Corporate Action

2018, Wika Realty Targetkan Marketing Sales Rp4,5 Triliun

Direktur Utama PT Wika Realty, Agung Salladin. (Ketiga dari kiri)

Pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil serta tingkat suku bunga KPR dan KPA yang rendah mampu mendorong permintaan akan properti. Kondisi tersebut membuat PT Wika Realty, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., optimis menghadapi tahun 2018.

Tahun 2017 lalu, Wika Realty berhasil meraih marketing sales sebesar Rp2,5 triliun yang diraih dari penjualan unit apartemen dan landed house, serta dari bisnis properti investasi yang dimiliki Wika Realty. Di tahun 2018, Wika Realty menargetkan dapat meraih marketing sales sebesar Rp 4,5 triliun, naik sebesar 175% dari pencapaian tahun sebelumnya.

Menurut Agung Salladin, Direktur Utama PT Wika Realty, secara umum prospek tahun 2018 tidak jauh berbeda dengan tahun 2017. Bahkan Wika Realty melihat ada peluang-peluang untuk daerah tertentu yang serapan marketnya tinggi.

Untuk dapat meraih target yang ditetapkan di tahun 2018, Wika Realty akan menjalankan berbagai strategi usaha. Menurut Agung, Wika Realty berencana melakukan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun 2018 sebesar Rp 5 Triliun dengan sumber dana berasal dari penambahan modal, Initial Public Offering (IPO), dan Medium Term Notes (MTN). “Dana capex tersebut akan digunakan untuk investasi tanah, pengembangan dan konstruksi kawasan, dan akuisisi perusahaan,” kata Agung.

Saat ini rencana go public Wika Realty masih dalam proses. “Kami menjadwalkan IPO tersebut akan dilakukan pada Semester I tahun 2018 dengan target dana yang terserap antara Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun,” tegas Agung.

Selain itu, Wika Property saat ini Wika Realty sedang mengembangkan proyek-proyek baru seperti pertama, Tamansari Hive Residence di DI Panjaitan, Cawang Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada semester I 2018. Luas tanah 5.000 m2 dengan nilai investasi Rp 430 miliar. Kedua, proyek Permata Hijau, Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 4.700 m2 dengan nilai investasi Rp 510 miliar.

Kemudian ada proyek Kelapa Gading, Jakarta dengan luas tanah 1,9 hektar dengan nilai investasi Rp 1,4 triliun, proyek Lahan Depok seluas 8.200 m2 dengan nilai investasi Rp 850 miliar, dan proyek Keputih, Surabaya dengan luas tanah 9.700 m2 dengan nilai investasi Rp1,2 triliun, yang semuanya akan dipasarkan pada semester II 2018.

Sementara itu, untuk proyek rumah tapak (landed house) ada empat proyek. Pertama, proyek Palembang yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018, dengan luas tanah 20 hektar dan investasinya Rp 670 miliar. Kedua, proyek Parangloe Makassar yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018, yang luas tanahnya 55 hektar dengan nilai investasi Rp 2,1 triliun. Ketiga, proyek Lahan Bintaro, Tangerang dengan luas tanah 7.3 hektar (investasi Rp 4,5 triliun), dan keempat, proyek Soreang, Jawa Barat seluas 14 hektar dengan nilai investasi Rp760 miliar, yang keduanya akan dipasarkan pada semester II 2018.

Sementara recurring ada tiga proyek. Pertama, proyek Laswi, Bandung dengan luas tanah 21 hektar yang nilai investasinya Rp 1,8 triliun. Kedua, proyek di Central Business Sudirman, Jakarta seluas 16.000 m2 dengan nilai investasi Rp 12,5 triliun. Ketiga, proyek Integrated Building Soekarno-Hatta Airport, Jakarta dengan luas tanah 17.000 m2 dan nilai investasi Rp 470 miliar.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved