Corporate Action

Atlas Tak Bagi Dividen

Atlas Tak Bagi Dividen

PT Atlas Resources Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sepakat tidak membagi dividen untuk tahun buku 2011. Semua laba bersih tahun lalu yakni sebesar Rp 26,9 miliar akan digunakan sebagai laba ditahan.

Perseroan sebenarnya mencatat kinerja keuangan yang baik dengan berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 102% dari Rp13,3 miliar di 2010 menjadi Rp26,9 miliar di 2011. “Pertumbuhan laba bersih itu sejalan dengan laba usaha yang meningkat 292% di 2010 sebesar Rp 26,4 miliar menjadi Rp 103,3 miliar di 2011,” ujar kata Presiden Direktur PT Atlas Resources Tbk, Andre Abdi saat RUPS di Jakarta, Jumat (15/6).

Pendapatan usaha Atlas juga meningkat 35% menjadi Rp 799 miliar di tahun 2011, dari posisi 2011 yang sebesar Rp 593 miliar. Asetnya tumbuh 326% menjadi Rp 2,3 triliun dari posisi 2010 yang sebesar Rp 540 miliar.

Perseroan juga melaporkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) PT Atlas Resources Tbk yang digelar pada November 2011, yang hasilnya telah digunakan untuk pengembangan Hub Muba, akusisi PT Karya Borneo Agung dan Bara Karya Agung, kompensasi Noble, dan modal kerja.

Hingga akhir tahun ini, Atlas menargetkan peningkatan produksi dua kali lipat dari perolehan produksi yang dicatat perseroan sepanjang 2011 yang mendekati angka 1,3 juta jon. “Target produksi hingga akhir tahun ini kami harapkan bisa dua kali lipat dari perolehan tahun lalu,” kata Direktur Keuangan Atlas Resources, Dono Boestami. Tahun 2011 total produksi Atlas mencapai 1,28 juta ton. Jika ditargetkan dua kali lipat maka produksi Atlas di tahun ini bisa mencapai 2,56 juta ton atau mendekati 2,6 juta ton.

Menurut Dono, dari target produksi tersebut, wilayah IUP yang telah beroperasi di Hub Muba yang berlokasi di Sumtera Selatan akan menjadi kontribusi terbesar, di samping empat Hub lainnya (Berau, Kubar, Oku, dan Papua).

Sejak produksi awal pada Desember 2011, target kapasitas produksi HUB Muba sekitar 2,75 juta ton per tahun. Muba sendiri mempunyai cadangan batubara sebesar 95 juta ton, sementara sumber dayanya sebesar 314 juta ton. “Sumber produksi Hub Muba terbesar. Tahun depan satu lokasi di Hub Muba sudah mulai beroperasi,” kata Dono.

Saat ini dari 17 konsesi yang ada, terekam total cadangan batubara mencapai 104 juta ton, dengan sumber daya mencapai 377,9 juta ton.

Direktur Komersial Atlas, Aulia Setiadi menambahkan, peningkatan produksi tentunya berdampak pada penjualan dan pendapatan perseroan. “Kami akan lihat dengan tren harga yang ada. Mungkin jelang akhir tau akan kelihatan pendapatan kita seperti apa,” ungkap Aulia.

Disebutkan dia, saat ini kisaran harga jual batubara Atlas sekitar 75,9 dolar AS per ton. “Tahun ini kurang lebih sama,” katanya. Dia menambahkan, terkait dengan kontrak penjualan ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), harga jual batubara akan ditetapkan sesuai dengan peraturan pemerintah. ‘Di atas Rp 500 ribu per ton, tergantung lokasi,” imbuhnya.

Menurut Aulia, strategi harga masih konsisten sebagaimana dengan undutri batubara pada umumnya. “Portofio kita cukup kuat, ada signing dengan PLN tentu memperkuat. Maka cashflow kita akan dimbangi,” katanya.

Perpanjang Masa Bookbulding

Sementara itu, Direktur Keuangan Dono Boestami menambahkan, terkait dengan penawan tiga seri obligasi perseroan yang telah dibuka masa penawan sejak 5 Juni lalu, perseroan memutuskan untuk memperpanjang masa penawaran (bookbulding) yang sedianya berakhir tanggal 18 Juni menjadi 20 Juni 2012.

Pertimbangannya adalah saat ini sangat banyak perusahaan yang menawarkan obligasi di pasar. “Jadi kita perpanjang masa bookbulding obligasi dari 18 Juni menjadi 20 Juni 2012,” kata Dono.

Dia juga mengoreksi informasi kisaran kupon obligasi tersebut. Sebelumnya pada pada saat public expose 5 Juni lalu diisebutkan kisaran kupon obligasi untuk Seri A dengan jangka waktu 3 tahun ditawari kupon dengan kisaran 8,75% – 9,5%. “Seharusnya obligasi Seri A (3 thn) memiliki indikasi kupon 8.25% – 9.50%. Sedangkan untuk seri yang lainnya sudah benar. Jadi ada kesalahan quotation,” jelasnya.

Adapun keseluruhan kisaran kupon yang ditawarkan adalah Seri A (3 tahun) : 8.25% – 9.50%, Seri B (5 tahun) : 9.25% – 10.50%, dan Seri C (7 tahun) : 9.75% – 10.75%. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved