Corporate Action Corporate Action

Toyota Investasi Rp70 Miliar Bangun Sekolah Otomotif di Karawang

Toyota Investasi Rp70 Miliar Bangun Sekolah Otomotif di Karawang

Sebagai bagian dari komitmen Toyota Indonesia mengembangkan SDM beberapa hari yang lalu, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengumumkan rencananya mendirikan Toyota Indonesia Academy (TIA) di Karawang. Yaitu sebuah akademi manufaktur otomotif yang diklaim sebagai sekolah manufaktur otomotif perdana di Indonesia.

Tmmiin

Menurut Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur TMMIN, dana yang digelontorkan untuk pembangunan TIA sebesar Rp 70 miliar itu nantinya akan dikelola di bawah Yayasan Toyota Indonesia (YTI) yang berdiri akhir Maret 2015.

“TIA direncanakan setara dengan pendidikan tingkat Diploma 1 (D1) bagi para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ingin mendalami keahlian di bidang manufaktur otomotif,” kata Warih.

Warih menjelaskan, SDM apalagi generasi muda yang menguasai teknologi merupakan nilai inti untuk meningkatkan daya saing industri otomotif secara global. Hal inilah yang mendasari kami mendirikan TIA untuk mendukung upaya pengurus negara Indonesia dalam membangun SDM manufaktur berketerampilan tinggi.

TIA direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2016. Pembangunan proyek dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembangunan gedung yang diresmikan pada 27 Oktober 2015, sedangkan tahap kedua yaitu pengembangan TIA, direncanakan akan selesai di tahun 2017.

Untuk kurikulumnya sendiri, direncanakan akan mengombinasikan kurikulum dasar, keahlian teknis dan budaya atau karakter industri. Dengan menitikberatkan pada keseimbangan antara teori dan praktikum, kurikulum yang diterapkan juga akan menggabungkan kekuatan dan keahlian dari institusi pendidikan lokal, Toyota Indonesia, dan Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang. Para pengajar TIA merupakan tenaga profesional yang telah mendapat pelatihan di Jepang dan mendapat sertifikasi pengajar dari institusi terkait.

Sementara itu Direktur Administrasi TMMIN, Bob Azam menjelaskan dalam pengembangannya, TIA menargetkan akan menyerap 100-150 peserta didik setiap tahun. Sehingga dalam 10 tahun mendatang diharapkan dapat mencetak paling sedikit 1.000 tenaga ahli di bidang manufaktur otomotif yang siap terjun ke dunia industri.

Namun, pada fase awal TIA mengundang 32 siswa dan siswi yang akan belajar di gedung TIA dan tinggal di asrama yang disiapkan khusus. Para siswa-siswi tidak akan dipungut biaya dengan harapan bahwa dengan mengeliminasi pertimbangan latar belakang ekonomi, TIA dapat menarik siswa-siswi terbaik untuk mengembangkan keahlian manufaktur otomotif mereka.

TIA juga terbuka sebagai fasilitas yang dapat digunakan oleh para guru dan pengajar Balai Latihan Kerja untuk mempelajari dan mendalami perkembangan teknologi manufaktur yang ada saat ini.

“Kami berharap langkah kecil ini bisa memberi sumbangsih bagi program besar pendidikan link & match di Indonesia sehingga mampu menjembatani kesenjangan keahlian lulusan sekolah kejuruan teknik dengan perkembangan industri,” kata Bob Azam. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved