Capital Market & Investment

IHSG Berpotensi Reli, Investor Membidik Saham Ini

Ilustrasi grafik investasi. (Foto. Kemenkeu)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis kemarin ditutup menguat sebesar 0,7% karena disokong sentimen positif dari kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan BI 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 3,75% dari 4%. Kemudian, harga saham emiten rokok naik karena Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengindikasikan kenaikan cukai rokok tidak setinggi ekspektasi pasar.

Hariyanto Wijaya, analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyampaikan sentimen positif terhadap indikasi kenaikan cukai rokok seharusnya membuat harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terus naik. “Investor juga memantau data neraca pembayaran kuartal III/2020. Konsensus Bloomberg memperkirakan surplus neraca pembayaran senilai US$ 1,55 miliar. Kami memperkirakan IHSG akan diperdagangkan beragam ke lebih tinggi,” ujar Hariyanto dalam risetnya di Jakarta, Jumat (20/11/2020).

IHSG diperkirakan melanjutkan reli pada perdagahan hari ini. “Berdasarkan indikator, MACD, stochastic maupun RSI masih menunjukkan sinyal positif. Di sisi lain, terlihat beberapa pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat,” Muhamad Nafan Aji Gusta Utama, analis PT Binaartha Sekuritas. Berdasarkan rasio fibonacci, Nafan memproyeksikan level support dan resistance IHSG pada perdagangan hari ini berkisar di 5.529,96- 5.695,53 poin.

Nafan menyampaikan sejumlah saham dipertimbangkan investor, antara lain saham PT PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) yang harganya diperkirakan mencapai Rp 110, Rp 137, dan Rp 163. “Akumulasi beli saham BWPT di area harga RP 98 higga Rp 100,” sebut Nafan. Berikutnya, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT GMF AeroAsia GMFI, PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)

Nafan menyampaikan pergerakan harga saham INTP masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola upward bar yang mengindikasikan potensi akumulasi beli pada area Rp 14 ribu hingga Rp 14.150, dengan target harga secara bertahap di level Rp 14.875, Rp 17.250 dan Rp 19.625. Level support harga saham INTP di Rp 13.850 dan Rp 13.050.

Perihal prospek saham semen, Ellen May, investor dan inspirator investasi, menyampaikan permintaan semen pada kuartal III/2020 naik 41% dibandingkan kuartal II/2020. ”Kami melihat potensi semen pada 2021 karena ada beberapa faktor, yakni meningkatnya anggaran infrastruktur sehingga permintaan semen akan meningkat, potensi pemulihan aktivitas ekonomi, dan prediksi di kuartal IV tahun ini infrastruktur akan membaik karena secara historis pekerjaan infrastruktur akan banyak dilimpahkan di akhir tahun,” tutur Ellen seperti disampaikan periset Ellen May (EM) Trade. Selain itu, tender proyek di 2021 yang dimajukan pada 2020 juga menjadi katalis positif untuk infrastruktur yang memicu kenaikan permintaan semen.

EM Trade menyebutkan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) adalah penguasa pangsa pasar semen nasional sebesar 50% dari total penjualan semen nasional. Kinerja bisnis dan efisiensi SMGR di kuartal III tahun ini relatif baik sehingga hal ini berpotensi memicu peningkatan harga saham SMGR ke depannya. “Beli saham SMGR di kisaran RP 8.650 hingga Rp 10 ribu dengan potensial upside 19%. Saat ini, valuasi saham SMGR masih murah dengan price book to value (PBV) 1,8 kali, di bawah rata-rata historis PBV 2,3 kali,” Ellen menjabarkan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved