Financial Report Corporate Action

Peringkat 'AAA (idn)' untuk Toyota Astra Financial

Peringkat 'AAA (idn)' untuk Toyota Astra Financial

PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) raih peringkat nasional jangka panjang di level ‘AAA(idn)’ dengan prospek stabil. Begitulah penilaian lembaga peringkat internasional, Fitch Rating. Lembaga ini juga telah memberikan Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AAA(idn)’ atas obligasi senior II tahun 2012 yang akan diterbitkan oleh TAFS sejumlah maksimum 1,5 trilyun rupiah. Obligasi tersebut berjangka waktu maksimal 4 tahun. Hasil dari penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk menunjang pertumbuhan bisnis perusahaan. Peringkat TAFS mencerminkan dukungan yang kuat dari salah satu pemegang saham mayoritas, Toyota Financial Services Corporation (TFSC). TFSC adalah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Toyota Motor Corporation (TMC; peringkat Internasional-IDR ‘A’/Stabil), yang merupakan salah satu produsen otomotif terbesar di dunia. Sebagai bagian dari grup Toyota, TAFS mendapatkan dukungan dalam bentuk pengetahuan produk dan pendanaan. Dukungan pendanaan diperoleh dari hubungan yang kuat antara TMC dengan beberapa bank Jepang dan insititusi financial yang dibentuk oleh pemerintah Jepang. Perusahaan jasa keuangan ini juga memperoleh dukungan dari pemegang saham mayoritas lainnya, Astra International (AI), di bidang opersional, infrastruktur (sistem IT), jaringan dealer, dan tenaga kerja. AI adalah pemimpin pasar dalam distribusi mobil di Indonesia dan pemegang hak eksklusif untuk penjualan Toyota dalam negeri. AI juga memiliki anak perusahaan lain yang juga bergerak dalam bidang pembiayaan mobil merek Toyota, tapi hal ini bukan merupakan masalah untuk TAFS. Ini disebabkan TAFS telah meningkatkan pangsa pasar penjualan kredit Toyota di Indonesia menjadi 70% pada tahun 2011 dari sebelumnya 40% sebelum TAFS dibentuk.

Piutang penjualan TAFS meningkat menjadi 11 trilyun di tahun 2011 dari 2,3 trilyun di tahun 2007. TAFS telah meraih pangsa pasar sebesar 30% dari penjualan mobil Toyota secara kredit, walaupun mereka termasuk pemain baru dalam industri ini. Fitch juga mencatat bahwa kuatnya pertumbuhan perusahaan disponsori oleh dukungan permodalan dari kedua pemegang saham mayoritasnya.

Rasio hutang terhadap permodalan (DER) meningkat menjadi 8x di tahun 2011 (batas maksimum yang diperbolehkan oleh TAFS) dari 7,9x di tahun 2010, yang terutama disebabkan oleh tumbuhnya portofolio pinjaman yang digunakan untuk pertumbuhan pembiayaan. Sebagai hasilnya, TAFS mengharapkan tambahan modal sebesar 150 milyar rupiah di Maret 2012 dari kedua pemegang saham untuk mendanai pertumbuhan bisnis. Sebagai perusahaan pembiayaan “captive” yang menjual satu merek dan hanya fokus pada pembiayaan mobil baru, tingkat profitabilitas TAFS adalah lebih rendah dari perusahan pembiayaan consumer lainnya yang bergerak di bidang penjualan mobil baru dan bekas. Rasio laba terhadap aset (ROA) dan terhadap permodalan (ROE) masing masing adalah sebesar 2,0% dan 18,7% di tahun 2011. Kualitas TAFS tetap terkendali, walaupun rasio pinjaman bermasalah naik menjadi 0.4% di tahun 2011 dan 2010 (2009: 0.1%) akibat dari ekspansi bisnis di luar Jawa. Ini juga menyebabkan kenaikan jumlah hapus buku (write-off) dan kerugian dari aset yang diambil alih. Fitch percaya tekanan terhadap kualitas aset akan tetap ada seiring dengan pertumbuhan bisnis, terutama di luar Jawa. Namun, TAFS telah memperketat kriteria pembiayaan sejak tahun 2011 dan memiliki pencadangan (reserve) yang mencukupi untuk mengantisipasi kenaikan NPL.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved