Capital Market & Investment

Investor Membidik Cuan di Saham Perkebunan Hingga Telekomunikasi

Kanya Lakshmi Sidarta, investor saham. (Foto : Ist)

Pasar saham pada Juni 2020 ini ini mengindikasikan pertumbuhan positif seiring dengan sentimen positif dari dalam negeri. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jum’at pekan ini ditutup pada level 4.942 poin, naik 0,35% dari 4.925 poin. Apabila dibandingkan pekan lalu, level IHSG pada pekan ini naik 1,27% dari 4880 poin pada 12 Juni 2020 (week on week).

Kepercayaan investor terhadap pasar saham domestik semakin pulih di masa kenormalan baru (new normal) ini. Investor berpeluang mengail cuan dengan mengakumulasi beli bertahap saham-saham likuditasnya tinggi dan valuasinya relatif murah yang harganya berpotensi naik dalam jangka pendek di fase kenormalan baru itu.

Kanya Lakshmi Sidarta misalnya, mengincar saham emiten perkebunan, makanan, barang-barang konsumsi yang salah satu produknya berupa produk sanitasi, perbankan, dan telekomunikasi. Kapan belinya? “Sebaiknya segera mengkumulasi beli karena saham-saham itu diperkirakan naik ke depannya,” ujar Kanya di Jakarta, Jum’at (19/6/2020).

Kanya, investor ritel yang berkarier di industri pasar modal dan perusahaan perkebunan kelapa sawit (crude palm oil/CPO) memang sedang kesengsem mengoleksi saham-saham itu. “Dana untuk pembelian saham disesuaikan dengan anggaran dan target proporsional yang akan dikelola di portofolio investasi. Hal yang perlu diingat investor adalah berinvestasi ke saham yang dikenal karakter bisnisnya dan pertumbuhan fundamental keuangan terindikasi tumbuh di masa mendatang, misalnya saham-saham yang produknya dengan kebutuhan pokok konsumen,” tutur Kanya.

Saham-saham sektor keuangan dan barang-barang konsumsi sejak awal tahun ini hingga 19 Juni 2020 (year to date) masih di zona hijau, yang masing-masing pertumbuhannya sebesar 0,36% dan 0,60%. Pada periode ini, indeks saham sektor perkebunan terkoreksi minus 0,66% dan infrastruktur, uitilitas dan transportasi (yang mencakup saham telekomunikasi) turun 0,07%.

Agar target imbal hasil tak meleset, strategi Kanya adalah menjual sahamnya dalam jangka pendek. “Tatkala ada peluang profit segera dieksekusi untuk memperoleh realized gain, sisakan sebagian keuntungan menjual saham untuk mengoleksi saham-saham lainnya yang secara average melemah, namun masih aktif diperdagangkan,” mantan CEO IDX Channel ini menjabarkan.

Kanya berencana menambah asetnya dengan membelinya bertahap alias mencicil. Untuk memitigasi risiko kerugian, Kanya rajin mencermati sentimen negatif yang menunjang pertumbuhan bisnis emiten tersebut

Pada kesempatan terpisah, Anthony Kevin, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan pihaknya melakukan pengecekan ke lapangan tatkala pemerintah mengizinkan operasional pusat perbelanjaan, Di Jakarta, misalnya, mal yang dibuka sebanyak 82 pusat perbelanjaan sejak 15 Juni. “Menurut pendapat kami, yang terpenting untuk dilihat selama ground check adalah daya beli kelas menengah ke bawah karena income segmen ini memberikan kontribusi terbanyak di 50% dari ekonomi Indonesia,” ujar Anthony dalam risetnya.

Faktor positif lainnya adalah peningkatan cadangan devisa, seperti disampaikan Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama, merupakan katalis positif terhadap IHSG lantaran mengindikasian aliran dana asing yang kembali ke pasar keuangan Indonesia. Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa pada Mei 2020 naik menjadi US$ 130,5 miliar, atau naik 2,032% dari US$ 127,9 miliar di April 2020. Cadangan devisa pada Mei itu merupakan nilai tertinggi sejak awal tahun ini.

Kemudian, transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ke new normal memicu rasa percaya diri investor. Kanya mengingatkan investor untuk cermat mengamati dinamika perekenomian nasional dan global, kendati pasar saham memperoleh katalis positif dari dalam negeri itu. Konsumen masih berhati-hati membelanjakan dananya di masa pendemi virus corona. Masyarakat cenderung membelanjakan makanan dibandingkan barang-barang tahan lama (durable goods). Bank Indonesia merilis indeks pembelian barang tahan lama pada Mei 2020 turun 10,5 poin, atau menjadi 73,2 dari 83,7 poin pada April 2020.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, IHSG pada pekan depan berpotensi melanjutkan penguatan menuju level resistance di level 4.975,54 hingga 5.097,14 poin. Untuk mengeksekusi aksi ambil untung, Kanya biasanya mengambil cuan yang nilainya tidak terlalu besar untuk menjaga-jaga risiko penurunan harga saham tatkala IHSG masih rawan terkoreksi. “Ambil kesempatan profit taking walau persentase gain-nya tidak terlalu tinggi,” pungkas eksekutif yang berkecimpung di industri kelapa sawit ini.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved