Corporate Action

Ditengah Pandemi Corona, Premi Asuransi Tumbuh Dua Digit

Ilustrasi asuransi (Foto: Istimewa)
Ilustrasi asuransi (Foto: Istimewa)

Sejumlah perusahaan asuransi mencatatkan capaian positif pendapatan premi di kuartal 1 tahun ini. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan adalah semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi di tengah wabah. “Kuartal pertama sampai April ini kami masih melihat kinerja yang baik dan momentum positif,” ujar Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch, Rabu 22 April 2020.

Jens berujar salah satu produk yang banyak diminati adalah produk asuransi jiwa syariah PRUCinta. Hingga saat ini, Prudential telah menerima 95 laporan klaim nasabah yang terkena Covid-19, dimana 17 di antaranya merupakan klaim nasabah yang meninggal. “Kami menyadari pertumbuhan premi juga diiiringi dengan peningkatan klaim, sehingga pembayaran klaim turut menjadi prioritas perusahaan, bagaimana bisa secepat dan semudah mungkin,” kata Jens.

Chief Executive PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia, Edy Tuhirman mengatakan kinerja pertumbuhan premi di awal tahun positif, meski terdapat keterbatasan dari sisi pemasaran dan penjualan produk akibat kebijakan physical distancing. “Pertumbuhan premi kami sebesar 10,4 persen, ini salah satunya dipengaruhi oleh tumbuhnya kesadaran masyarakat akan asuransi dalam menghadapi risiko di masa depan, salah satunya seperti Covid-19 ini,” ujarnya.

Perusahaan asuransi lain yang juga mengalami kenaikan premi di tengah wabah adalah PT Asuransi Jasa Indonesia. Total premi di kuartal pertama 2020 adalah Rp 902 miliar, meningkat Rp 119 miliar atau 15,2 persen dari periode yang sama tahun lalu. “Peningkatan pendapatan premi ini banyak ditopang oleh penjualan premi harta benda, premi kredit, dan premi kesehatan,” ujar Direktur Utama Asuransi Jasindo, Didit Mehta Pariadi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Dalimunthe, mengatakan selama pandemi Corona, perusahaan dituntut untuk beradaptasi dengan cepat, khususnya untuk mengoptimalkan pemasaran dan penjualan premi. “Saat ini diperlukan cara yang lebih menarik perhatian konsumen, dimana produk asuransi harus sesuai dengan kebutuhan konsumen, bukan lagi produk-produk standar,” katanya.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual berujar tren peningkatan premi asuransi di tengah krisis memang normal terjadi. Pola konsumsi masyarakat berubah seiring dengan perkembangan wabah yang masih diliputi ketidakpastian kapan akan berakhir. “Masyarakat menahan belanja,tapi kebutuhan untuk berjaga-jaga dari risiko tetap jadi prioritas,” ujarnya.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved