Capital Market & Investment zkumparan

IHSG Berpotensi ke Zona Hijau, Cek Saham ADRO dan CPIN

IHSG Berpotensi ke Zona Hijau, Cek Saham ADRO dan CPIN
Ekspor produk CPIN ke luar negeri pada 2019. (Ilustrasi foto : Charoen Pokphand)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan ini diproyeksikan mengalami penguatan. Head of Technical Analyst Research PT BNI Sekuritas Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal indeks berpeluang mengalami penguatan di tengah kondisi overbought, dari pola candle higher high dan closing di atas 6.908.

“Tren netral, selama di atas 6.767. IHSG closing di atas 5 day MA (6.894). Indikator MACD netral, Stochastic overbought, breakout pola bullishchannel, candle bullish opening gap. Selama di di atas support 6.778 – 6.739, IHSG masih berpeluang bullish. IHSG masih di tutup di atas 200 day MA (6.797) untuk hari ke 7. Dominan menjadi buy power. Range breakout berada di 6.602 – 7.070,” ujar Andri dalam risetnya di Jakarta, Jumat (29/7/2022).

Level resistance indeks pada perdagangan hari ini berada di 6.983/7.032/7.070/7.113 poin, sementara untuk level support berada di 6.908/6.862/6.809/6.714 poin, dengan perkiraan range 6.910 – 7.030 poin. Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra menambahkan, kemarin Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,03%, begitu juga dengan S&P 500 yang naik 1,21%, sementara indeks Nasdaq mencatat kenaikan 1,08%. Bursa Eropa juga mencatat kenaikan seiring dengan dirilisnya beberapa laporan keuangan emiten seperti Barclays, Shell, EDF dan TotalEnergies.

Sementara itu, hampir semua bursa regional Asia Pasifik pada perdagangan kemarin menguat setelah the Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 75 basis poin seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya. Bursa yang mencatat kenaikan signifikan di antaranya S&P BSE SENSEX dan BEI. Namun Hang Seng terkoreksi setelah bank sentral negara tersebut mengumumkan kenaikan suku bunga 75 basis poin menjadi 2,75%.

Investor dapat mencermati saham Investor dapat mencermati saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). BMRI dengan rekomendasi akumulasi beli pada target Rp 8.200/Rp 8.400, stop loss di bawah Rp 7.725. Kemudian saham EXCL juga direkomendasikan akumulasi beli pada target Rp 2.430/Rp 2.510 dan stop loss di bawah Rp 2.320/Rp 2.210.

Investor juga dapat mencermati saham ADRO dengan rekomendasi akumulasi buy pada target Rp 3.330/Rp 3.350, stop loss di bawah RP 3.150. Sementara saham CPIN direkomendasikan trading buy dengan target Rp 5.875/Rp 5.950 dan stop loss di bawah Rp 5.575.

ADRO dan CPIN Tingkatkan Value

Pada kesempatan terpisah, saham ADRO dan CPIN dinilai Stern Value Management sebagai saham yang mencetak kekayaan kepada pemegang saham dan bertengger di jajaran SWA100 di tahun 2022. Pemeringkatan yang disusun Stern Value Management (perusahaan konsultan value management dari Amerika Serikat) dan SWA Media Group ini menggunakan metodologi Wealth Added Index (WAI).

Sebelum dilakukan penghitungan WAI, terlebih dahulu dilakukan pemilihan terhadap 100 perusahaan berkapitalisasi pasar besar (big cap) tahun 2017. Penghitungan WAI sejak tahun ini mempertimbangkan penghitungan harian selama 5 tahun terakhir, yaitu mulai periode 2017 hingga 2021.

Kemudian, pasca penghitungan WAI pada 100 perusahaan tersebut, terdapat 27 perusahaan yang angka WAI-nya positif, dan sisanya negatif, termasuk sejumlah perusahaan papan atas di Indonesia. Artinya, 27 perusahaan dalam kelompok big cap yang berhasil meningkatkan value (kekayaan) bagi para pemegang sahamnya. Saham ADRO dan CPIN ada di jajaran saham meningkatkan value ini

Perusahaan dapat menghasilkan WAI positif apabila total return yang dihasilkan untuk pemegang saham, atau total shareholder return (TSR), lebih tinggi dari Cost of Equity (CoE)-nya. CoE ini adalah tolok ukur tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) para pemegang saham/investor.

Perusahaan menciptakan nilai untuk pemegang sahamnya hanya apabila tingkat pengembalian bagi pemegang saham (yang berasal dari kenaikan harga saham dan pembayaran dividen) lebih besar dari biaya ekuitasnya. Maka, hasil penghitungan WAI ini bisa menjadi salah satu acuan bagi investor dalam berventasi di pasar saham, terutama bagi investor yang berorientasi jangka panjang. Selain metodologi WAI, Stern Value Management juga yang sebelumnya telah mengembangkan metodologi EVA (Economic Value Added) untuk mengukur kinerja perusahaan, dan banyak digunakan oleh banyak perusahaan besar di dunia.

Saham ADRO mencetak WAI senilai Rp 22,43 triliun dan menempati peringkat 10 di SWA 100. Lalu, WAI-nya saham CPIN senilai Rp 10,11 triliun sehingga menempatkan CPIN di posisi ke-15 pada SWA 100 di tahun ini.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved