Corporate Action Corporate Action

Pabrik Baru Merck Sedot Investasi 25 Juta Euro

Pabrik Baru Merck Sedot Investasi 25 Juta Euro

PT Merck Tbk berencana akan menambah kapasitas produksi pabrik dari 700 juta unit (campuran tablet, kapsul dan sirup) menjadi 2 miliar unit pada tahun 2018 nanti. Saat ini produsen obat asal Jerman itu tengah melaksanakan pengembangan kapasitas pabrik yang dibagi ke dalam empat tahap yang dimulai pada 2014 lalu dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2018.

Direktur Pabrik Merck Indonesia, Arryo Aritrixso Wachjuwidajat, menjelaskan, tahap pertama yang sudah berlangsung tahun 2014 lalu itu adalah tahap pembangunan infrastruktur. Kemudian tahap kedua tahun 2015 adalah tahap pengadaan mesin-mesin. Lalu, tahap ketiga mulai tahun 2016 sampai 2017 persiapan produksi persediaan padat dan 2018 adalah persiapan akhir untuk sediaan cair.

Total investasi yang dikucurkan untuk ekspansi kapasitas produksi tersebut adalah 20 – 25 juta Euro. Sekitar 60% dari investasi tersebut akan dialokasikan untuk pengadaan mesin-mesin baru. “Tahun ini kami akan keluarkan 4,5 juta Euro khusus untuk pengadaan mesin hampir sama jumlahnya dengan yang kami keluarkan untuk pembangunan infrastruktur tahun 2015 lalu. Nantinya tahun 2017 juga akan ada pengadaan mesin tahap kedua” jelas Arryo.

Kantor dan sekligus pabrik Pt Merck Tbk

Kantor dan sekligus pabrik Pt Merck Tbk

Arryo mengaku pendanaan pengembangan kapasitas produksi dan pembangunan pabrik baru tersebut seluruhnya dari internal perusahaan, “ Jadi ini seratus persen internal funding, kami belum ada rencana mencari dana dari pasar modal karena kami juga baru stock split,” ujarnya.

Penambahan kapasitas produksi ini sebenarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari beberapa pasar ekspor baru yang akan mulai dilayani Merck Indonesia akhir tahun 2016 ini.

Jika sebelumnya pabrik Merck yang berlokasi di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur itu hanya mampu memproduksi untuk kebutuhan Indonesia dan Asia Tenggara, maka nantinya dari 700 juta unit obat saat ini kapasitas pabrik akan dinaikkan menjadi 2 miliar unit pada 2018 nanti, guna memenuhi pasar ekspor yang baru di Timur Tengah, Yunani, Afrika Selatan, dan Panama di Kepulauan Karibia. “Saat ini sekitar 70 % produksi adalah untuk pasar lokal, nanti mulai tahun depan komposisinya akan setara antara pasar lokal dan ekspor,” jelas Arryo.

Hingga saat ini Merck Indonesia mayoritas mengekspor obat bebas dan suplemen makanan, sedangkan obat ethical (obat dengan resep dokter) masih sedikit. Sementara itu, untuk impor, Merck Indonesia mengaku mengimpor bahan baku, produk setengah jadi dan produk jadi. Khusus untuk produk setengah jadi dan produk jadi, yang dimpor adalah produk yang teknologinya belum tersedia di Indonesia atau berteknologi tinggi sehingga sulit diadopsi ke dalam negeri.

Pabrik Merck Indonesia sendiri sudah mengantongi sertifikat GMP dari masing-masing negara tujuan ekspor serta sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari BPOM Indonesia. Sertifikasi tersebut bisa diperoleh karena pabrik Merck mampu memenuhi seluruh standarisasi operasi dan produksi obat yang diberlakukan secara ketat dalam industri farmasi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved