Corporate Action

Ambisi MUFG Bank Jakarta Mengepakkan Sayap Bisnis di Indonesia

Ambisi MUFG Bank Jakarta Mengepakkan Sayap Bisnis di Indonesia
Daisuke Ejima, Executive Officer & Country Head of Indonesia MUFG Bank. Ltd

Daisuke Ejima, Executive Officer & Country Head of Indonesia MUFG Bank. Ltd., Kantor Cabang Jakarta (MUFG Bank Jakarta), mengungkapkan kekagumannya menyaksikan perubahan Jakarta. Saat menginjakkan kaki di Jakarta pada Januari 2018, Ejima menyaksikan pembangunan infrastruktur, pedestrian, dan transportasi publik di Ibukota yang lebih baik dibandingkan tatkala ia pertama kali mengunjungi kota metropolitan ini di tahun 2010.

Di kawasan perkantoran Sudirman, misalnya, konektivitas transportasi publik dilengkapi pedestrian dan halte berdesain kontemporer, serta pepohonan yang rindang. “Saya sering berjalan kaki dari SCBD ke kantor, dan dari kantor saya di Sudirman menuju tempat tinggal saya di kawasan SCBD. Terkadang saya bepergian juga menggunakan kereta MRT (Moda Raya Terpadu). Saya menikmatinya,” kata Ejima.

Nah, berbicara pembangunan infrastruktur, Ejima mendapat mandat dari pemegang saham MUFG Bank untuk memperkuat bisnis di segmen kredit korporasi, salah satunya penyaluran kredit infrastruktur. Ejima yang ditunjuk sebagai pemimpin MUFG Bank Jakarta pada Januari 2018 dipercaya pula menjalin business matching dan kolaborasi bisnis di antara entitas bisnis yang terafiliasi dengan MUFG Bank di Indonesia.

MUFG Bank Jakarta merupakan anak perusahaan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG Bank) yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Ejima mengatakan, MUFG Bank Jakarta menggarap segmen kredit korporasi. Bank ini dikenal sebagai perbankan yang menggelontorkan kredit infrastruktur, baik yang dikerjakan oleh pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, maupun perusahaan multinasional di Indonesia. “Portofolio nasabah kami sekitar 50% adalah perusahaan Jepang di Indonesia, dan 50% lagi adalah nasabah dari BUMN maupun perusahaan multinasional,” Ejima menuturkan.

Kredit infrastrtuktur merupakan salah satu penggerak bisnis MUFG Bank. Potensi bisnis pembiayaan infrastruktur di Indonesia sangat prospektif, seperti pembiayaan pembangunan jalan tol. Baru-baru ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengungkapkan, kebutuhan dana pembangunan jalan tol sepanjang 2.500 km di tahun 2020-2024 sebanyak Rp 250 triliun-375 triliun. Menurut Ejima, MUFG Bank Jakarta berkomitmen mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.

“Total kredit korporasi yang kami salurkan per September tahun ini senilai Rp 118 triliun yang diakumulasikan dalam 5-6 tahun terakhir ini,” katanya. Sekitar 50% dari nilai total kredit itu dikontribusikan oleh Ejima yang dibukukan sejak ia ditugaskan di Jakarta dalam 18 bulan. “Tetapi, hasil ini kerjasama tim, bukan hanya pencapaian individual,” katanya menegaskan. Pria yang hobi bermain hoki es di Mal Taman Anggrek, Jakarta, ini berupaya melanjutkan keberhasilan pendahulunya untuk membesarkan bisnis MUFG Bank Jakarta.

Portofolio kredit korporasi yang diperoleh Ejima, antara lain, memimpin kredit sindikasi untuk PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero), atau Inalum, untuk mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia; kredit sindikasi kepada PT Pertamina EP Cepu (PEPC), anak perusahaan PT Pertamina (Persero), senilai US$ 1,85 miliar atau setara Rp 25,7 triliun untuk proyek gas Jambaran-Tiung Biru di Agustus tahun ini; dan kredit pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa I di Karawang, Jawa Barat. Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power, perusahaan patungan PT Pertamina Power Indonesia (anak perusahaan Pertamina) dengan Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.

Prinsipal MUFG Bank Jepang turut membiayai proyek infrastruktur di Indonesia, di antaranya kereta ringan Palembang, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, dan kereta ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi. Ejima menyatakan, pihaknya berencana melakukan kolaborasi bisnis dengan anak usaha MUFG Jepang yang beroperasi di Indonesia. “Kami berencana melakukan sinergi bisnis antara nasabah MUFG Bank dengan Bank Danamon. Sebagai contoh, MUFG Bank yang nasabahnya adalah korporat bisa memperoleh pembiayaan mobil ke Adira Finance, anak usaha Bank Danamon,” tutur eksekutif yang pernah berkarier di MUFG Bank Singapura (2015-2017) dan MUFG Bank New York, Amerika Serikat ini.

MUFG Group, melalui anak usahanya, Acom Co. Ltd. Japan dan The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd., adalah pemilik mayoritas saham Bank Danamon (94%) dan Bank Nusantara Parahyangan (99,9%). Kedua bank ini dilebur (merger) untuk memenuhi peraturan kepemilikan tunggal atau single presence policy di Indonesia yang mengharuskan kedua bank tersebut digabung. Aksi korporasi ini untuk menggembangkan segmen perbankan ritel serta memperdalam pembiayaan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia.

Selain Indonesia, prinsipal MUFG Jepang juga mengakuisisi bank di Asia Tenggara, yaitu Bank of Ayudhya (Krungsri) sebagai bank yang masuk dalam lima besar di Thailand, Security Bank (bank nomor lima di Filipina), dan VietinBank (bank nomor 2 di Vietnam). “Pasar di negara ini sangat menjanjikan, dan kami memperdalam market di Indonesia dengan mengakuisisi Bank Danamon. Kami mencoba menyinergikan bisnis keempat bank yang menggarap segmen perbankan ritel dan korporasi di empat negara itu untuk memperluas sinergi dan kolaborasi bisnis di Asia Tenggara,” Ejima menegaskan.

Langkah MUFG mengakuisisi Danamon menjadi strategi untuk menciptakan rantai bisnis bernilai tambah bagi nasabah korporasi dan mitra bisnis pendukungnya. Menurut Ejima, Bank Danamon merupakan bank nomor lima terbesar di Indonesia dari segi profitabiltas dan nomor 11 atau 12 dari segi aset. “Sedangkan MUFG Bank Jakarta adalah kantor cabang asing terbesar di Indonesia, dari segi aset kami adalah bank nomor 8 di Indonesia dan nomor 5 dari segi profit,” tutur pria yang memulai karier di perbankan sejak 1990 di The Mitsubishi Bank Ltd. ini.

Aset MUFG Bank Jakarta pada 2018 senilai Rp 166,16 triliun. Penyaluran kredit MUFG Bank Jakarta di tahun 2018 senilai Rp 110,50 triliun, naik 21,40% dari Rp 91,02 triliun (2017). MUFG Bank Jakarta memperoleh laba bersih Rp 3,53 triliun di tahun 2018. Angka itu tumbuh 34,28% dibandingkan tahun 2017 senilai Rp 2,62 triliun. Pertumbuhan laba MUFG Bank Jakarta terutama ditopang oleh penyaluran kredit di segmen korporasi. Sementara, sepanjang 2018 MUFG Bank Jakarta berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 110,51 triliun, tumbuh 21,40% dibandingkan 2017 senilai Rp 91,02 triliun.

Kinerja keuangan yang kinclong tersebut berlanjut pada semester I/2019. Bank yang beroperasi di Indonesia sejak 1968 ini mencatatkan laba bersih pada semester I/2019 sebesar Rp 2,86 triliun, melonjak 54,6% dari Rp 1,85 triliun di periode yang sama tahun lalu. Sementara, asetnya tercatat senilai Rp 171,30 triliun. MUFG Bank Jakarta memiliki satu kantor cabang di Jakarta, satu kantor cabang pembantu di Surabaya, dan sekitar sembilan titik layanan lainnya. Bank ini berpeluang besar mengembangkan bisnis perbankan korporat maupun ritel seiring dengan upaya menyempurnakan kolaborasi bisnis dengan Bank Danamon.

“Tugas saya di Indonesia adalah melayani nasabah korporat dan mendukung kolaborasi bisnis antara nasabah kami dan Bank Danamon,” kata Ejima yang meraih gelar MBA dari Ross School of Business, University of Michigan, AS ini. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved