Good Corporate Governance Editor's Choice Corporate Action

Penerapan GCG di Antam Meningkatkan Nilai Tambah

Penerapan GCG di Antam Meningkatkan Nilai Tambah

Implementasi good corporate governance (GCG) di PT Aneka Tambang (Antam) Persero Tbk mampu meningkatkan kinerja bisnisnya secara signifikan. Bagaimana tahapan pelaksanaan GCG di BUMN ini? Direktur Utama PT Antam, Tato Miraza, mengungkapkannya dalam presentasi, sebagaimana dicatat Sigit A. Nugroho:

Apa perlunya GCG dalam perspektif pengelolaan pengetahuan?

Penerapan GCG yang konsisten diyakini akan mengarahkan perusahaan untuk mencapai bisnis yang terus betumbuh dan berkelanjutan. Ditambah sentuhan manajemen yang mumpuni akan lebih memantapkan eksistensi perusahaan dalam persaingan global.

Mengelola pengetahuan dalam perusahaan supaya pengelolaan perusahaan on the track. Kemudian meyakini bahwa knowledge capital sebagai suatu sumber penting dan strategis, karena akan menjadi jembatan penghubung antara disiplin/bidang ilmu yang berbeda untuk saling berkomunikasi, berkoordinasi dan juga sebagai manual/panduan operasional untuk mencapai tujuan bersama perusahaan. Ilmu/pengetahuan juga digunakan untuk menjelaskan beberapa hal grey area untuk dicarikan pemecahannya.

Kami yakin GCG akan menciptakan nilai tambah. Karena kalau perusahaan dikelola dengan baik dan amanah maka akan komptetitif, sustain growth, high return, mendapatkan nilai yang optimal sehingga pada akhirnya value added tersebut melahirkan happy manajemen, happy owner, happy community. Visi Antam tahun 2020 adalah menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan berstandar kelas dunia.

Ttao MIraza Antam

Apa strategi mencapai visi tersebut?

Untuk mencapai visi tersebut, sudah ada roadmap-nya. Caranya, human capital harus excellence. Dalam human capital, kita punya prinsip yang namanya BEST (Beyond expectation, Environmental, Awareness, Synergized, parTnership). Untuk dapat menjalankan BEST, tiap insan Antam harus memiliki live value, berupa PIONEER (Professionalism, Integrity, Global mentality, Harmony, Excellence, Reputation). Lantas, bagaimana seorang pemimpin di Antam dalam memimpin. Dia harus mempunyai apa yang kita sebut SENSE (Speed, Energize, Respect, Courage). Itu semua dibungkus dengan karakter yang disebut dengan IMAM (Integrity, Maturity, Abundant Mentality) dan kriteria GCG yakni TARIF.

Kerangka pendekatan penerapan knowledge management sebagai salah satu penunjang dalam pengelolaan bisnis perusahaan dimulai dari culture and behavior, membangun infrastructure, process & content.

Strategi implementasi GCG ada komitmen (corporate governance commitment, good corporate commitment, dan good corporate citizen). Kita komitmen dan sistemnya sudah dibangun dan berjalan. Sekarang sudah berada pada tahapan kultur. Pembangunan kultur ini butuh waktu cukup lama dan panjang. Dan berjalan dari atas sampai bawah.

Implementasi prinsip-prinsip GCG di Antam didasari oleh nilai-nilai perusahaan dalam PIONEER sebagai ethical driven dan dengan tersedianya soft structure berupa kebijakan perusahaan (yang terdiri dari Pedoman Tatakelola Perusahaan, management policy dan SOP) sebagai regulatory driven di mana hal ini menunjukkan bahwa Antam telah mengintegrasikan nilai-nilai perusahaan dengan implementasi GCG secara menyeluruh baik dari segi sasaran maupun strategi dan program. Implementasi GCG di Antam berdasakan: pedoman umum GCG versi KNKG, ASX CG principles & recommendation, Panduan GCG untuk BUMN, ASEAN Corporate Governance Scorecard, dan komponen pendukung proses penerapan pengetahuan. Juga didasarkan pada Program Intenalisasi (perspektif manajemen pengetahuan), serta Evaluasi dan Tindak Lanjut atas feedback dari pelaksanaan internalisasi.

Seperti apa tahapannya?

Tahapan GCG di Antam mulai dari induction program. BOC, BOD, komite, karyawan baru dilakukan induction tanpa kecuali. Tahap kedua dilakukan assessment mulai dari assessment independent, self assessment, dan survei internal Antam. Tahap ketiga adalah improvement, implementation, dan tahap keempat adalah sosialisasi. Sosialisasi ini dilakukan melalui training, workshop, ada program GCG champion, senior leadership development program, dan program lainnya. Kemudian media internal, melalui email, portal, majalah, dan media eksternal.

Tujuan dari penerapan knowledge management di Antam untuk operation excellence. Jadi, menyeimbangkan pengetahuan, know how, best practice dari unit bisnis yang memiliki kinerja yang baik kepada unit bisnis lainnya. Sehingga diharapkan ini menular dengan sendirinya wlaupun harus tetap melalui sistem agar terintegrasi.

Antam

Bagaimana cara membangun knowledge management?

Knowledge management dibangun melalui tiga hal: manusia, proses, dan teknologi. Oleh sebab itu, ada 4 kriteria meliputi culture & behavior, process, content serta infrastructure-nya sendiri. Contoh, pada tahun 2010 Antam mengadakan pelatihan clinic advertise melalui sharing untuk bagaimana perusahaan bertumbuh. Tahun 2012 ada Antam Sharing Knowledge.

Di Antam tanggung jawab pengelolaan manajemen pengetahuan dikoordinir oleh Learning & Development Division Head. Sebagai contoh yang dikoordinir adalah terkait implementasi dan evaluasi efektivitas proses melalui pembuatan MP dan SOP tentang knowledge management.

Cara menyetarakan atau menularkan pengetahuan seperti apa?

Antam menciptakan agent of change untuk mendorong kegiatan seperti GCG Champion (tahun 2012 dan 2013 diikuti 20 orang). Sejak tahun 2010 melakukan berbagai program untuk mengakomodasi ide dan inovasi dari berbagai level jabatan di perusahaan: Antam GCG Champion, Konvensi Mutu Antam, Temu Profesi Antam, dan Antam sharing knowledge. GCG Champion merupakan proses pelatihan dan pemilihan role model dari seluruh unit atau unit bisnis untuk menjadi change agent management. Konvensi mutu Antam (KMA) ditujukan bagi para pegawai level analyst dan administrator/operator. Temu Profesi Antam (TPA) ditujukan bagi para pegawai level specialist. Antam sharing knowledge ditujukan bagi para pegawai level manajer dan eksekutif. Kegiatan ini setiap bulan rutin dilakukan. Seluruh hasil inovasi dari program tersebut di simpan dalam portal perusahaan (knowledge portal) sehingga dapat diakses seluruh pegawai Antam.

Sementara itu, di tataran direksi, biasanya setelah melakukan kunjungan bisnis harus melakukan sharing informasi agar semua BOD punya kesemaan visi dan informasi sehingga ketika mengambil tindakan punya tujuan yang sama.

Bagaimana dengan melakukan itu pada unit bisnis di luar kantor pusat?

Kami senantiasa berupaya mengintegrasikannya. Misalnya di UBPN Sultra dan Unit Geomin. Di UBPN Sultra ada learning department yang melaksanakan program pelatihan yang semua hasil training record disimpan di perpustakaan learning department dan bisa diakses setiap pihak terkait. Ada juga All Department & Bureau yang melakukan troubleshooting dan improvement terkait operasional. Sementara Processing & Engineering Bureau melaksanakan improvement control sesuai prosedur mulai dari penyusunan kajian, pelaksanaan proyek, serah-terima kepada pihak operasi. Lantas, Leader Mandatory (pada section head ke atas). Karyawan level leader menjadikan budaya sharing knowledge dan coaching & counseling sebagai KPI untuk membangun pentingnya manajemen pengetahuan di setiap departmen. Ini sudah dilakukan sejak 2011.

Bagaimana hasilnya?

Hasil akhirnya ialah peningkatan revenue melalui perbanyakan unit bisnis yang sukses serta peningkatan efisiensi dari unit bisnis itu sendiri.

Ada contoh kongkret imbas penerapan GCG khususnya dalam perspektif pengetahuan?

Waktu proyek pabrik feronikel line-3 tahun 2006-2007, kita melaksanakan dengan skema EBC Turn-key Project. Pabrik itu cukup berdarah-darah waktu itu. Sering kita ditanyakan, kapan Antam perform untuk pabrik feronikel 3? Meski akhirnya 2 tahun kemudian bisa perform.

Pola itu tidak dipakai saat ekspansi di pabrik fornikel line-4, Pomalaa P3FP. Kita tidak lagi menggunakan scheme EBC Turn-Key Project. Karena risikonya ada di Antam, bukan di kontraktor. Kontraktor hanya meng-cover liquidity damage 5%. Berapa sih 5% itu? Kalau gagal larinya ke kita. Akhirnya sekarang melakukan skema sendiri. Cutting cost-nya besar sekali. Misalnya, proyek di fornikel di Halmahera Timur. Kalau menunjuk EBC Turn-Key Project, nilai proyeknya bisa mencapai US$ 4 miliar. Dikerjakan sendiri nilainya hanya US$ 1,6-1,7 miliar dengan kapasitas yang sama. Ini merupakan fakta. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved