Corporate Action

Amaris Targetkan Bangun 12 Hotel Baru

Amaris Targetkan Bangun 12 Hotel Baru

Amaris Hotel

Tidak sulit bagi Amaris untuk merangsek sebagai salah satu merek hotel budget ternama di Indonesia. Hotel yang membidik kelas menengah ke bawah ini berencana membangun 12 hotel baru, sehingga menggenapkan jumlah hotel yang dikelolanya menjadi 30 hotel.

Sejak tahun 2008, hotel ini terus mempercantik diri dan agresif melakukan ekspansi ke luar kota. Dari 18 hotel yang sudah dikelola, 8 di antaranya di Jakarta, sisanya tersebar di Pekanbaru, Bandung, Semarang, Bali,Ambon, Makasar dan lain-lain.

Guido Andriano, Corporate Director of Sales & Marketing PT Grahawita Santika (GS) mengungkapkan, pihaknya optimistis bisa membangun 12 hotel baru, seperti di Jakarta (2 hotel), Tangerang, Surabaya, Bali, Bekasi Barat, dan beberapa daerah di luar Pulau Jawa. Keyakinan tesebut didorong semakin tingginya aktivitas pelancong, baik yang melakukan perjalanan bisnis ataupun wisata. “Keberadaan hotel budget semakin lama semakin banyak dicari. Banyak orang yang memilih hotel budget bukan hanya karena alasan harga, tapi pertimbangan lainnya,” tuturnya.

Untuk bisa merelisasikan target tersebut, Amaris menggandeng investor yang tertarik membangun bisnis penginapan. Saat ini, 30% hotel yang dikelolanya berstatus milik sendiri, sisanya milik investor. “Return of investment membangun bisnis ini cukup cepat yakni 3-5 tahun. Itu artinya, balik modal dibisnis hotel budget ini sangat cepat dan menggiurkan,” Guido menambahkan.

Pembangunan satu hotel akan memakan waktu paling lama satu tahun. Biaya pembangunan satu hotel ditentukan dari banyaknya jumlah kamar atau dikalikan US$ 200-US$ 250 per kamar, diluar harga tanah. “Di sini kami jadi operatornya saja,” tandasnya singkat. Harga kamar di Amaris ditawarkan dengan kisaran Rp 350 – 470 ribu. Jumlah kamarnya mulai dari 74 – 250 kamar.

Tahun 2010, okupansi hotel ini hanya 60%, tahun 2011 naik menjadi 78%. Sedangkan tahun ini ia optimis bisa mencapai 82%. Setiap tahun, tingkat hunian masih fluktuatif. Memasuki bulan puasa hanya mencapai 45%-50%. Awal Januari hingga pertengahan Februari, okupansi akan anjlok karena terbentur libur anak sekolah dan belum banyaknya aktifitas bisnis. Namun setelah itu akan normal kembali. (Ario Fajar/EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved