Capital Market & Investment zkumparan

Investor Disarankan Rutin Bernvestasi Ketika Pasar Berfluktuasi

Bonny Iriawan. (Foto : Vicky R/SWA).

Investor ritel dihimbau rutin menambah modal atau melakukan strategi investasi bertahap di reksa dana dan pasar saham dengan menggunakan strategi investasi dollar cost averaging walau pasar saham sedang berfluktuasi. Hal ini diungkapkan Bonny Iriawan, Executive Vice President Intermedeiary Business PT Schroders Investment Management Indonesia di Jakarta, pada Kamis (27/9/2018), yang menyebutkan harga saham yang menjadi aset dasar reksa dana itu relative murah di tengah volatilitas pasar saham.

“Salah satu caranya investor ritel melakukan top up senilai Rp 1 juta tiap bulannya walau Indeks Harga Saham Gabungan sedang buliish atau turun,” ungkap Bonny. Ia menyebutkan fluktuasi pasar saham di tahun ini disebabkan oleh kondisi eksternal, yang antara lain perang dagang antara Amerika Serikat-China dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves) menakikan suku bunga. Hal ini berdampak terhadap pelemahan kurs Rupiah terhadap US$ dan psikologis pelaku pasar.

Walau demikian, Bonny menyebutkan volatilitas pasar saham itu yang mempengaruhi harga saham merupakan momentum bagi investor ritel untuk melakukan top up ke reksa dana saham. “Saham unggulan yang menjadi underlying asset (aset dasar) itu sedang murah sehingga ini momentum untuk melakukan akumulasi beli, misalnya ke reksa dana saham atau membeli langsung sahamnya karena valuasi (price earning to ratio/PER) IHSG sedang murah,” tutur Bonny. IHSG pada 26 September 2018, menurut data PT Bursa Efek Indonesia, adalah 13,6 kali. Level IHSG dari Januari hingga 26 September masih berada di zona merah lantaran menyusut sebesar 7,59%

Selain itu, investor ritel dan institusi disarankan Bonny untuk melakukan diversifikasi aset ke reksa dana campuran yang risikonya relatif rendah dibandingkan reksa dana saham. Cara ini sekaligus untuk menekan tingkar risiko berinvestasi. Schroders memiliki sejumlah reksa dana campuran yang tingkat imbal hasilnya positif ketika IHSG sedang tertekan. “Contohnya Schroders Dana Kombinasi, reksa dana campuran yang memberikan return hingga bulan ini,” imbuhnya. Menurut data Bareksa, return Schroders Dana Kombinasi pada 26 Septeber tahun ini sebesar 2,86% (year to date) dan 4,36% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year). Selain itu, Bonny menyarankan investor menargetkan investasi jangka panjang agar memperoleh imbal hasil optimal ke depannya..

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved