Capital Market & Investment zkumparan

Ini Dia Saham Pendatang Baru di BEI

PT Archi Indonesia akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juni mendatang. Perseroan direncanakan akan melepas 4.967.500.000 dengan nominal Rp10 setiap saham.

Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra mengatakan bahwa IPO ini bertujuan untuk mengembangkan bisnis dan tata kelola perusahaan. ”Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum,” kata dia.

Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO ini.

“Sebanyak 90% dari dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok utang bank, sedangkan sisa dana yang diperoleh akan digunakan perseroan serta entitas anak untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja,” kata Adam Jaya Putra, Direktur Keuangan Archi.

Archi memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara dengan total produksi sebanyak 1,9 juta ons atau setara dengan 58 ton emas hingga tahun 2020. Sementara untuk cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons atau 121 ton per akhir Desember 2020.

Perseroan juga telah memperoduksi lebih dari 200 kilo ons atau 6,2 ton emas per tahunnya sejak tahun 2016 lalu. Hingga akhir tahun 2020, perseoran baru melakukan eksploarasi tambangan sebanyak 10% dari total area konsesinya yang seluas 40 ribu hektar. “Pada tahun 2020, Archi mencatatkan total pendapatan US$ 393,3 juta dan merupakan penyumbang nilai pajak dan royalti terbesar dari sektor industri pertambangan emas di provinsi Sulawesi Utara,” kata dia.

Sebesar 98% dari total pendapatan tahun 2020, menurutnya, dihasilkan dari penjualan emas. Sedangkan untuk laba tahun 2020 tercatat US$123,3 juta. Ke depan, perseroan menargetkan peningkatan kapasitas pabrik pengolahan bijih emas yang dimiliki saat ini, dari 3,6 juta ton per tahun pada akhir tahun 2020 menjadi 8,0 juta ton per tahun di akhir 2025 mendatang. Peningkatan tersebut memungkinkan perseroan mencapai produksi sebanyak 450 kilo ons atau setara 14 ton emas per tahun.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved