Capital Market & Investment

Harga Saham Farmasi Melejit, Investasi atau Trading?

Harga Obat Termahal di Indonesis di ASEAN
Pramuniaga di toko obat. (Ilustrasi Foto : Istimewa)

Wabah pandemi virus corona membuat kondisi perekonomian dalam negeri mengalami pelambatan. Hampir seluruh sektor terkena imbas, sebagian juga menerima berkah, seperti industri farmasi. Permintaan akan kebutuhan produk kesehatan masih tergolong tinggi, karena saat ini kesehatan menjadi prioritas utama bagi setiap orang. Tentu saja ini menjadi peluang bagi saham sektor farmasi, lalu kira-kira saham mana yang cocok untuk trading ataupun investasi?

Beberapa saham sektor farmasi yang cukup diuntungkan dari bencana kesehatan ini adalah PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Adapun rasio keuangan perusahaan sebagai berikut, seperti dipublikasikan oleh Ellen May Institute Research Team.

EPS Emiten 2019 2018 2017 INAF -14,99 -10,56 -14,93 KAEF -2,27 87,78 58,35 KLBF 53,45 52,39 51,25

Dari data di atas, rasio laba per saham (earning per share/EPS) INAF dan KAEF pada 2019 masih minus. Hal tersebut menandakan bahwa kedua perusahaan tersebut masih mencatatkan kerugian dalam kinerja tahunannya. KAEF mengalami kerugian selama tahun 2019 karena beban perusahaan yang meningkat akibat naiknya utang bank sepanjang tahun 2019 dan selisih kurs mata uang asing. “Dilihat dari price to earning ratio/PER saham INAF dan KAEF yang negatif artinya perusahaan tersebut memiliki fundamental yang kurang baik. Perusahaan yang bagus dan bertumbuh adalah perusahaan yang bisa menghasilkan laba secara konsisten,” tulis periset Ellen May Institute Research Team di Jakarta, Rabu (15/4/2020).

PER Emiten 2019 2018 2017 INAF -77,74x -615,53x -395,18x KAEF -588,11x 29,62x 46,27x KLBF 21,61x 29,01x 32,98x

Jika mencermati price to book value/PBV ketiga emiten farmasi tersebut, maka saham KAEF mempunyai PBV terendah dibandingkan LBF dan INAF. PBV di bawah 1 biasanya dianggap murah, namun operasionalnya masih sering merugi, sehingga KAEF kurang cocok untuk investasi.Sedangkan KLBF mencatatkan kinerja yang cukup positif dan konsisten. Tercermin dari EPS dan PER yang positif, serta PBV yang tidak terlalu mahal. “Sehingga dapat disimpulkan jika leader dari sektor farmasi adalah saham KLBF. Maka sebagai investor dapat menempatkan dana ke saham KLBF. Terlebih saham KLBF juga memberikan dividen Rp 26 per saham bagi investornya,” demikian analisa Ellen May Institute Research Team.

PBV Emiten 2019 2018 2017 INAF 7,97x 7,82x 34,74x KAEF 1x 3,48x 5,83x KLBF 3,24x 4,66x 5,70x
Dividen Emiten 2019 INAF – KAEF – KLBF Rp26/saham

Investor direkomendasikan membeli saham KLBF ini dengan bertahap pada harga Rp 1.000 dengan porsi maksimal 10% dari portofolio investasi. Perlu diingat jika jumlah saham untuk investasi yang disarankan cukup lima saham saja dari total portofolio investasi saham.

Peluang TradingPandemi corona di Indonesia diawali dengan temuan penderita penyakit corona pada 2 Maret 2020. Sejak saat itulah harga saham INAF dan KAEF menunjukkan tanda-tanda penguatan tercermin dari lonjakan volume. Tercatat dari tanggal tersebut hingga akhir perdagangan saham sesi 1 pada Selasa pekan ini, saham INAF sudah menguat 61% dan KAEF menguat 57%.

Sedangkan saham harga saham KLBF lebih cenderung mengikuti pergerakan bursa yang waktu itu bergerak melemah. Sehingga, secara teknikal Ellen May Institute Research Team melihat peluang trading dari saham INAF dan KAEF. Sedangkan saham KLBF yang berfundamental bagus, lebih cocok untuk investasi. Investor direkomendasikan mengakumulasi beli saham INAF di rentang harga Rp 1.110-1.150 sebanyak 5% portofolio saham swing trading. Jual saham INAF jika menyentuh pembatasan risiko di harga Rp 1.025, area pofit taking di kisaran harga Rp 1.350.

Sedangkan untuk saham KAEF, Ellen May Institute Research Team merekomendasikan aksi beli dengan rentang harga Rp 1.240-1.320, sebanyak 5% portofolio saham swing trading. “Jual saham KAEF jika menyentuh pembatasan risiko di harga Rp 1.200, area profit taking di kisaran harga Rp 1.450,”jelasnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved