Financial Report zkumparan

Kredit Tumbuh 11,8%, Bank Mandiri Cetak Laba Rp12,2 Triliun

Jajaran direksi Bank Mandiri dalam paparan publik laporan keuangan triwulan II-2018 di Plaza Mandiri, Jakarta, (19/7). (foto: Jeihan Kahfi/SWA)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan peningkatan laba secara signifikan pada triwulan II-2018 menjadi Rp 12,2 triliun atau tumbuh 28,7% dari Juni 2017. Pertumbuhan laba terutama didorong pencapaian fee based income sebesar Rp12,9 triliun, atau tumbuh 18,1% year on year yang diiringi dengan penurunan biaya CKPN 15,4% YoY.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi, mengungkapkan, “Penurunan biaya CKPN tersebut merupakan cerminan progres Bank Mandiri dalam menurunkan NPL, melakukan collection, serta kedisiplinan restrukturisasi kredit,” ujarnya dalam paparan publik laporan keuangan triwulan II-2018 di Plaza Mandiri, Jakarta, (19/7/2018).

Sementara dari sisi kredit, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit 11,8% secara YoY menjadi Rp 762,5 triliun pada akhir Juni 2018, dimana angka pertumbuhan tersebut sudah hampir sama dengan rata-rata pertumbuhan kredit Bank Mandiri selama 5 tahun terakhir sebesar 11,9%. Laju positif itu terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen korporasi besar sebesar 22,2% dan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar 24,8% menjadi Rp296,8 triliun dan Rp90,6 triliun.

Kualitas kredit Bank Mandiri juga terus membaik dengan rasio Non Performing Loan (NPL) turun dari 3,82% pada triwulan II-2017 menjadi 3,13% pada triwulan II-2018 sehingga memangkas alokasi biaya pencadangan Bank Mandiri menjadi Rp 7,9 triliun dari Rp 9,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kami berupaya untuk terus agresif dalam menangkap peluang bisnis yang ada di pasar, dengan memanfaatkan kekuatan produk dan layanan keuangan Mandiri Group. Di samping itu, kami juga konsisten dalam melakukan efisiensi biaya dan optimalisasi recovery kredit bermasalah agar tetap dapat membukukan profitabilitas dan memberi keuntungan kepada pemegang saham,” kata Hery.

Hery melanjutkan, bisnis Bank Mandiri senantiasa berorientasi pada penciptaan nilai tambah. Hal ini terlihat dari komposisi portofolio kredit dimana 78,2% bersifat produktif, dan hanya 21,8% yang bersifat konsumtif. Hingga Juni 2018, penyaluran kredit investasi Bank Mandiri mencapai Rp206,4 triliun, tumbuh 7,2% secara yoy, sedangkan kredit modal kerja naik 9,8% menjadi Rp 318,5 triliun.

Hingga akhir Juni 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp165,8 triliun atau 65% dari target yaitu Rp255,3 triliun. Kredit tersebut disalurkan kepada lebih dari tujuh sektor yakni transportasi (Rp 39,3 triliun), tenaga listrik (Rp 36,8 triliun), migas & energi terbarukan (Rp 24,1 triliun), konstruksi (Rp 18,3 triliun), Jalan (Rp 10,6 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp 9,5 triliun), telematika (Rp 17,5 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp 9,6 triliun).

Selain itu penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp8,27 triliun hingga Juni 2018, atau telah mencapai 56,8% dari target Rp 14,56 triliun tahun ini. Adapun 40,3% dari nilai tersebut atau Rp 3,33 triliun telah disalurkan kepada sektor produktif, yakni pertanian, perkebunan, industri pengolahan, dan jasa produksi. Sejak pertama kali disalurkan hingga Juni 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp56,6 triliun kepada lebih dari satu juta debitur di seluruh Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved