Financial Report

Analis : Laba Bersih ASII Melampaui Konsensus

Analis : Laba Bersih ASII Melampaui Konsensus

Laba bersih PT Astra International Tbk (ASII) pada kuartal I/2017 senilai Rp 5,08 triliun. Angka itu melejit 63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 3,12 triliun.“Laba bersih ASII di kuartal I/2017 yang tumbuh sebesar 63% itu melebihi 28% dan 26% dari perkiraan konsensus kami,” tulis riset PT Mandiri Sekuritas, di Jakarta Kamis (20/4/2017). Pertumbuhan laba bersih ini memberi sentimen positif terhadap harga saham ASII. Pada penutupan perdagangan bursa efek di Kamis ini, harga saham Astra menjadi Rp 8.575, naik 2,39% dibandingkan perdagangan Selasa di level Rp 8.375/saham. “Sebagian besar bisnis Grup Astra memiliki kinerja yang baik pada kuartal pertama tahun 2017,” ujar Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII di keterangan tertulisnya.

Laba bersih per saham ASII turut terdongkrak 63% dari Rp 77 per saham menjadi 126 per saham. Untuk pendapatan bersih, Astra meraih pendapatan senilai Rp 48,78 triliun, melesat 16% dari kuartal I/2016 sebesar Rp 41,88 triliun. Untuk Pendapatan bersih, Astra mencatat pertumbuhan sebesar 16% menjadi Rp 48,8 triliun, seiring dengan peningkatan kontribusi pendapatan dari sebagian besar segmen bisnisnya.”

Adapun, laba bersih per saham ASII turut terdongkrak 63% dari Rp 77 per saham menjadi 126 per saham. Untuk pendapatan bersih, Astra meraih pendapatan senilai Rp 48,78 triliun, melesat 16% dari kuartal I/2016 sebesar Rp 41,88 triliun. Untuk Pendapatan bersih, Astra mencatat pertumbuhan sebesar 16% menjadi Rp 48,8 triliun, seiring dengan peningkatan kontribusi pendapatan dari sebagian besar segmen bisnisnya.

Adapun, kontribusi terbesar laba bersih ASII di kuartal pertama tahun ini berasal dari divisi otomtif, jasa keuangan, alat-alat berat dan pertambangan. Divisi alat-alat berat dan pertambangan memberikan kontribusi pertumbuhan laba bersih tertinggi, yaitu meroket 104%, atau menjadi Rp 902 miliar dari Rp 442 miliar. Pertumbuhan laba bersih terbesar kedua disumbangkan oleh divisi agribisnis sebesar 92% yaitu dari Rp 333 miliar menjadi Rp 638 miliar. Peningkatan kinerja agribisnis ini terjadi seiring meningkatnya harga dan produksi CPO. “Pemulihan harga batu bara yang signifikan menguntungkan volume penjualan alat berat dan pertambangan,” imbuh Prijono.

Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 801 miliar, atau naik dari dari Rp 418 miliar pada kuartal I tahun lalu. Peningkatan ini disebabkan pertumbuhan pendapatan dari harga kelapa sawit yang lebih tinggi serta peningkatan produksi dan penjualan kelapa sawit. Harga rata-rata minyak kelapa sawit (CPO) mengalami peningkatan sebesar 36% menjadi Rp 8.953/kg. Penjualan kelapa sawit dan produk turunannya meningkat sebesar 1% menjadi 410 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bisnis jasa keuangan turut memberikan kontribusi. Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup Astra meningkat 75% menjadi Rp 1,1 triliun, sebagai hasil peningkatan kontribusi dari sebagian besar bisnis jasa keuangan, termasuk PT Bank Permata Tbk yang memperoleh laba bersih Rp 453 miliar dari sebelumnya rugi Rp 376 miliar di kuartal-I 2016. Sektor bisnis pembiayaan konsumen Grup Astra menunjukkan kenaikan total pembiayaan sebesar 17% menjadi Rp 18,7 triliun, termasuk melalui joint bank financing without recourse.

Laba bersih divisi otomotif meningkat 45% menjadi Rp 2,3 triliun lantaran perseroan berhasil menjual mobil model-model baru yang diluncurkan pada 2016. Penjualan mobil Astra pun meningkat sebesar 27% menjadi 161.000 unit serta menguasai pangsa pasar 57% dari sebelumnya 48%. Sedangkan, penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) turun sebesar 2% menjadi 1,1 juta unit. Akan tetapi, pangsa pasar AHM meningkat dari 72% menjadi 77%, yang didukung oleh peluncuran empat model baru dan enam model revamped selama periode ini.

PT Astra Otoparts Tbk, emiten bisnis komponen otomotif, mencetak laba bersih Rp 148 miliar, naik sebesar 83% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini didukung oleh peningkatan pendapatan dari bisnis pasar pabrikan otomotif (OEM/ original equipment manufacturer) dan bisnis aftermarket serta peningkatan kontribusi dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi.

Laba bersih divisi properti sebesar Rp 42 miliar, lebih tinggi 223% dibandingkan dengan Rp 13 miliar pada kuartal I/2016. Sedangkan di divisi infrastruktur dan logistik, laba bersihnya turun 3% menjadi Rp 67 miliar, sebagian besar disebabkan oleh kerugian awal dari dimulainya ruas jalan tol Cikopo-Palimanan serta pendapatan yang lebih rendah dari bisnis penyedia air bersih.

Laba bersih divisi teknologi informasi juga turun sebesar 23% menjadi Rp 26 miliar. PT Astra Graphia Tbk, yang sahamnya dimiliki oleh Perseroan sebanyak 76,9%, telah melaporkan penurunan laba bersih menjadi Rp 33 miliar, turun 23%. “Ke depan, Grup Astra berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan, didukung oleh harga komoditas yang lebih tinggi, walaupun bisnis otomotif diperkirakan menghadapi persaingan harga yang lebih kompetitif,” tutur Prijono. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved