Capital Market & Investment

KISI Bidik Penambahan Investor Ritel

KISI Bidik Penambahan Investor Ritel
Foto : KISI

PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), perusahaan sekuritas dan Anggota Bursa yang berkode BQ di Bursa Efek Indonesia (BEI), memproyeksikan pengembangan bisnis seiring dengan target meningkatkan jumlah investor ritel. Guna memacu target itu, KISI memutakhirkan fitur aplikasi trading online berjenama KOINS untuk memudahkan transaksi investor ritel dan institusi.

Song Sangyup, Direktur Utama Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), menjelaskan KISI telah menyediakan aplikasi KOINS yang terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika. “KOINS menggunakan teknologi paling mutakhir agar mempermudah segala keperluan para nasabah, khususnya para investor dari generasi milenial,” ujarnya di Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Perihal investor di pasar modal, BEI dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengamati minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal itu kian semarak di masa pandemi. BEI dan KSEI mencatat jumlah total investor pasar modal berbasis Single Investor Identification (SID) pada 29 Desember 2021 itu meningkat sebesar 92,7% atau menjadi 7,48 juta investor dari 3,88 juta investor di 2020. Jumlah investor di tahun lalu itu meningkat hampir 7 kali lipat apabila dibandingkan tahun 2017.

Data lainnya juga menyebutkan jumlah investor reksadana tercatat menjadi yang terbanyak lantaran jumlahnya mencapai 6,82 juta orang (SID), disusul investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat sebesar 32,68% menjadi 610,82 ribu orang, dan investor saham bertambah 103% menjadi 3,4 juta orang.

Adapun, pertumbuhan investor pada tahun lalu itu disokong peningkatan investor ritel, yakni investor dari generasi milenial (kelahiran tahun 1981-1996) dan gen-Z (kelahiran tahun 1997-2012) atau rentang usia ≤ 40 tahun yang porsinya sebesar 88% dari total investor ritel. Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang porsinya mencapai 56,2% dari 48,4% di tahun sebelumnya. Usia investor pasar modal Indonesia yang didominasi generasi milenial dan gen-Z menjadi salah satu alasan maraknya pengembangan serta proses digitalisasi di pasar modal. KSEI mengamati investor muda ini melek digital sehingga mereka cenderung bertransaksi secara online di beragam instrumen investasi yang tersedia di pasar modal (saham, reksadana, dan obligasi ritel).

Song Sangyup, dalam keterangan tertulisnya ini, mengatakan pertumbuhan investor di pasar modal Indonesia kian memacu KISI untuk memutakhirkan dan memudahkan transaksi investor di platform digital. Modal kerja dikucurkan KISI untuk mengembangkan teknologi informasi agar meningkatkan daya saing di tengah ketatnya persaingan di industri sekuritas domestik.

Menurutnya, KISI yang disokong modal yang solid dan berpengalaman di industri pasar modal di Korea Selatan, menargetkan untuk menjadi perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia pasca mengakuisisi PT Danpac Sekuritas pada pertengahan 2018. “Kami menargetkan ekspansi bisnis di Indonesia dapat bisa menembus nasabah segmen ritel, seperti yang telah kami lakukan selama 47 tahun di Korea Selatan,” kata Song Sangyup.

Manajemen KISI mempraktikan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) dan prinsip integritas yang memandu perilaku insan KISI di pasar modal. “Prinsip integritas memandu kami untuk berkomitmen memutakhirkan layanan kepada nasabah. Peningkatan teknologi berbasis integritas ini mencerminkan upaya KISI memutakhirkan teknologi yang memudahkan transaksi investor,” tutur Song Sangyup seraya mengungkapkan KISI terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

KISI adalah anak perusahaan Korea Investment Holdings (KIH), perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Korea Selatan dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 73 triliun. KIH, sejak didirikan pada tahun 1974, merupakan perusahaan investasi yang pertamakali di Korea Selatan. KIH melebarkan sayap bisnis lantaran memperluas cabang di berbagai negara, yaitu New York, London, Tokyo, Hongkong, Singapura, Vietnam dan Indonesia.

KIH membentuk struktur konglomerasi usaha melalui serangkaian penggabungan usaha (merger), yaitu antara Dongwon Securities dan Korea Investment Trust yang telah terdaftar sejak 2003. KIH merupakan penggabungan satu perusahaan sekuritas dengan dua perusahaan manajemen aset, dan lainnya termasuk bank daerah, multifinance, private equity, hedge fund, dan bank digital terbesar di Korea Selatan, yaitu Kakao Bank.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved