Financial Report Corporate Action

Beban Usaha Meningkat, Laba Bersih Astra Otoparts Naik 4,6%

Beban Usaha Meningkat, Laba Bersih Astra Otoparts Naik 4,6%

PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mencatat kenaikan tipis pada laba bersihnya sepanjang tahun lalu. Dari Rp 1,01 triliun di 2011 menjadi Rp 1,05 triliun di 2012 atau naik 4,6%. Hal ini karena adanya peningkatan beban usaha.

Direktur Utama PT Astra Otoparts, Siswanto Prawiroatmodjo, mengatakan, beban usaha pada 2012 tercatat Rp 880,74 miliar dari 2011 sebesar Rp 718,05 miliar, atau naik 22,7%. Menurutnya, kenaikan tersebut disebabkan karena peningkatan kegiatan promosi di segmen pasar suku cadang pengganti, juga komponen gaji dan kesejahteraan karyawan.

Laba bruto tahun lalu tercatat sebesar Rp 1,36 triliun atau naik 9,6% dari laba bruto pada 2011 yang mencapai Rp 1,24 triliun. “Kenaikan ini disebabkan oleh keberhasilan perseroan meningkatkan pendapatan bersih. Namun, dengan adanya dampak kenaikan upah minimum dan harga bahan baku yang meningkat menyebabkan kenaikan laba bruto tidak seiring dengan kenaikan pendapatan bersih,” kata Siswanto.

Pendapatan bersih sebesar Rp 8,28 triliun atau naik 12,4% dari dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 7,36 triliun. “Peningkatan pendapatan bersih terutama disebabkan meningkatnya pasar otomotif khususnya kendaraan roda empat yang berdampak peningkatan penjualan perseroan ke industri otomotif.”

Presiden Komisaris PT Astra Otoparts, Johnny Darmawan Danusasmita, mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diproyeksikan akan mengganggu penjualan kendaraan bermotor sekitar 10%, namun hanya akan berlangsung selama dua bulan.

“Kalau tahun 2005 BBM naik 110%, pasar suku cadang terganggu selama empat bulan. Kami harap jika tahun ini ada kenaikan maka pengaruhnya paling lama dua bulan. Apalagi bisnis komponen Astra Otoparts yang after market tidak terlalu berpengaruh signifikan karena tetap diperlukan untuk memelihara kendaraan,” ujar Johnny Darmawan.

Selain faktor kenaikan harga BBM, sejumlah faktor negatif juga turut mempengaruhi pendapatan Astra, seperti pelemahan ekonomi global, defisit perdagangan Indonesia, dan akumulasi inflasi yang melampaui 50% dari target pemerintah.

Proyeksikan penjualan whole sale otomotif tidak akan melebihi tahun lalu yang sebesar 1,116 juta unit. Pada 2012 Astra mampu menjual sebanyak 605.191 unit, naik dari total penjualan tahun sebelumnya sebanyak 482.659 unit dengan pangsa pasar 54%.

Sementara itu, perseroan juga mengumumkan pembagian dividen final tunai tahun buku 2012 sebesar Rp 419,31 miliar atau 39,8% dari laba tahunan sebesar Rp 87 per lembar saham. Pembagian dividen akan dibagikan pada 31 Mei 2013 kepada pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar Pemegang saham perseroan pada pukul 16.00 WIB. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved