Capital Market & Investment Corporate Action zkumparan

3 Bank Syariah BUMN Merger, Karyawan Dipastikan Tidak Ada yang PHK

Tiga bank Himpunan Bank Negara (Himbara) yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, telah melakukan penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) terkait dengan rencana penggabungan bank umum syariah bersama tiga bank syariah milik Himbara, PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.

Penandatangan CMA ini dilakukan pada Senin (12/10/2020) malam, yang dilanjutkan dengan penyampaian keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa (13/10) pagi. Penandatanganan ini menjadi langkah awal dimulainya proses merger untuk menjadi satu Bank Syariah Nasional terbesar di Indonesia.

“Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, harapannya kita Indonesia memiliki bank syariah yang besar serta memiliki daya saing tidak hanya di domestik, tapi juga di kancah internasional,” ujar Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Hery Gunardi sekaligus Ketua Tim Project Management Office (PMO) dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (13/10/2020).

Hasil penggabungan bank ini kata dia, memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar. “Kalau selesai legal merger di Q1 2021 maka akan memiliki total aset Rp 220-225 triliun. Tentunya ini akan menempati nomor 7-8 perbankan top 10 perbankan di Indonesia jadi bagus dan besar,” jelasnya.

Hery mengungkapkan, bank hasil gabungan ini juga akan memiliki modal cukup untuk meningkatkan kapasitas sehingga bisa meng-generate bisnis secara kuat. Selain itu, underwrite bisnis akan lebih baik dan lebih besar, serta bisa masuk ke global market di middle east dan untuk sukuk global.

“Harapannya total aset bank syariah yang bergabung ini bisa mencapai Rp390 triliun. Kemudian target pembiayaan bisa mencapai Rp 272 triliun, dan pendanaan sekitar Rp 335 triliun. Ini rencana dan tentunya dengan pertumbuhan yang konservatif,” tutur Hery.

Adapun dalam merger ini, Bank BRISyariah ditetapkan menjadi bank survivor atau entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) dari merger tiga bank syariah BUMN.

“Kami sebagai satu-satunya bank umum syariah yang tercatat di bursa, siap menerima amanah ini dan siap bergandengan tangan dengan saudara-saudara kami yakni Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah untuk bekerja sama, bergotong royong, untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia,” kata Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk, Ngatari.

Ketiga bank syariah juga memastikan bahwa seluruh bank tidak akan melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dalam penggabungan ini. Selama proses persiapan merger tidak ada perubahan operasional dari ketiga bank syariah sehingga pelayanan kepada nasabah tetap optimal.

“Last but not least yang paling penting bahwa dalam proses merger ini tidak ada pengurangan karyawan. Semua akan diangkut ke bank yang baru menjadi satu keluarga besar untuk bersama-sama membangun bank syariah yang besar, kuat secara modal maupun aset, untuk membawa nama harum Indonesia ke kancah internasional dan tentunyamembangun kekuatan baru keuangan syariah di domestik,” kata Hery.

Adapun setelah penandatanganan CMA ini masih terdapat sejumlah proses dan tahapan sebelum merger berlaku efektif. Termasuk di antaranya memperoleh persetujuan dari regulator dan pemegang saham melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham, serta proses perumusan hal-hal spesifik lainnya yang terkait dengan integrasi ketiga bank tersebut dalam Rencana Merger.

“Kita ini masih di pintu, masih awal dan proses berikutnya masih panjang. Kira-kira di minggu ketiga Oktober ini akan ada announcement merger, rencana merger aka kita sampaikan dan mengurus perizinan di OJK pasar modal maupun perbankan. Diharapkan Februari 2021 itu terjadi legal merger, disitu sebetulnya penggabungan itu terjadi,” terang dia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved