Capital Market & Investment Corporate Action zkumparan

Diva Targetkan Gaet 19 Ribu UKM Akhir 2018 Pasca IPO

(Tengah) Martin Suharlie (Komisaris Utama Diva), Raymond Loho (Direktur Utama Diva), dan I Gede Nyoman Yetna (Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia) saat seremoni IPO Diva

PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (Diva) baru saja mencatatkan saham perdananya (listing) di Bursa Efek Indonesia (27/11/2018). Diva memiliki total saham sebesar 714 juta saham, 500 juta milik pendiri dan 214 juta ditawarkan ke publik saat initial public offering (IPO) dengan harga Rp 2.950 per saham. Diva merupakan perusahaan ke-52 yang IPO tahun 2018.

Per Mei 2018, total aset Diva tercatat sebesar Rp 230 miliar dengan total ekuitas Rp 65 miliar. Sementara itu, pendapatan bersihnya sebesar Rp432 miliar dengan laba bersih tahun berjalan Rp 3 miliar.

Raymond Loho, Direktur Utama Diva, menjelaskan, pihaknya akan menggunakan 55% dari hasil penawaran umum untuk modal kerja, 40% untuk operasional dan teknologi informasi, serta 5% sisanya akan diarahkan ke investasi dalam sumber daya manusia.

Ia menambahkan, “Untuk ekspansi bisnis, Diva akan menggarap pasar dalam negeri. Kemarin, kami sudah ada acara Mifi dan akan menggarap sektor travel. Kami akan buka perwakilan beberapa negara, khususnya di ASEAN. Rencana ke depan kami adalah mengembangkan platform, karena titik berat kami ada pada teknologi informasi, lalu akan mengembangkan canvasing, mengembangkan SMI-SMI kami.”

Diva merupakan perusahaan platform digital yang berfokus pada telekomunikasi, finansia dan pariwisata. Sebagai konverter dan akselerator bisnis digital, Diva bertujuan untuk memodernisasi 56,6 juta pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Menurut Stanley Tjandra, Direktur Diva, saat ini pihaknya telah membangun ekosistem dengan 17 ribu UKM di dalamnya, ditargetkan pada sampai akhir tahun jumlahnya akan meningkat sampai 19 ribu UKM.

“Pada platform kami, ada dua produk yang dikedepankan. Pertama, Diva Intelligent Instant Messaging, bentuknya chatbot dan sangat low entry barrier untuk pada UMKM. Modalnya cukup smartphone, install app messaging, lalu mereka bisa join menjadi agent Diva. Kedua, Diva Smart Outlet yang bentuknya device yang merupakan gabungan point of sales dan payment system. Di situ para UMKM dan SMI bisa meningkatkan bisnisnya sehingga bisa menerima transaksi non-tunai,” ujar Stanley.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved