Management Corporate Action Strategy Corporate Action

Ekspansi Grup Trakindo Memproduksi Selai

Ekspansi Grup Trakindo Memproduksi Selai

PT Tiara Marga Trakindo (TMT) atau dikenal Grup Trakindo menyiapakan pabrik selai untuk membidik pasar selai domestik dan ekspor. Grup Trakindo melalui anak perusahaanya PT Mahadana Dasha Utama (MahaDasha) bersama Sonton Holdings, Jepang mendirikan perusahaan patungan (joint venture) bernama PT Sonton Food Indonesia (SFI). Kedua perusahaan ini memiliki pabrik selai di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat .

Sonto9nm

Ini adalah pengalaman baru bagi Grup Trakindo menggeluti manufaktur makanan bread fillings (selai). Lantaran demikian, Grup Trakindo melalui MahaDasha menggandeng produsen selai asal Jepang yaitu Sonton Holdings yang berpengalaman lebih dari 70 tahun. Grup Trakindo didirikan oleh Achmad Hadiat Kismet Hamami. Sedangkan, MahaDasha berdiri pada 2010.

MahaDasha membawahi beberapa anak perusahaan yang usahanya mencakup solusi alat tranportasi terpadu untuk industri-industri pilihan (distributor truk heavy-duty), sewa guna keuangan untuk segmen alat berat, solusi terpadu ban, solusi teknologi informasi terintegrasi, serta properti. Seiring dengan perkembangannya, MahaDasha terus berupaya untuk memanfaatkan peluang bisnis baru dengan merambah ke bisnis ritel konsumen dan hospitality agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan Grup TMT di masa mendatang. PT Mega Mahadana Hadiya, misalnya, adalah anak perusahaan MahaDasha yang didirikan pada 2013 untuk mengoperasikan waralaba Carl’s Jr. Selanjutnya, Mahadya akan mengelola pasar swalayan, kedai kopi dan toko roti. Dengan dukungan jaringan luas dari grup perusahaan induk, Mahadya akan menjadi pemain ritel.

Nobofumi Ohuchi, Presiden Direktur PT Sonton Food Indonesia (tengah), didampingi manajemen lainnya, diantaranya Edy Joe, Manajer Penjualan dan Pemasaran (kanan).

Nobofumi Ohuchi, Presiden Direktur PT Sonton Food Indonesia (tengah), didampingi manajemen lainnya, diantaranya Edy Jeo, Manajer Penjualan dan Pemasaran (kanan).

Adapun, pabrik SFI merupakan pabrik Sonton yang pertama di luar Jepang. Lahannya seluas 30.136 meter persegi.Sedangkan, Sonton Holdings memiliki empat pabrik di Jepang.Adapun, pabrik SFI yang dibangun sejak Oktober 2014 lalu kini sudah selesai pengerjaanya. Nobofumi Ohuchi, Presiden Direktur SFI, mengatakan Sonton Holdings menjadi pemegang saham terbesar di SFI. “Saham Sonton Holdings sebanyak 51% dan MahaDasha 49%,” kata Ohuchi. Pabriknya akan menyerap tenaga kerja sebanyak 100 orang. Saat ini, pabrik SFI sudah mempekerjakan 50 orang. Pegawai asal Jepang hanya sebanyak 2 orang dari jumlah total pegawai saat ini.

Edy Jeo, Manajer Penjualan dan Pemasaran SFI, menambahkan, pihaknya akan mengoperasikan pabrik SFI pada semester I tahun 2016. Saat ini, kata Edy, SFI sudah melakukan pendekatan ke sejumlah perusahaan makanan. Pemasaran selai SFI ke pasaran melalui skema business to business (BtoB). Kemudian setelah itu akan menggarap pasar ekspor. “Kami sudah start mendekati buyer di Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina,” jelas Edy di Pabrik SFI, Cikarang, Jawa Barat.

Ohuchi menimpali target pasar awal kami bussine to business (B2B). “Namun ke depannya kami berencana memperluas pasar ekspor dan consumer market,” kata Ohuchi. Tidak hanya itu, khusus untuk produk selai, SFI mengklaim menggunakan kandungan buah miniman sebanyak 25% dari total bahan produksinya. Nantinya, pabrik ini akan memproduksi berbagai jenis selai seperti jam, spread, dan custard cream yang akan dipasok ke produsen es krim, biskuit, roti dan confectionary lainnya. “Kapasitas produksi kami sebesar 7 ribu ton per tahunnya, kami sudah melakukan pendekatan ke perusahaan makanan,” tandas Edy.

Presiden Direktur PT Sonton Food Indonesia, Nobofumi Ohuchi. (Foto-Foto : Vicky Rachman/SWA

Presiden Direktur PT Sonton Food Indonesia, Nobofumi Ohuchi. (Foto-Foto : Vicky Rachman/SWA).

Ia mengatakan industri selai (fillings) nasional di tahun lalu mencapai 15 ribu ton. Karena itu, dia berharap selai SFI akan diserap oleh pasar. “Ada beberapa pemain selai di Indonesia, saya tidak bisa menyebutkannya tapi Anda bisa melihat produknya di supermarket,” ungkapnya. SFI sudah menyiapkan jaringan distribusi yang tersebar hingga Indonesia bagian Timur. “Di kawasan Timur Indonesia sudah ada tiga distributor,” ungkap Edy.

Lebih lanjut, Edy memaparkan bahwa produknya memiliki kelebihan dibandingkan produk sejenis. Selai SFI diklaimnya tidak meleleh saat dipanggang dalam suhu tinggi. Ohuchi menjelaskan pihaknya menyiapkan selasi yang dikemas ukuran 1 kilogram dan 5 kilogram untuk pasar B2B. “Setelahnya, kami juga berencana membuat produk berukuran kecil untuk konsumen ritel,” ucap Ohuchi. Hal ini diamini oleh Edy. Menurutnya, perilaku konsumen cenderung mengonsumsi roti yang dilapisi selai sebagai santapan pagi menggantikan makanan tradisional, seperti nasi uduk. Ia melihat gejala itu di kalangan kelas menengah sehingga optimistis selai SFI diminati oleh konsumen.

Untuk merebut hati konsumen, SFI sedang mencari resep selai yang sesuai selera Indonesia. “Rasa selai di Jepang lebih condong flat, kalau konsumen Indonesia senang selai yang manis-manis,” beber Edy. Bahan baku selai SFI sebagian besar dari dalam negeri, contohnya buah-buahan lokal. Contohnya pisang dan strawberi. Kandungan buahnya di selai ditetapkan sebanyak 25%. Sonton juga akan selalu memakai bahan baku dari produk lokal. Marshal Boseke, Direktur Penjualan dan Pemasaran SFI sekaligus Corporate Operations Director MahaDasha mengatakan pihaknya belum bisa menginformasikan lebih lanjut rencana mengakuisi perkebunan buah-buahan untuk menjamin pasokan bahan baku ke SFI. “Opsi itu bisa saja kami pertimbangkan,” singkat Marshal.

pabrik sonton

Uji Coba

Saat ini, pabrik SFI sedang melakukan tahap uji coba produksi (trial production) sebelum meliris produknya ke pasar nasional.Tujuan trial production pabrik SFI untuk memastikan kualitas dan higienitas produknya. SFI memiliki tiga lini produksi yakni jam filling, spread filling, dan custard cream. Mesin-mesinnya diimpor dari Jepang. Divisi Riset dan Pengembangan (Research and Development/R&D) sedang bekerja keras untuk memastikan kualitas, cita rasa dan higienitas selai Sonton di Indonesia. “Kami berupaya mencari cita rasa yang sesuai konsumen Indonesia dan juga menjaga higienitas produk,” tandas Edy. SFI mendatang pakar pembuatan selai dari Sonton Jepang untuk mentransfer ketrampilan dan pengetahuannya ke tenaga lokal.

Lini produksi pabrik PT Sonton Food Indonesia )Foto : Dok SFI).

Lini produksi pabrik PT Sonton Food Indonesia (Foto : Dok SFI).

Pabrik SFI dilengkapi fasilitas produksi dan keamanan sesuai standar pabrik manufaktur makanan. Pengunjung yang ingin masuk ke pabrik ini harus mengikuti standar dan prosedur SFI. Misalnya saat memasuki lobi, pengunjung harus melewati dua pintu otomatis yang mengatur sirlukasi udara agar debu dari udara luar tidak masuk ke ruangan lobi.

Pintu pertama akan terbuka begitu pengunjung memasuki lobi. Setelah itu, pengunjung harus mendekati pintu kedua. Nah, pintu yang kedua ini tidak akan terbuka kalau pintu pertama belum tertutup. Lalu, pintu kedua yang menuju ruanga lobi akan terbuka setelah pintu pertama itu tertutp. Pengunjung pun bisa memasuki lobi pabrik. Pada tahap ini, pengunjung diwajibkan melepas alas kakinya untuk diganti dengan alas kaki yang disediakan manajemen SFI.

Standar serupa dilakukan manajemen saat SWAOnline memasuki tiga ruang produksi SFI. Setiap karyawan harus mengganti pakaiannya dengan pakaian khusus serta masker. Alas kaki pun diganti dengan alas kaki khusus. Pintu masuk ruang produksi didesain sedemikan rupa agar aliran udara luar tidak masuk ke ruangan. Tekanan udaranya dibuat lebih tinggi untuk mengatur suhu ruangan dan sirkulasi udara. Walhasil, debu atau bakteri dijamin tidak masuk ke ruangan produksi. Disamping itu, tim SFI juga rutin mengecek kandungan mikroba di selai. Itu bertujuan untuk menjaga kesehatan produk-produknya di masa mendatang. “Lini produksi kami ada yang otomotasi dan semi otomatis. Higienitasnya dijaga dengan teknologi pasteurisasi dan sistem yang dirancang untuk menjaga kualitas kebersihannya,” pungkas Edy. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved