Corporate Action

DBS Targetkan Penyaluran Kredit UKM Rp 12 Triliun

 DBS Targetkan Penyaluran Kredit UKM Rp 12 Triliun

DBS Indonesia menyadari perkembangan yang menjanjikan dari bisnis Small Medium Enterprise (SME) di Tanah Air dengan menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 12 triliun di sektor SME pada 2012. Dengan menjadikan sektor SME sebagai salah satu pilar bisnis utamanya, bank asal Singapura itu berharap dapat mengontribusikan 50 persen dari total kredit bank ke bisnis SME dalam lima tahun mendatang.

DBS/Financeroll.co.id

“SME adalah salah satu pilar ekonomi Indonesia. Sektor ini tetap stabil di tengah kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak. Ini adalah alasan kuat bagi institusi keuangan untuk mengurangi dampak krisis dan harus memosisikan diri secara tepat untuk mendukung SME agar menjadi lebih bankable,” ujar Head of Small Medium Enterprise Banking DBS Indonesia Jayanta Kumar Roy.

Terkait industri, sektor yang paling banyak mendapatkan penyaluran dana dari bisnis SME DBS adalah pertambangan, pertanian, manufaktur, dan infrastruktur. Di masa yang akan datang, DBS akan terus memperkuat sektor-sektor tersebut, yang mencerminkan komitmen DBS Group dalam mengakomodasi transaksi global SME di seluruh kawasan Asia.

“Kami yakin dengan ekspansi ini, banyak sektor yang memiliki potensi untuk berkembang di bawah bisnis SME. Meski begitu, kami juga melihat sejumlah keterbatasan SME yang membuatnya menjadi sulit dalam mengakses institusi keuangan,” ujar Jayanta.

Di IIBC, DBS menjelaskan mengenai tiga hambatan utama bisnis SME dalam mengakses institusi keuangan. Yang pertama, SME dinilai oleh investor dan kreditor sebagai sektor yang memiliki risiko gagal bayar tinggi karena keterbatasan aset dan modal yang rendah. Kedua, informasi yang tidak komprehensif mengenai laporan keuangan SME mengakibatkan kreditor dan investor kesulitan melihat tingkat kelayakan kredit dalam proposal SME yang potensial. Ketiga adalah tingginya biaya administrasi atau biaya transaksi yang membuat penyaluran dana atau investasi ke SME menjadi bisnis yang tidak banyak menguntungkan.

Meskipun demikian, DBS juga menggarisbawahi mengenai sejumlah strategi yang dapat dilakukan bank untuk memosisikan dirinya dengan tepat demi mendukung bisnis SME agar lebih layak di mata bank. Salah satunya adalah bank harus meminimalkan informasi yang tidak berimbang dengan menggunakan credit scoring system serta memanfaatkan informasi dari pihak eksternal sehingga dapat mengukur tingkat kelayakan kredit. Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengurangi biaya pinjaman dengan menggunakan teknologi-teknologi informasi terbaru, menciptakan produk-produk bank yang dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan SME, mengadakan pelatihan kepada staf bank untuk melayani pelanggan SME, serta bekerja sama dengan organisasi SME tertentu dan sejumlah usahawan untuk mengurangi risikio gagal bayar dan penghematan biaya-biaya.

“Nilai-nilai utama DBS terletak pada kemampuannya menyajikan produk dan layanan yang sangat memahami kebutuhan Asia. Sebagai bank yang berkembang bersama Asia, kami memanfaatkan dengan baik pemahaman mengenai kawasan ini, budaya lokal dan keahlian kami dalam melayani dan membangun hubungan baik dengan nasabah,” ujarnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved