Financial Report

Semester I 2013, Laba Bersih BNI Rp 4,28 Triliun

Oleh Admin
Semester I 2013, Laba Bersih BNI Rp 4,28 Triliun

Kondisi perekonomian nasional dan global yang bergejolak tidak menghentikan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk tetap mencatat laba bersih yang cukup tinggi pada paruh pertama tahun 2013, yaitu sebesar Rp 4,28 triliun, atau tumbuh 30,2 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pencapaian itu berhasil diperoleh meskipun terdapat tantangan ekonomi pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tekanan inflasi, masalah defisit neraca perdagangan yang masih berkelanjutan, hingga arus modal keluar yang menekan nilai tukar rupiah.

Konferensi pers kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tahun 2012, di Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Konferensi pers kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tahun 2012, di Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, di Jakarta, Kamis (25/7/2013), mengungkapkan, penyumbang utama peningkatan laba BNI itu adalah pendapatan bunga bersih (net interest income) yang bertumbuh 23,1 persen menjadi Rp 8,896 triliun, menyusul kemudian pendapatan non-bunga (non interest income) yang tumbuh 22 persen menjadi Rp 4,56 triliun. Kedua sumber pendapatan itu menciptakan pendapatan operasi BNI menjadi sebesar Rp 13,45 triliun, atau melonjak 22,7 persn lebih tinggi dibanding semester I 2012.

“Peningkatan pendapatan operasi kami merupakan buah dari upaya BNI untuk terus meningkatkan ekspansi kredit yang fokus pada para pelaku usaha di delapan sektor unggulan yang mencapai 70 persen dari total portofolio kredit BNI. Ekspansi itu kami imbangi dengan memperkuat kajian risiko karena kami fokus pada pertumbuhan aset yang berkualitas,” ujar Gatot.

Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 74 persen pada semester I tahun lalu menjadi 84 persen pada semester I 2013. Peningkatan kredit ini didominasi oleh kredit dalam mata uang rupiah. “BNI tetap mengutamakan kucuran kredit di dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Peningkatan kredit ini menunjukkan fungsi BNI sebagai intermediary semakin baik,” tutur dia.

Dukungan BNI pada perekonomian nasional melalui aliran kreditnya itu mulai menampakkan hasil, antara lain adanya debitur BNI yang telah naik kelas dari nasabah medium menjadi nasabah korporasi. Ada 116 nasabah medium BNI yang naik kelas ke nasabah penerima kredit korporasi dengan nilai total sebesar Rp 10,3 triliun.

Ekspansi kredit BNI tersebut ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai 8,7 persen dari Rp 242,72 triliun menjadi Rp 263,82 triliun pada semester I tahun ini. BNI terus fokus pada upaya-upaya menghimpun dana murah. Hal itu ditandai dengan peningkatan dana murah (CASA) sebesar Rp 21 triliun atau 16,1 persen. Dengan peningkatan itu, komposisi dana murah di BNI mencapai 67 persen dari total DPK.

“Kami terus mendorong pertumbuhan CASA melalui berbagai upaya, antara lain dengan memperkuat produk-produk co-branding pada basis massa yang signifikan seperti co-branding BNI–Chelsea Football Club. Dalam sembilan bulan saja jumlah pengguna kartu BNI-Chelsea sudah mencapai 133.268 kartu, sebagian besar adalah kartu debit yang terkait langsung dengan pembukaan rekening-rekening baru,” terang Gatot.

Biaya dana pun terus menurun seiring dengan bertambahnya CASA. Biaya dana yang ditanggung BNI pada semester I 2012 masih mencapai 3 persen, dan turun menjadi 2,3 persen pada semester I 2013. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved