Corporate Action

Penetrasi Industri Kebugaran di Indonesa Hanya 1%

Penetrasi Industri Kebugaran di Indonesa Hanya 1%

Gold's Gym Indonesia

Meski berpenduduk besar, tapi penetrasi industri kebugaran (fitness) di Indonsia masih sangat rendah. Francis Wanandi, Chief Executive Officer (CEO) PT Fitness and Health Indonesia (FHI), pemegang lisensi Gold’s Gym memaparkan, penetrasi di industri ini hanya 1% dari total penduduk Tanah Air yang berjumlah 280 juta jiwa.

Angka tersebut jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 8%. Namun pria berkulit putih ini optimistis, peluang pertumbuhan akan meningkat pesat beberapa tahun ke depan. “Di kota-kota besar, tempat fitness sudah banyak ditemukan, baik berdiri sendiri, menyatu dengan perkantoran atau pun mall. Hal itu membuktikan bahwa industri ini sedang agresif-agresifnya,” katanya.

Dia mencatat, saat ini sudah ada 600 pelaku usaha kebugaran yang mayoritas berada di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Yogyakarta, dan Bali. Omset yang dihasilkan dari bisnis ini pun dinilainya cukup menarik dan jauh di atas rata-rata.

Gold’s Gym Indonesia sendiri sudah berdiri sejak tahun 2007. Setiap tahun kinerja bisnisnya menunjukkan statistik yang menanjak. Hal itu disebabkan karena masih sedikitnya pemain di bisnis kebugaran dan mulai menggeliatnya minat masyarakat untuk hidup sehat. Gold’s Gym sudah dibuka di sebelas lokasi, tujuh diantaranya di Jakarta.

Agar tetap berkembang, Francis melancarkan empat strategi bisnis. Pertama, memperhatikan potensi dan tren bisnis serta animo masyarakat (kota/daerah) terhadap bisnis yang sedang atau akan dijalankan. Kedua, memperhatikan kondisi infrastruktur atau wadah yang memungkinkan untuk berkembang.

Ketiga, memanfaatkan jaringan. “Misalnya, jaringan dengan pemilik lokasi-lokasi mal sehingga mereka lebih kenal kita dibanding kompetitor. Jaringan kepada selebriti-selebriti, mereka jadi lebih mau berlatih. Jaringan dengan lembaga keuangan, seperti bank untuk kepentingan promosi. Juga jaringan dengan sesama pemain retailer agar kita bisa belajar dari mereka. Jaringan menjadi hal yang paling penting di antara jenis modal lainnya,” jelasnya. (Ario Fajar/EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved