Capital Market & Investment

Investor pada 2018 Cermati Saham Barang Konsumsi, Media, dan Perbankan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2018 diproyeksikan akan bertengger di level 6.200-6.300 poin. Investor dihimbau untuk mencermati peluang dan risiko berinvestasi yang akan dihadapi pasar saham di tahun depan. Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di semester II tahun 2018 disinyalir akan memicu risiko sekaligus peluang berinvestasi. Demikian rangkuman prospek pasar saham di 2018 yang dijabarkan Kiswoyo Adi Joe, analis pasar modal PT Recapital Sekuritas Indonesia. “Peluangnya adalah setiap kali penyelenggaraan pilkada atau pemilihan presiden, putaran uang di masyarakat akan bergerak lebih banyak daripada bulan biasa. Otomatis roda perekonomian akan berputar lebih cepat,” ujar Kiswoyo dalam risetnya yang dikutip SWAonline pada Selasa, (26/12/2017).

Sejumlah saham akan terkerek positif yang disebabkan efek pilkada atau pilpres di 2019 yang akan mulai terasa pada semester II tahun depan. Ia menyebutkan pasar saham di semester I tahun 2018 merupakan momentum paling aman untuk trading dan berinvestasi di pasar saham apabila dibandingkan semester II tahun depan.”Hal ini karena situasi pilkada yang dekat dengan pilpres akan membuat pilkada kali ini juga memiliki aroma pilpres. Sehingga kami menyarankan untuk membeli saham saham di semester 1 dan menjualnya ketika harganya sudah naik cukup tinggi sebelum semester 2 tahun 2018,” tutur Kiswoyo.

Efek pilkada terhadap bursa saham akan terlihat di saham sektor barang konsumsi dan media. “Sedangkan saham perbankan sebagai penyokong kegiatan ekonomi juga akan terkena dampak tidak langsung,” ujar Kiswoyo. Saham konsumsi, lanjut Kiswoyo, yang menarik untuk dicermati adalah saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Lalu, saham media adalah PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), disusul saham perbankan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI). Sejumlah saham lainnya, kata Kiswoyo, juga menarik untuk dikoleksi, antara lain saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Astra International Tbk (ASII).

Laju IHSG di penutupan perdagangan pekan lalu kembali menembus rekor tertingginya sepanjang masa dengan menembus level 6.200 poin. Selama sepekan, IHSG telah menguat 1,66 persen dibandingkan penutupan pekan sebelumnya yang berada di level 6.119,41 poin. Kenaikan IHSG juga diikuti dengan peningkatan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) yang juga meraih level tertingginya sepanjang masa di Rp 6.889,48 triliun. Jumlah tersebut mengalami penguatan 1,59% dari Rp 6.781,42 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian BEI mengalami peningkatan 18,66% menjadi Rp 9,41 triliun dari Rp 7,93 triliun di pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian BEI juga meningkat 28,26% menjadi 18,56 miliar unit saham dari 14,47 miliar unit saham. Rata-rata frekuensi transaksi harian BEI pada pekan ini mengalami perubahan 7,72% menjadi 271,10 ribu kali transaksi dari 293,78 ribu kali transaksi. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved