Corporate Action

MPPA Divestasi Bisnis Non Inti Senilai Rp 3,2 Triliun

MPPA Divestasi Bisnis Non Inti Senilai Rp 3,2 Triliun

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan melakukan divestasi aset/bisnis non-inti senilai Rp 3,2 triliun dan rencana penggunaan dana atas surplus likuiditas sejumlah Rp 6,1 triliun. Rencana divestasi aset tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS) di Jakarta.

Paska perampingan, bisnis inti Hypermart/Food Division akan menjadi aset dan kegiatan bisnis utama yang menjadi fokus Perseroan. Divestasi tersebut merupakan langkah strategis dan komitmen untuk lebih fokus dan intens dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis inti ritel Hypermart/Food Division yang merupakan kontibutor utama, 95% pendapatan perseroan saat ini.

Langkah tersebut meyakinkan perseroan untuk meraih peluang pertumbuhan pesat pasar ritel di Indonesia serta semakin memantapkan laju perkembangan bisnis inti MPPA kedepan. Langkah strategis tersebut merupakan implementasi dari rekomendasi hasil kajian strategis Merrill Lynch kepada perseroan dalam beberapa waktu silam.

Penjualan divestasi aset/bisnis non-inti kepada induk usaha MLPL merupakan pilihan strategis yang diambil Perseroan dengan melihat kepentingan strategis investasi MLPL di MPPA yang akan tetap dijaga kesinambungan kontribusi sinergi aset/bisnis non-inti tersebut terhadap bisnis inti MPPA.

Hasil penjualan divestasi aset/bisnis non-inti tersebut akan meningkatkan saldo Kas & Setara Kas menjadi sekitar Rp 6,1 triliun. Perseroan akan mengalami kelebihan likuiditas dana dan kapitalisasi modal ( over-capitalisation) sehingga Perseroan akan mengoptimalisasi rencana penggunaan dana untuk pelunasan total hutang bank Rp 2,4 triliun (jika diperlukan) dan menyisihkan sebagian besar dana Rp 3,4 triliun untuk distribusi ke pemegang saham melalui pembagian dividen Rp 1 triliun dan pengurangan modal ( capital reduction ) Rp 2,4 triliun,dengan menurunkan nilai nominal saham perseroan dari Rp 500 per saham menjadi Rp 50 per saham. Dengan demikian, setiap 1 lembar saham akan memperoleh imbang hasil Rp 636.

Keseluruhan transaksi tersebut diatas merupakan satu kesatuan rangkaian transaksi yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya yang pelaksanaannya akan mengikuti jadwal dan ketentuan yang telah disetujui dalam RUPSLB dan peraturan perundangan dan ketentuan umum yang berlaku termasuk didapatkannya persetujuan penurunan modal dari instansi berwenang terkait.

“Kami gembira atas dukungan pemegang saham untuk langkah strategis yang akan dilakukan perseroan untuk divestasi aset/bisnis non-inti dan untuk lebih fokus pada bisnis inti Hypermart ke depan. Melalui transaksi ini, kami juga berbesar hati bahwa Perseroan memiliki kapasitas finansial yang solid, mampu melunasi seluruh hutang Perseroan jika diperlukan dan bahkan memberi imbang hasil nilai investasi pemegang saham sebesar Rp 636 per saham. Struktur permodalan yang ramping dan efisien akan langsung berdampak positif terhadap performa dan rasio finansial perseroan,” kata Benjamin.

MPPA merupakan peritel modern terkemuka di Indonesia yang memiliki jaringan toko terluas sebanyak 71 hypermarket, 23 supermarket, 70 outlet apotik, lebih dari 100 pusat hiburan keluarga dan 23+ toko buku internasional serta aliansi strategis pengoperasian 109 department store di lebih dari 52 kota di seluruh Indonesia.

Hypermart adalah anak perusahaan dari MPP yang berdiri pada tahun 2004 yang terus berkembang pesat dan meningkatkan skala bisnis hypermarket di Indonesia, memanfaatkan bisnis FMCG yang besar. Grup bisnis hypermarket hingga kini telah memiliki 71 outlet secara nasional dengan total pendapatan setara US$ 1, 2 miliar dengan proyeksi pertumbuhan 30% di tahun 2012.

Hypermart menargetkan untuk membuka setidaknya 17 toko pada tahun 2012 serta total 80 toko baru dalam 5 tahun kedepan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved