Corporate Action Corporate Action

BTPN Syariah Resmi Meluncur di Tahun Ini

BTPN Syariah Resmi Meluncur di Tahun Ini

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) melakukan spin off terhadap Unit Usaha Syariah (UUS)nya menjadi Bank Umum Syariah (BUS) sendiri yaitu BTPN Syariah. Anak usahanya tersebut sudah mulai beroperasi sejak Senin (14/7). BTPN Syariah merupakan penggabungan dari UUS BTPN dengan PT Bank Sahabat Purba Danarta (BSPD), yang telah diakuisisi BTPN sejak awal 2014 lalu.

BTPN Syariah

“Setelah melalui proses perizinan spin off yang cukup lama di regulator (OJK), maka kami bisa mengumumkan bahwa BTPN Syariah sudah resmi beroperasi. Prosesnya luar biasa rumit dari akuisisi, konversi (dari konvensional ke syariah), dan kami memang berkonsultasi erat dengan regulator sehingga prosesnya bisa selesai sejak awal Juni lalu,” kata Anika Faisal, Direktur BTPN.

Diharapkan, BTPN Syariah dapat meneruskan model bisnis dan visi-misi yang selama ini diusung oleh UUS BTPN. “Kami berharap anak usaha ini bisa menjadi bank syariah yang terbaik di Indonesia (pada masa depan), lalu bisa memberdayakan segmen mass market juga. Kami meyakini bahwa pasar syariah sangat potensial di Indonesia. Persentase pertumbuhannya masih kecil, jadi masih punya ruang untuk tumbuh,” jelasnya.

Anika meyakini bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk BTPN melakukan spin off UUS-nya, sebab pertumbuhan bisnis dari UUS juga sudah cukup bagus. Sejak dirintis pada 2008, dan dikembangkan lebih lanjut untuk fokus melayani masyarakat pra-sejahtera produktif pada 2010. Per Maret 2014, UUS BTPN telah memiliki aset Rp2,2 triliun, tumbuh 122,5%, dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp986 miliar. Kemudian, nilai pembiayaan mencapai Rp1,62 triliun, tumbuh 160%, dari periode sama tahun 2013 yang sebesar Rp621 miliar. Jumlah nasabah pra-sejahtera produktif, meningkat 95,5%, dari sebelumnya yang sejumlah 532.725 nasabah.

“Selain karena pertumbuhan bisnis yang cukup baik, regulasi yakni UU Perbankan Syariah, sudah menyatakan di dalamnya bahwa memberikan ruang kepada spin off UUS. Jadi bisa dibilang spin off itu keniscayaan, walaupun sebenarnya diberi waktu sampai tahun 2023 atau asetnya harus mencapai Rp1 triliun dulu. Tapi kami merasa sudah menemukan partner yang cocok (BSPD), yang mana mereka sudah bergerak di segmen pra-sejahtera, sehingga tidak ada culture shock lagi (untuk penggabungan),” paparnya.

Sebagai induk, BTPN pastinya akan sangat mendukung operasional BTPN Syariah. Anika mengatakan bahwa BTPN sudah menyetor modal sebesar Rp600 miliar kepada BTPN Syariah. Sehingga yang awalnya modal sebesar Rp160 miliar, sekarang menjadi Rp760 miliar. “Tapi kami juga mau menambah modal tersebut, supaya sebelum akhir tahun nanti, BTPN Syariah bisa masuk BUKU 2 dengan modal minimum Rp1 triliun,” ucapnya.

Harry AS Sukadis, Direktur Utama BTPN Syariah, menerangkan bahwa misi banknya adalah ingin menjadi bank syariah terbaik untuk keuangan inklusif. Menurutnya, bank yang dipimpinnya ini unik, karena merupakan satu-satunya bank syariah di dunia yang melayani segmen keluarga pra-sejahtera produktif. Jadi bank ini akan berfokus melayani segmen tunas usaha rakyat, yang bertujuan memberdayaan jutaan keluarga pra-sejahtera tersebut agar dapat memperoleh kehidupan lebih baik, dengan empat perilaku kunci: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu.

“Kemudian, kami juga adalah satu-satunya bank syariah yang fokus kepada wanita, karena mayoritas nasabah kami adalah wanita. Kemudian, yang pertama juga yang memberikan kesempatan kerja kepada lulusan SMA untuk dapat mengembangkan karirnya di perbankan, serta merekrut pegawai wanita untuk seluruh cabang di daerah, jadi kami bisa menghasilkan banyak bankir di segmen pra-sejahtera produktif,” papar Harry.

BTPN Syariah saat ini telah memiliki lebih dari 8.250 karyawan. Kemudian, layanan kepada nasabah dilakukan melalui 13 kantor cabang, 44 Layanan Syariah Bank (LSB/office channeling), dan didukung oleh 1.224 tim Mobile Marketing Syariah. BTPN sendiri memegang 70% saham BTPN Syariah, sedangkan sisanya dipegang oleh PT Triputra Persada Rahmat (28,59%) dan Yayasan Purba Danarta (1,41%). (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved