Financial Report Capital Market & Investment

Strategi Wika Gedung Capai Laba Rp 558 Miliar di 2020

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) membukukan laba bersih tahun 2019 sebesar Rp 456,37 miliar. Adapun total aset mencapai Rp 6,19 triliun, ekuitas tercatat Rp 2,46 triliun, serta Kas Setara Kas hingga akhir 2019 sebesar Rp 1,46 triliun.

Direktur Utama WEGE, Nariman Prasetyo, menyampaikan, kinerja perusahaan tersebut mencerminkan Net Profit Margin (NPM) 2019 sebesar 9,99% dan Return on Equity sebesar 18% (di atas rata-rata industri). Sementara rasio utang bank perusahaan (Debt to Equity Ratio/DER) di bawah 1x, jauh dari rasio utang 2x sebagai batas aman di industri konstruksi.

“Di tahun 2019, di mana masa penawaran proyek-proyek dari pemerintah dan BUMN yang biasanya dilakukan di awal tahun mundur dari rencana karena siklus Pemilu di Indonesia. Namun, kami tetap dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja positif. Kondisi keuangan tersebut mencerminkan fundamental WEGE yang sehat dan tumbuh,” jelas Nariman dalam rilisnya (31/03/2020).

Pengelolaan keuangan terutama biaya dengan baik serta mampu mengendalikan kontrak-kontrak yang diperoleh melalui efisiensi pengendalian secara berjenjang, sentralisasi, dan inovasi, dinilai Nariman menjadi faktor peningkatan laba di 2019.

Sementara itu, terkait cash flow perusahaan per 31 Desember 2019, WEGE membukukan arus kas dari aktivitas operasi mencapai Rp 139,27 miliar yang berasal dari pencairan piutang serta pembayaran uang muka dari pelanggan. “Arus kas positif ini menunjukkan bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk membayar dividen dan investasi baru,” tambahnya.

Nariman menargetkan pada 2020 akan memperoleh kontrak dihadapi sebesar Rp 27,29 triliun atau naik 56,66% dari realisasi Order Book tahun 2019 Rp 17,42 triliun. Total kontrak dihadapi ini terdiri dari target kontrak baru tahun 2020 sebesar Rp 14,94 triliun dan carry over tahun 2019 sebesar Rp 12,34 triliun.

Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2020 direncanakan berasal dari Pemerintah sebesar 42%, BUMN 38%, dan Swasta 20%. “Dari komposisi tersebut, menunjukkan bahwa WEGE memiliki pasar yang jelas dan independen karena porsi kontrak baru berasal dari eksternal, di luar dari proyek-proyek yang berasal dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) selaku Holding Company,” katanya.

Sementara itu, untuk penjualan (termasuk penjualan KSO) WEGE menargetkan Rp 8,63 triliun dengan target laba bersih tahun 2020 Rp 558 miliar. Sementara untuk pengembangan bisnis di tahun 2020, perusahaan menggelontorkan belanja modal sebesar Rp 692,4 miliar yang diperuntukkan untuk Fixed Asset, Capital Placement, Acquisition, Concession, dan Industry Development. Anggaran Capex tersebut berasal dari kas internal, pinjaman bank, dan dana IPO.

Menurut Nariman, untuk mencapai target tersebut, perusahaan melakukan beberapa strategi seperti selektif market pada pasarpremium dan prospektif, ekspansi pasar luar negeri bersinergi dengan Holding Company, Modularisasi, Design and Build, serta optimalisasi BIM secara menyeluruh.

“WEGE Optimis target perusahaan 2020 dapat tercapai karena perusahaan memiliki pasar yang jelas dan independen dengan dukungan fundamental perusahaan yang sehat,” tegas Nariman.

WEGE juga akan lebih fokus mengembangkan bisnis konsesi terkait dengan perkembangan infrastruktur tersebut, antara lain mass transportation termasuk social infrastructure. Stimulus tersebut juga menjadi peluang besar bagi WEGE masuk sebagai kontraktor gedung, termasuk bagi industri precast dan modular. “Sebagai Total Solution Contractor, kami selalu optimistis dapat mengerjakan setiap proyek yang diberikan kepada WEGE dengan tepat waktu dan memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan pelanggan,” tutur Nariman.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved