Financial Report Corporate Action

Kinerja Mandiri Ciamik, Tapi Perebutan DPK Tahun 2013 Makin Panas

Oleh Admin
Kinerja Mandiri Ciamik, Tapi Perebutan DPK Tahun 2013 Makin Panas

Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri, berpandangan bahwa kondisi di tahun 2013 ini tidak lebih mudah dibandingkan tahun lalu. Krisis di Eropa dan Amerika Serikat belum jua menemukan titik terang. Di dalam negeri, kondisi perekonomian pun tak sepenuhnya aman.

Khusus di sektor perbankan, ia melihat bahwa perebutan dana pihak ketiga semakin kompetitif. Ini mengingat rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan deposit to ratio/LDR) sudah di atas 85 persen. Namun demikian, kondisi-kondisi ini tidak menyurutkan semangat bank Mandiri untuk tetap bertumbuh dalam kinerjanya di tahun ini.

“Secara makro, global, saya melihat tahun 2013 belum menunjukkan situasi yang membaik,” sebut Zulkifli, dalam paparannya di hadapan para petinggi media, di Jakarta, Senin (25/2/2013) malam.

Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri

Mengenai Amerika Serikat dan Eropa, ia melihat situasi perekonomiannya belum terlihat membaik. Sementara China sudah ada sedikit perbaikan. Tetapi, menurut dia, negara tirai bambu itu tetap belum menunjukkan perbaikan yang berkelanjutan.

Di dalam negeri, perekonomian masih dihadang oleh sejumlah masalah. Misalnya saja, sebut Zulkifli, “Kita melihat situasi, misalnya, current account kita negatif, trade account mengalami situasi yang tidak baik. Jadi, cukup banyak faktor yang membuat kita sangat perlu berhati-hati dengan situasi tahun 2013.”

Untuk tahun lalu, ia mensyukuri bahwa bank BUMN ini menghasilkan catatan keuangan yang baik. Pada akhir 2012, pertumbuhan kredit sebesar 23,7% menjadi Rp 388,8 triliun dari Rp 314,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan rasio NPL (non-performing loan) net 0,46%. Pertumbuhan penyaluran kredit itu lantas mendorong peningkatan aset menjadi Rp 635,6 triliun dari Rp 551,9 triliun pada Desember 2011. Sementara laba bersih tahun lalu tercatat tumbuh 26,6% menjadi Rp 15,5 triliun. “Kami yakin ini aset yang terbesar di Indonesia sampai dengan saat ini,” katanya dengan bangga.

Tahun ini, sekalipun kondisi perekonomian global dan domestik belum aman, Zulkifli menyatakan optimismenya terhadap kinerja bank Mandiri. Ia mengatakan, “Kami masih optimistis dalam hal ini, dan ini tergambar dengan proyeksi kredit bank Mandiri, ya sedikit lebih rendah dari target kredit 2012 (dengan) 22-24 persen. Kita penuhi (target) itu. Di 2013 ini, kredit kita (diharapkan) tumbuh 20-22 persen tumbuh.”

Dana pihak ketiga pun ditargetkan tumbuh 15-17 persen. “Dan NIM (net interest margin) kita harapkan pada angka 5,6-5,7 persen,” imbuhnya.

Lantas seperti apa strategi bank Mandiri mencapai targetnya tersebut? Zulkifli memaparkan, “Ada tiga pilar utama yang selalu kita jaga, dan kita monitor perkembangannya sebaga kinerja utama dari Bank Mandiri.”

Pertama adalah kinerja finansial. Kinerja ini terkait dengan bagaimana bank meningkatkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga, yang pada akhirnya bisa menghasilkan laba. Kedua yakni service excellence. Dia menerangkan, pilar kedua ini terkait bagaimana bank selalu berusaha memberikan servis terbaik kepada para nasabahnya. “Ketiga, yang terus kita lakukan penguatannya adalah good corporate governance.”

Ternyata, bank Mandiri tidak hanya fokus kepada tiga pilar tersebut. Zulkifli menyebutkan, ada pilar keempat, yakni tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Keempat pilar ini secara kontinu disebarkan ke seluruh karyawan Mandiri agar pegawai bisa bekerja dengan semangat pilar-pilar itu. “Dengan kita melakukan CSR maka kita berupaya dari waktu ke waktu, tidak hanya bekerja menghasilkan servis dan keuangan yang baik. Dan setiap pegawai kita tidak sekadar bekerja, tetapi juga bertumbuh di lingkungan yang sangat mengutamakan menciptakan kemakmuran bagi diri sendiri, masyarakat, dan Indonesia,” tandasnya. (EVA

Laporan_Keuangan_Mandiri_2012


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved