Corporate Action

Dahlan Iskan : Praktek Korporasi BUMN Harus Benar

Dahlan Iskan : Praktek Korporasi BUMN Harus Benar

Dahlan Iskan/Wordpress.Com

Bukan sekali dua kali Dahlan Iskan melakukan aksinya di tengah keramaian. Pekan lalu, punggawa tertinggi di Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengamuk di ruas Tol Senayan karena kesemrawutan pelayanan. Dari sejumlah aksi dan idenya, pria kelahiran Magetan 17 Agustus 1951 ini diganjar banyak pujian sebagai pemimpin yang sukses meningkatkan kinerja organisasi yang diembannya. Apa rahasianya? Berikut wawancara Ario Fajar dan Denoan Rinaldi dari SWA di ruang kerja Dahlan di lantai 19, Gedung Kementrian BUMN, Jakarta.

Apa tujuan atau mimpi Anda dalam memimpin?

Saya tidak memiliki tujuan dalam memimpin sebuah organisasi. Yang terpenting adalah kerja, kerja, dan bekerja dengan sepenuh hati.

Tapi bukan kah sebagai seorang pemimpin harus terencana untuk mengarahkan organisasi yang dipimpin?

Itu sebuah ungkapan dan aksi yang lumrah. Semua pemimpin memang harus mengawal organisasinya berhasil sesuai dengan perencanaan. Saya adalah tipe orang yang menekankan pada kemajuan dan bukan tipe pemimpin yang yang memaksakan target-target tertentu. Tapi tetap ada standar hasil yang mesti ditetapkan. Intinya, hasil harus ada kemajuan dan cepat. Artinya tidak boleh mundur, tidak boleh diam ditempat. Untuk ini, saya tidak memberikan perlakukan yang sama ke setiap bawahan.

Ketika Anda didapuk sebagai pimpinan Kantor Kementrian BUMN, pastinya banyak hal yang harus dibenahi. Bisa disebutkan satu saja mimpi atau tujuan Anda terhadap institusi ini?

Organisasi ini banyak menuai kritik karena kerap kali digunakan sebagai alat dan kepentingan. Masuknya saya, tidak lebih untuk membenahi organisasi yang sangat vital ini.

Bagaimana caranya?

Oleh karena itu, saya ingin BUMN ini tidak seperti instansi. Tapi betul-betul seperti korporasi karena antara instansi dan korporasi betul-betul berbeda. Misalnya, korporasi itu mementingkan kecepatan, memerlukan fleksibilitas, juga memperhitungkan kesempatan tumbuh. Sesuatu yang birokratik itu sifatnya anti-speed. Sementara, kita mementingkan kecepatan. Maka kecepatan harus menjadi pertimbangan. Saya berkeinginan BUMN menjalankan praktek korporasi secara benar.

Anda ingin mentransformasi BUMN dari instansi menjadi korporasi, bagaimana melihat peluang bisnis agar tujuan itu bisa dicapai?

Cara yang paling mudah adalah menjalankan rutinitas dan memberikan contoh dengan benar. Saya menjalankan rapat pimpinan mingguan secara ketat, tiap Selasa pukul 07.00. Saya minta siapa saja yang butuh keputusan hari itu, kita putuskan. Jadi setiap Selasa setidaknya ada 10 keputusan. Jadi keputusan bisa diambil dengan sangat cepat. Misalnya ada masalah-masalah di korporasi, bisa diputuskan secara cepat.

Bagaimana Anda mengatasi perbedaan pendapat dengan pihak-pihak yang tidak sejalan dengan langkah Anda?

Saya bisa menerima segala perbedaan pendapat. Saya mengakui bahwa orang itu berhak berpendapat. Kuncinya adalah kesediaan menyadari bahwa kebenaran itu tidak satu. Kalau perbedaan pendapat berasal dari bawahan, maka akan saya tantang. Namun kalau perbedaan itu datang dari samping-samping saya, saya akan dengarkan saja. Kalau itu atasan saya, saya akan coba renungkan.

Sosok pemimpin yang seperti apa yang diibutuhkan untuk memimpin organisasi ini?

Seorang Chief Executive Officer (CEO) baik pemerintahan ataupun swasta harus memiliki sifat “Empan Papan”. Yakni pemimpin yang baik logikanya dan berbuat proporsional. Jika dianalogikan, pemimpin bukan seperti bapak yang baik, yang cenderung memanjakan anaknya, tetapi pemimpin yang tegas, yang mampu memutuskan kebijakan yang tepat untuk organisasi.

Berkaitan dengan inovasi, bagaimana Anda bisa menghasilkan inovasi-inovasi itu di antara rutinitas dalam bekerja? Bagaimana proses melahirkan gagasan-gagasan atau terobosan itu?

Gagasan-gagasan acapkali datang dari diri sendiri. Kadang ketika mandi saya sering mendapat ide segar untuk diterapkan diorganisasi. Misalnya, bagaimana cara mengontrol BUMN dan menjalankan sebuah program kerja. (Ario Fajar, Denoan Rinaldi, EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved