Financial Report

Astra Bukukan Laba Bersih Rp 14,7 Triliun

Oleh Admin
Astra Bukukan Laba Bersih Rp 14,7 Triliun

Per akhir September 2012, PT Astra International Tbk berhasil mencetak laba bersih Rp 14,7 triliun. Laba tersebut tumbuh 9 persen dari triwulan III tahun lalu. Demikian salah satu catatan dalam laporan keuangan perusahaan per triwulan III 2012 yang dirilis Rabu (31/10/2012).

“Kinerja yang baik dari Grup Astra pada sembilan bulan pertama tahun ini didukung oleh tingginya penjualan mobil,” sebut Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, di Jakarta.

Astra mencatat adanya kenaikan pendapatan bersih sebanyak 20 persen. Pada akhir September lalu, pendapatan bersih tercatat Rp 143,1 triliun. Serupa dengan laba bersih, laba per saham pun tumbuh 9 persen menjadi Rp 362 per lembar saham. Sedangkan nilai bersih aset perusahaan Rp 1.643 per saham.

Bila menilik satu per satu lini bisnisnya, kontribusi laba bersih divisi otomotif meningkat 17 persen menjadi Rp 7,2 triliun. Perusahaan mengklaim pemberlakuan aturan uang muka minimum pada pembiayaan otomotif telah berdampak negatif pada pasar sepeda motor. Alhasil, total penjualan sepeda motor Astra turun 14 persen menjadi 5,3 juta unit. Di sisi lain, penjualan mobil naik signifikan yakni 24 persen. Penjualan mobil Grup Astra tumbuh 24 persen menjadi 448.000 unit.

Di divisi jasa keuangan, total pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra yang terdiri dari Federal International Finance, Astra Credit Companies, dan Toyota Astra Financial Services tumbuh 3 persen menjadi Rp 38,6 triliun. Itu termasuk pembiayaan melalui joint bank financing without recourse. Secara keseluruhan, kontribusi laba bersih divisi ini naik 9 persen menjadi Rp 2,8 triliun.

Kontribusi laba bersih divisi alat berat dan pertambangan naik tipis 3 persen menjadi Rp 2,7 triliun. Dan, kontribusi laba bersih divisi agribisnis justru turun 10 persen menjadi Rp 1,3 triliun. Laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk turun akibat tingginya biaya produksi dan biaya operasional. “Menurunnya permintaan di sektor alat berat mencerminkan pelemahan harga batu bara, sementara turunnya harga CPO baru-baru ini juga mempengaruhi tingkat keuntungan perseroan,” lanjut dia.

Penurunan kontribusi laba bersih juga terjadi di divisi infrastruktur dan logistik. Kontribusi turun 2 persen menjadi Rp 472 miliar. Terakhir, divisi teknologi informasi mengalami kenaikan kontribusi laba bersih sebesar 16 persen menjadi Rp 82 miliar. (Ester Meryana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved