Capital Market & Investment zkumparan

Humpuss Intermoda Proyeksikan Pendapatan 2020 Sebesar US$91,82 Juta

Budi Haryono, Direktur Utama Humpuss Intermoda Transportasi (Foto: Anastasia AS/SWA).

PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk memproyeksikan peningkatan pendapatan tahun 2020 sebesar US$91,82 juta, atau meningkat sebanyak 5,82% dari tahun 2019 lalu.

Di sisi lain, laba tahun berjalan diproyeksikan menurun sebanyak 23,67% jika dibandingkan tahun 2019. Sementara, untuk EBTIDA tahun 2020 diproyeksikan tumbuh sebesar 10,53% atau menjadi US$34,37 juta. “Penurunan di segmen LNG dikarenakan adanya peningkatan maintenance dalam rangka menurunkan tingkat sulfur untuk pra-operation proyek FSTU Amurang,” kata Budi Haryono, Direktur Utama Humpuss Intermoda Transportasi dalam paparan Public Expose Tahunan HITS 2020 (21/12/2020).

Sedangkan untuk segmen oil, dia menuturkan, penurunan terjadi karena adanya penurunan pendapatan dari tiga kapal minyak yakni, Griya eGayo, Griya Enim dan Griya Jawa. Lebih jauh, Budi mengatakan, pada tahun ini utilitas kapal belum dimaksimalkan dengan benar karena masih berkisar di angka 85%. Ke depan, pihaknya akan meningkatkan utilitas kapal hingga bisa mencapai angka 95%.

Pada tahun 2020, perseroan mengalokasikan belanja modal senilai US$65,5 juta. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk membeli kapal FSRU, oil tanker dan offshore. Namun, karena adanya pandemi pada bulan Maret, rencana bisnis mengalami perubahan dan mengubah skema capital expenditure (capex) menjadi back to back atau menyewa kapal yang akan dibeli. Adapun kapal yang disewa sepanjang tahun 2020 adalah 1 kapal FSRU dan 1 kapal offshore support vessel. “Tahun depan, kami akan menambah kapal baru untuk mengoptimalkan pengerjaan proyek,” kata dia menambahkan.

Di tahun 2021 mendatang, perseroan berencana untuk mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar US$88 juta. Perseroan juga menargetkan pendapatan sebesar US$93,35 juta di tahun depan. Namun, Budi memprediksi akan terjadi penurunan laba tahun berjalan sebesar 5,58% menjadi US$ 9,47 dan penurunan laba komprehensif sebesar 2,28% menjadi US$ 9,27 juta.

Penurunan tersebut diakibatkan oleh berakhirnya kontrak 25 tahun kapal Eka Putra dengan Pertamina pada akhir 2020 nanti. Sebagai tambahan, Kapal Eka berkontribusi sebanyak 80% terhadap pendapatan perseroan. Untuk menyiasatinya, perusahaan telah mengimbangi penurunan pendapatan tersebut lewat transformasi yang dilakukan selama 3 tahun terakhir. “Secara pendapatan bisa tertutupi namun secara laba berjalan memang belum bisa menggantikan Eka Putra yang mendominasi,” kata Budi menutup pembicaraan.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved