Corporate Action

Tingkatkan Likuiditas Saham, SI Stock Split 1:20

Tingkatkan Likuiditas Saham, SI Stock Split 1:20

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Samudera Indonesia Tbk (SI) pada (24/05/2017) memutuskan perusahaan melakukan stock split dengan perbandingan 1:20. Pemecahan saham ini menjadikan saham yang ditempatkan dan disetor semula berjumlah 163.756.000 lembar saham menjadi 3.275.120.000 lembar. Jumlah seluruh saham 600 juta menjadi 12 juta lembar saham. Harga saham pun yang semula Rp 500 menjadi Rp 25 per lembar saham. Pencatatan saham tambahan dan penyampaian dokumen ke Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada Juli 2017 sedangkan perdagangan saham dengan nominal baru pada Agustus 2017.

“Kami berharap dengan langkah strategis yang kami putuskan hari ini, bisa makin menggairahkan Bursa Efek Indonesia, karena saham akan lebih mudah diperdagangkan. Pasar saham kita jadi makin hidup. selama ini saham Samudera Indonesia cenderung stagnan kondisinya. Dengan stock split ini akan memudahkan investor baru untuk membeli karena lebih terjangkau,” papar Masli Mulia, Direktur Utama SI selepas RUPST di Soehanna Hall, Energi Building Jalan Jenderal Sudirman Jakarta.

Rapat juga memutuskan perusahaan membagikan deviden Rp 500 per lembar saham sehingga total nilai dividen yang dibagikan sebesar Rp 81,878 miliar. Dividen tunai itu dibayarkan dengan pay out rasio 50 persen atas laba bersih 2016 sebesar US$ 12.267.485. Pada kesempatan yang sama Masli juga menyampaikan penunjukan Kuntoro Mangkusubroto sebagai Komisaris, menggantikan Wisnoentoro Martokoesoemo yang meninggal pada 27 Maret lalu. “Saya yakin dengan reputasi Kuntoro yang dikenal bersih, akan mendorong SI menjadi perusahaan yang lebih baik lagi,” ujar Masli.

Ekspansi ke India

Bani M. Mulia, Direktur Pengelola SI, memaparkan, pengembangan perusahaan yang telah dilakukan sepanjang 2016. Pengembangan bisnis perusahaan dituturkannya tetap berfokus pada lima lini bisnis SI yang telah ada yaitu shipping, terminal, logistik, agency dan properti. “Tahun 2016 kami mendirikan perusahaan joint venture PT Samudera Asahi Shipping yang merupakan investasi pelayaran domestik di Indonesia dengan total investasi US$ 17 juta ,” jelas Bani. Pada aksi ini, SI menggandeng Osaka Asahi Kaiun Co Ltd dan PT Jasindo Duta Segara. Porsi saham pada perusahaan bersama ini Asahi 48 persen, Jasindo 4 persen lalu sisanya SI.

Pengembangan di bisnis shipping lainnya, dalam waktu tidak terlalu jauh setelah dibentuknya perusahaan bersama Asahi, SI juga membangun perusahaan bersama AST Inc dari Jepang juga yaitu PT Samudera Amanah Tanker (SAT) yang mengambil potensi distribusi gas di Indonesia. Di SAT ini nilai investasinya US$ 11 juta dengan porsi saham 51 persen SI.

Melihat potensi bisnis transportasi laut di India, pada 2016 SI mendirikan perusahaan di sana yaitu Samudera Bharat Feeder Pvt Ltd yang melayani sepanjang pesisir India dengan nilai US$ 3 juta dengan satu kapal penumpang. Pada perusahaan joint venture di negeri Taj Mahal itu, SI memiliki saham sebesar 51 persen, sisanya partner dari India yaitu United Liner Shipping Services LLP.

Mengapa memilih India untuk ekspansi bisnis tahun lalu? Menurut Bani sebenarnya SI sudah masuk ke India sudah sejak tahun 2000. “Awalnya anak usaha di sana, tapi mainnya internasional, lalu kami melihat peluang pasar domestik. India bukanlah negara kepulauan, namun pesisirnya memiliki potensi, karena jumlah penduduk di wilayah ini sama dengan jumlah penduduk Indonesia 250 juta jiwa. Makanya kami mengambil kesempatan di bagian east coast ini,” tuturnya.

Perusahaan yang didirikan oleh Soedarpo Sastrosatomo ini juga menggandeng perusahaan di Thailand untuk menggarap pasar di sana dengan investasi US4 2 juta. Selain itu ekspansi di Asia Tenggara lain, perusahaan menggarap pasar logistik bersama mitra strategis seperti di Singapura melalui anak usaha Silkargo Logistics Pte. Ltd untuk menggarap pasar logistik di sana. Juga memasuki bisnis pergudangan di Malaysia dengan mendirikan Seahawk Tangguh Sdn Bhd dengan menggandeng mitra Seahawk Global Land Sdn Bhd.

Untuk bisnis terminal, di bawah PT Samudera Terminal Indonesia (STI) sebagai induk (sub-holding) mengelola dari lima terminal yang posisinya di Tanjung Priok dan Palaran, Kaltim. Bani juga menyambaikan bahwa perusahaan mendapatkan surat ijin usaha perusahaan keagenan kapal (SIUPKK) per 16 Maret 2016 maka itu didirikan PT Samudera Agencies Indonesia (SAI).

Sedangkan untuk bisnis properti, perusahaan masih fokus pengelolaan aset internal saja. “Kami melakukan peningkatan utilisasi aset dengan melakukan langkah pemugaran Gedung Samudera Indonesia di Kota Tua Semarang dan next juga ada rencana renovasi gedung kami yang di Tanjung Priok,” ujarnya.

Menurut Bani, fokus pengembangan bisnis ke depan masih di lima lini bisnis SI tersebut, perhatiannya sama di masing-masing lini. Namun ia mengakui saat ini porsi bisnis di pelayaran masih yang terbesar, dengan semakin berkembangnya bisnis terminal, ke depan lini ini akan terus dikuatkan. Tahun ini SI targetnya akan menambah 1-2 terminal lagi.

Untuk kapal, tahun ini pihaknya akan melakukan peremajaan pada beberapa kapal baik itu dengan membangun kapal baru atau membeli kapal yang lebih muda. SI kini memiliki sekitar 70an kapal. “Kapal kami seluruhnya ter-utilisasi maksimal, karena setiap pembelian kapal selalu menyesuaikan pekerjaan, rute atau ada kontraknya. Jadi tidak ada kapal yang idle,” tegas Bani. Pengembangan bisnis tahun ini, SI sedang menyiapkan perusahaan baru dibidang jasa konsultasi pengembangan pelabuhan.

Ridwan Hamid, Direktur Independen SI, untuk mendukung pengembangan bisnis tahun ini. Perusahaan telah menyiapkan Capex senilai US$ 100 juta, sekitar US$ 50 juta untuk terminal, US$ 30 juta untuk pengembangan bisnis logistik terutama pembangunan depo, lalu US$ 19-20 juta untuk lini properti. “Aset kami secara total terjadi peningkatan US$ 579,4 juta . Untuk bisnis, shipping memang cukup menantang kondisinya tahun ini. Pada kuartal satu net income perusahaan tercatat US$ 2 juta, pada April tahun ini sudah naik menjadi US$ 4 juta,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved