CSR Corner Corporate Action

CSR ADM Menitikberatkan Empat Pilar

CSR ADM Menitikberatkan Empat Pilar

Dalam bisnis tidak bisa hanya mementingkan bisnis, harus ada unsur sosialnya. Terlebih tingkat sosial ekonomi masyarakat di Indonesia cukup jauh perbedaannya antara yang kaya dan miskin. Dan Indonesia masih masuk dalam negara berkembang. Itulah mengapa gerakan sosial (corporate social responsibility atau CSR) yang dilakukan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menyentuh empat sisi yang masih lemah di negeri ini, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan Hidup, dan tentu saja Ekonomi (kesejahteraan masyarakat).

perpusmaratua

ADM percaya salah satu langkah menurunkan tingkat kemiskinan adalah dengan meningkatkan pendidikan masyarakat. Di sinilah CSR ADM masuk melalui pilar yang pertama yaitu Pintar Bersama Daihatsu. Di dalam pilar ini ADM melakukan berbagai gerakan peningkatan kapasitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya bersama SMK-SMK yang mau memakai kurikulum Daihatsu.

“Kami melihat kurikulum SMK dari Diknas yang menjadi acuan belum siap pakai, cenderung teoritis sehingga lulusannya tidak bisa langsung digunakan industri,” ujar Amelia Tjandra, Direktur Marketing Daihatsu. Dengan merancang kurikulum Daihatsu yang ditawarkan untuk bisa digunakan SMK-SMK, dijamin lulusannya bisa langsung dipakai oleh industri.

Pihaknya membuat kurikulum yang menggabungkan antara teori dengan praktik. Maka itu SMK yang menggunakan kurikulum Daihatsu lulusannya bisa langsung menjadi Mekanik 1. Sedang lulusan lain harus menjalani training dahulu minimum 1 tahun untuk mencapai posisi tersebut. Kurikulum itu diajarkan sejak kelas 1 hingga kelas 3 SMK. Posisi Mekanik 1 itu menurut Amel—sapaan akrabnya—mereka bisa melakukan checking kendaraan hingga 20 ribu. Saat ini ADM sudah bekerja sama dengan 80an SMK sejak mulai pada 2005.

“Kami menawarkan ke beberapa SMK, tidak memaksa, itu kalau mereka mau,” imbuhnya. Kurikulum Daihatsu ini dulu hasil link and match yang dilakukan mantan Menteri Pendidikan Wardiman Djojonegoro. Waktu itu menurut Amel, menteri melihat apa yang dilakukan Daihatsu dengan kurikulumnya sesuai dengan yang ingin ditargetkan diknas pada SMK. Hasilnya, SMK-SMK yang bekerja sama dengan Daihatsu untuk kurikulumnya, muridnya meningkat berkali-kali lipat, bahkan harus menolak murid.

“Kami sangat menjaga kualitas, tiap tahun kami lakukan grade SMK-SMK itu, semacam evaluasi,” tuturnya. Meski demikian, bukan berarti lulusan SMK yang kurikulumnya menggunakan Kurikulum Daihatsu harus masuk ADM setelah lulus, mereka bisa masuk ke pabrik manapun bahkan ke competitor.

Gerakan lain dari Pintar Bersama Daihatsu adalah dengan mengajak anak-anak suka membaca. Membaca seperti jendela dunia. Membukakan mata mereka pada apa-apa diluar kehidupan mereka sehingga makin menambah wawasan dan pengetahuan. Salah satu upaya ADM ini seperti yang dilakukan kemarin (21/09) di SDN 3 Maratua dengan membangun perpustakaan yang sudah lama tidak aktif di SDN tersebut karena kekuargan buku. ADM memberikan banyak buku, termasuk buku seri Daihatsu, selain buku-buku cerita dan buku pengetahuan.

Muhdiar, Kepala Seksi Pendidikan SDN 3 Maratua, sangat mengapresiasi apa yang dilakukan ADM ini. Ia berharap dengan bantuan ini, anak-anak di sekolahnya bisa makin terbuka pengetahuannya. “Saya berharap langkah ini bisa diikuti perusahaan lain, sehingga anak-anak di Maratua bisa sejajar dengan anak-anak di luarr sana, minimal pengetahuan mereka tentang dunia wisata dan kelautan,” ujarnya.

Menurut Muhdiar selama ini belum ada yang melakukan hal ini sebelumnya sejak ia bertugas di Maratua. Ia berharap buku-buku bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh anak-anak dan tidak menumpuk di perpustakaan.

Rokky Irvayandi, Executive Coordinator Domestic Marketing Division ADM menjelaskan buku-buku seri Daihatsu merupakan upaya baru mereka mengenalkan tentang otomotif ke anak-anak. Buku seri dibuat berdasarkan varian Daihatsu. “Kami memberikan buku-buku tersebut ke PAUD-PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan SDN-SDN yang lokasinya berada di sekitar wilayah pabrik dan cabang-cabang kami,” imbuhnya.

ADM juga memperhatikan kesehatan masyarakat. Bahwa untuk pintar, orang harus sehat. Maka itu ada pilar kedua untuk CSR ADM yaitu Sehat Bersama Daihatsu. “Di daerah masyarakat kurang konsern di kesehatan, maka itu kami konsentrasi ke puskesmas-puskemas di pedesaan. Konsep kami bukan memberi ikan, tapi pancing, jadi bukan sekadar memberi uang,” tuturnya. Selain itu ada gerakan donor darah juga.

penyu

Pilar kedua ini saling menguatkan dengan pilar ketiga yaitu Sejahtera Bersama Daihatsu. Jadi UKM yang dibina ADM melakukan link and match dengan Puskesmas di sekitarnya, saling menguntungkan. Pilar keempat adalah Hijau Bersama Daihatsu. Di CSR ini ADM konsern pada apapun yang mendukung pelestarian alam. Seperti yang dilakukan di Pulau Sangalaki, salah satu pulau terluar Indonesia di Kalimantan, ADM bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kaltim membuat tempat konservasi dan edukasi Penyu guna menjaga kelestarian hewan ini. Ini merupakan bagian dari Gerakan Save The Turtle sejak 2008.

Amel tidak mau bicara berapa budget yang dikeluarkan ADM untuk gerakan CSR mereka. “Ada banyak hal yang tidak bisa dinilai dengan uang. TIdak ada keuntungan dari upaya-upaya ini, kami ingin membangun bangsa bersama, besar bersama,” dia menegaskan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved