Financial Report

Bukit Asam Raih Pendapatan Rp 5,79 Triliun

Bukit Asam Raih Pendapatan Rp 5,79 Triliun

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) per semester I 2012 memperoleh pendapatan Rp 5,79 triliun atau 13% lebih tinggi dari pendapatan semester I 2011 yang sebesar Rp 5,11 triliun. Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan batubara.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk., Milawarman

Volume penjualan semester I 2012 sebesar 7,36 ton, tumbuh 13% dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 6,54 juta ton. Sedangkan harga jual rata-rata (tertimbang) batubara yakni Rp 785.043 per ton atau lebih tinggi 0,5% dibandingkan harga jual periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 781.228 per ton.

Dalam hal produksi dab pembelian batubara oleh PTBA semester I ini volumenya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Masing-masing untuk produksi batubara realisasinya sebesar 7,08 juta ton atau 14% lebih tinggi dari produksi 2011 sebesar 6,19 juta ton. Sedangkan pembelian batubara dari pihak ketiga sebesar 0,18 juta ton atau 144% lebih tinggi dari pembelian tahun lalu sebesar 0,33 juta ton.

“Dengan demikian total produksi dan pembelian batubara pada periode Januari-Juni 2012 sebesar 7,89 juta ton atau 21% lebih tinggi dari volume pembelian dan penjualan sebesar 6,52 juta ton pada periode yang sama tahun lalu,” ujar Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk., Milawarman di Jakarta.

Bila dilihat dari sisi laba usaha, tercatat sebesar Rp 1,81 triliun atau 5% lebih rendah dari laba usaha tahun lalu di periode yang sama yakni sebesar Rp 1,97 triliun. Demikian juga halnya dengan laba bersih, sebesar Rp 1,56 triliun atau 3% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,61 triliun.

Penambahan volume penjualan tidak berdampak positif kepada laba usaha dan laba bersih perseroan. “Peningkatan volume produksi itu tidak sebanding dengan peningkatan biaya produksi karena adanya kenaikan biaya angkutan Kereta Api,” katanya.

Meskipun demikian, BUMN tambang ini menargetkan laba bersih naik 20% pada tahun ini dengan berfokus pada penjualan batubara kualitas tinggi sehingga dapat mengangkat margin laba. “Kami akan menerapkan selective mining yani dengan menjual batubara kualitas tinggi sehingga meskipun volume kecil, harga bisa lebih besar,” ujarnya.

Menurut Milawarman, penjualan batubara berkualitas tinggi yang memiliki kalori di atas 6.000 juga dapat memberikan efisiensi terhadap biaya produksi. Karena itu dia optimistis dapat mencapai target laba bersih senilai Rp 3,4 triliun pada tahun ini, naik dibandingkan Rp 3,09 triliun pada 2011. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved