaran sebesar Rp410 – 460 per saham.

Dana hasil IPO yang diperkirakan sebanyak-banyaknya Rp8,1 triliun akan digunakan untuk pembayaran saldo utang fasilitas, dan sisanya akan dialokasikan sebagai modal kerja dalam mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.

Masa penawaran awal atau bookbuilding 17 – 24 Oktober 2022. Masa penawaran umum direncanakan pada 1 hingga 3 November 2022. Rencananya, Blibli akan tercatat di Papan Perdagangan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan kodesaham BELI. Untuk rencana aksi korporasi ini, Blibli telah menunjuk PT BCA Sekuritas dan PT BRI DanareksaSekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters).

CEO & Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan aksi korporasi Blibli ini merupakan salah satu langkah strategis dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era disrupsi dan menyongsong pertumbuhan ekonomi digital di masa mendatang.

Bersama Tiket.com dan Ranch Market, Blibli menegaskan posisinya sebagai pemimpin ekosistem omnichannel perdagangan dan gaya hidup yang terintegrasi di Indonesia. “Ekosistem Blibli mensinergikan tiga platform unggulan yaitu commerce (Blibli); online travel agent (OTA) dan gaya hidup (Tiket.com); serta high quality supermarket chain (Ranch Market).

“Dengan demikian, Blibli dapat fokus membangun kepercayaan, memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi para pelanggan, serta menyediakan layanan yanglebihlengkap, bermanfaat dan terintegrasi dari tiap channel dan platform di dalam ekosistem,” ujar Kusumopada di Jakarta.

Sinergi ini juga diperkuat dengan fundamental bisnis yang kokoh dari berbagai aspek. Dari aspek model bisnis, Blibli fokus pada pendekatan Business-to-Consumer (B2C) dengan dukungandari brand partners berskala global maupun nasional dalam bentuk kemitraan strategis. Model bisnisini berimplikasi pada penjualan dan laba yang memiliki rasio lebih tinggi dibandingkan model bisnisConsumer-to-Consumer (C2C). Bermitra dengan para pemegang merek, Blibli memastikan keaslianproduk yang ada dalam platformnya demi menjaga kepuasan serta kepercayaan pelanggan.

Selain itu, Blibli disokong dengan infrastruktur logistik andal lewat jaringan pergudangan dan layananpengiriman yang dikelola secara mandiri, ditambah lebih dari 21 mitra logistik pihak ketiga. Dengankekuatan rantai pasok dari hulu ke hilir yang dimilikinya, Blibli memelopori pengiriman cepat sampai lewat fitur dua jam sampai (2 Hours-Delivery) yang telah tersedia di 34 kota di penjuru Nusantara.

Pada kesempatan yang sama, CEO Tiket.com George Hendrata mengatakan sebagai pionir OTA di Indonesia, Tiket.com mengukuhkan kepemimpinnya di segmen travel dan lifestyleyang membawa nilai tambah bagi ekosistem. “Travel dan lifestyle adalah bagian tak terpisahkandari masyarakat Indonesia. Lewat ekosistem terpadu ini, kami percaya dapat semakin memenuhi kebutuhan pelanggan saat mereka sibuk dengan kesehariannya,” ucap George.

Sebagai bagian dari ekosistem bisnis terbesar di Indonesia, Djarum, Blibli memiliki pondasi alur operasi yang kokoh mencakup bagaimana menjadi pemegang merek, produsen, distributor, termasuk jalur distribusi kepada pelanggan. Dengan latar belakang tersebut, Blibli dapat mengembangkan bisnisnyamelalui solusi omnichannel, mengintegrasikan layanan oflline dan online touchpoint lewat flagshipmonobrand (Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Vivo) dan multibrand store dengan fitur Blibli InStore, fitur Click & Collect, dan tukar tambah. Blibli juga turut mengembangkan layanan omnichannel di sektor UMKM melalui Blibli Mitra.

Dari sisi kepemimpinan perseroan, Kusumo mengatakan tim manajemen datang dari latar belakanglanskap pasar dalam negeri yang tangguh. “Dengan eksekutif yang solid, kami percaya dapat melampaui apa yang kami capai hari ini,” tuturnya. Lebih dari itu, Blibli mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung Blibli hingga saat ini. Mulai dari para penjual dan mitra bisnis di bidang teknologi, logistik, institusi keuangan, pemasaran, pemegang merek, dan pemasok, yang menjadi rekanan kami menjangkau setiap pelanggan. Termasuk para UMKM yang berani mengambil langkah berbeda dalam menggapai potensi baru, serta seluruh keluarga besar Blibli, Tiket.com, dan Ranch atas upaya tanpa lelah mendorong kemajuan perseroan.

Selain aspek fundamental yang mumpuni, langkah Blibli ptimistis dengan potensi pertumbuhanpasar di Indonesia. Menurut riset dari Frost & Sullivan dan Euromonitor, jumlah potensi pasar (Total Addressable Market/TAM) industri e-commerce Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan bertumbuh hingga US$436 miliar. Potensi tersebut menjadi prospek bagi ekosistem Blibli.

Kinerja keuangan Bilibli pada Semester I/2022 positif. Pendapatan bersih tercatat Rp6,7triliun, tumbuh 124% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah pendapatan neto pada periode tersebut telah mencapai 76% dari jumlah pendapatan neto tahun 2021. Laba bruto Semester I/2022 tercatat meningkat 148%dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tahun 2021, jumlah pelanggan institusi baik pemerintah maupun swasta juga meningkat dari 80.783 pelanggan menjadi 153.089 pelanggan.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved