Good Corporate Governance

Gandeng TI-Indonesia, Gerakan “PLN Bersih” Digalakkan

Oleh Admin
Gandeng TI-Indonesia, Gerakan “PLN Bersih” Digalakkan

Perusahaan Listrik Negara mendeklarasikan gerakan “PLN Bersih” bersama para mitranya, di Jakarta, Jumat (21/12/2012).

Gerakan anti korupsi belakangan marak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Baik lembaga pemerintahan ataupun pihak swasta berupaya memberantas korupsi. Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun tak mau ketinggalan untuk menggalakkan gerakan tersebut. Untuk membersihkan lembaganya dari korupsi, PLN pun melakukan deklarasi “PLN Bersih.”

Di Jakarta, Jumat (21/12/2012), Nur Pamudji, Direktur Utama PLN, mengatakan, sebagai sebuah perusahaan, gerakan anti korupsi adalah sesuatu yang harus dilakukan. “Semua perusahaan apapun yang seukuran PLN harus bersih dari bentuk-bentuk (korupsi) ini. Karena hanya dengan perusahaan yang bersih, kita bisa maju, bisa melayani pelanggan dengan baik, dan mensejahterakan rakyat Indonesia,” kata Nur.

Gerakan PLN Bersih ini, lanjut dia, juga sebagai peran aktif perusahaan untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang bebas dari praktik korupsi. Menurut dia, untuk bisa menciptakan Indonesia yang bersih dari praktik korupsi, dibutuhkan peran serta dari banyak orang. Dengan begitu, lingkungan yang memerangi korupsi pun bisa tercipta. “Oleh karena itu, mari kita bangun lingkungan, kita ciptakan critical mass,” tambah dia.

Ditegaskan dia, gerakan PLN Bersih bukan gerakan politik. Ini murni ajakan kepada para vendor PLN dan masyarakat yang berinteraksi dengan PLN untuk tidak melakukan suap-menyuap. “Karena kita sendiri di dalam PLN ini berniat untuk menjadikan PLN (menjadi) perusahaan yang profesional yang tidak memerlukan suap-menyuap seperti itu,” sambung Nur.

Dalam melakukan gerakan ini, PLN pun menggandeng Transparency International-Indonesia (TI-Indonesia). Kerja sama sudah dimulai sejak bulan Maret lalu. Sesuai dengan kesepakatan dengan PLN, TI-Indonesia berkomitmen untuk melakukan fasilitasi sistem pengadaan barang dan jasa, dan pelayanan kepada masyarakat. TI-Indonesia pun tidak mendapatkan pendanaan apapun dari PLN sebagai komitmen lembaga ini terhadap prinsip independensi.

“Oleh karena itu, waktu kami bertemu Transparency International-Indonesia, kami minta tolong kepada TI-Indonesia untuk bantu PLN, membangun PLN Bersih, terutama dimulai dari dua sektor tersebut. Karena disitulah terjadi interaksi dengan banyak orang. Di pengadaan barang dan jasa saja misalnya kita berinteraksi dengan para vendor, para pemborong, dan rekanan PLN. Di pelayanan pelanggan, PLN berinteraksi dengan pelanggan yang jumlahnya sudah 48,6 juta pelanggan,” papar Nur.

Natalia Soebagjo, Sekretaris Jenderal (Ad Interim) TI-Indonesia, mengatakan, kerja sama dengan PLN adalah suatu hal yang membanggakan bagi institusi ini. Dia bilang, inisiatif kerja sama bukan berasal dari TI-Indonesia, melainkan dari PLN sendiri. Dan, ini adalah pertama kalinya TI-Indonesia bekerja sama dengan perusahaan BUMN. “PLN, bulan Maret datang ke TI-Indonesia untuk minta tolong ke TI-Indonesia, bagaimana PLN bisa mewujudkan suatu sistem yang lebih baik dan berintegritas, khususnya dalam pengadaan barang dan jasa, dan pelayanan publik,” ujar Natalia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved