Capital Market & Investment zkumparan

KSEI Siapkan Program Strategis Sokong Pertumbuhan Pasar Modal

Grafik jumlah investor di pasar modal yang diunggah KSEI. (Tangkapan layar : Vicky Rchman/SWA)

Saat ini, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah menyusun 30 program kerja, sedangkan 9 di antaranya merupakan program strategis, salah satunya rencana pengembangan alternatif penyimpanan dana nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen Efek Bersifat Ekuitas dan Efek Bersifat Utang dan Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen reksa dana. Program ini bertujuan untuk memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar modal.

Program strategis KSEI lainnya adalah Information Hub yang meliputi pengembangan validasi data investor, baik dengan Ditjen Dukcapil terkait Nomor Induk Kependudukan (NIK), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) untuk investor diaspora serta pengembangan SRE Syariah dalam rangka mendukung Roadmap Pengembangan Pasar Modal Syariah. Terdapat juga 3 rencana strategis yang baru dari KSEI yaitu Optimaliasi Sub Registry KSEI, Securities Crowd Funding dan Pengembangan Layanan SRE Syariah.

Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo, mengatakan sebagai upaya untuk mendukung industri pasar modal Indonesia, KSEI bersama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) telah memberikan insentif atas layanan jasa yang diberikan kepada pelaku industri sehubungan dengan kondisi pandemi mulai Juni-Desember 2020.

“Untuk pemakai jasa KSEI, penyesuaian yang dilakukan antara lain terkait penurunan biaya penyimpanan dari 0,005% menjadi 0,0045%, pembebasan biaya pendaftaran efek awal, biaya tahunan untuk Efek yang diterbitkan selama periode intensif menjadi 50%, pengurangan biaya S-INVEST sebesar 75% hingga pembebasan biaya registrasi produk investasi selama periode insentif,” tutur Uriep pada jumpa pers virtual di Jakarta, beberapa waktu lalu.

KSEI berharap penyesuaian tersebut dapat terus mendukung geliat pasar modal Indonesia meski diterpa kondisi pandemi. Pada kesempatan yang sama, Uriep juga menyampaikan beberapa pengembangan yang berhasil dilakukan KSEI, khususnya terkait dengan teknologi digital sehingga dapat mendukung beberapa kegiatan di pasar modal Indonesia secara online. Selama 2020, terdapat penambahahan 1 Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) yang bekerjasama dengan KSEI, sehingga total terdapat 17 bank yang dapat mendukung pembukaan RDN dalam berinvestasi di pasar modal.

Adapun, jumlah perusahaan efek yang dapat mendukung program Simplifikasi Pembukaan Rekening sepanjang tahun 2020 juga bertambah 8 perusahaan sehingga secara total terdapat 19 perusahaan efek yang dapat mendukung proses pembukaan rekening online. Pengembangan platform digital lainnya juga direalisasikan KSEI melalui pengembangan eASY.KSEI sebagai platform e-Proxy sejak April 2020.

Direktur KSEI, Syafruddin, menyampaikan eASY.KSEI sepanjang tahun 2020 telah memberikan kemudahan bagi para pihak yang terlibat pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di antaranya emiten, Biro Administrasi Efek, partisipan KSEI, dan investor. eASY.KSEI telah digunakan oleh 642 emiten, dari jumlah tersebut, 633 emiten telah berhasil menggunakan eASY.KSEI untuk penyelenggaraan RUPS. eASY.KSEI telah mendukung penyelenggaraan total 979 RUPS, yakni RUPS-Tahunan maupun RUPS-Luar Biasa dengan total 12.134 investor yang menghadiri RUPS,” ungkap Syafrudin.

Dari jumlah kehadiran tersebut, 76% di antaranya (9.209 investor diantaranya hadir melalui kuasa elektronik yang disampaikan melalui eASY.KSEI sebesar 76%. Dalam waktu dekat, platform eASY.KSEI juga akan dilengkapi dengan fasilitas e-Voting, yang memungkinkan investor pasar modal untuk dapat melakukan voting secara elektronik serta menyaksikan jalannya RUPS melalui fasilitas live streaming pada eASY.KSEI.

Investor Bertumbuh

Infrastruktur digital yang disediakan KSEI untuk pasar modal Indonesia dalam rangka mendukung peningkatan jumlah investor. Hal ini terlihat dari data demografi investor yang semakin didominasi oleh investor milenial dengan jumlah total 73,83% investor berusia di bawah 30 tahun sampai dengan 40 tahun. Direktur KSEI, Supranoto Prajogo, menyampaikan bahwa berdasarkan data yang tercatat di KSEI per 30 November 2020, investor pasar modal didominasi oleh 61,11% laki-laki, 50,24% usia di bawah 30 tahun, 53,69% pegawai swasta, 44,09% lulusan sarjana, 58,16% berpenghasilan 10-100 juta/tahun dan 72,12% berdomisili di pulau Jawa.

Supranoto juga mengatakan, 52,09% SID melakukan pembukaan rekening melalui Selling Agent Fintech (Financial Technology). Sehingga, platform digital memang menjadi sarana yang banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi pasar modal.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan investor domestik, terutama investor milenial, cukup atraktif bertransaksi di masa pandemi Covid-19. Merujuk data BEI, kepemilikan investor domestik di saham per 30 November 2020 itu mencapai Rp 3.491 triliun atau 50,44% dari total kepemilikan di pasar saham. Jumlah penambahan investor ritel kian melonjak.

Di sisi lain, PT Bareksa Portal Investasi meraih penghargaan sebagai mitra distribusi Surat Berharga Negara (Midis SBN) terbaik dan mitra Useful Links distribusi Surat Berharga Syariah Negara (Midis SBSN) terbaik kategori fintech 2020. Penghargaan tersebut diberikan seiring dengan Bareka berhasil menjual 6 seri SBN ritel. Selain itu, penjualan ORI 017 dan SR 013 di Bareksa menyentuh rekor tertinggi di penjualan konvensional dan syariah. Penjualan ORI 017 meningkat sebesar 608% dibandingkan ORI 016, sedangkan SR 013 melonjak 238% dibandingkan SR 012.

Karaniya Dharmasaputra, Co–Founder dan CEO Bareksa menyatakan, penghargaan yang diraih Bareksa menjadi bukti bahwa pemanfaatan fintech memiliki peran penting untuk mendemokratisasi dunia keuangan nasional. “Di tengah pandemi Covid-19 dan era new normal, kita justru melihat akselerasi penjualan di segmen retail melalui teknologi digital dan terus meluasnya demokratisasi obligasi negara sebelumnya yang merupakan wilayah elitis dan jauh dari jangkauan masyarakat luas,” ujar Karaniya dalam siaran pers pada Kamis, 17 Desember 2020.

Karaniya menambahkan, raihan penghargaan tersebut juga merupakan bukti bahwa dorongan dan dukungan Kementrian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) dalam pemanfaatan tekfin merupakan langkah yang tepat.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk turut diapresiasi penghargaan sebagai Mitra Penerbitan Surat Utang Negara (SUN) terbaik pada kategori Dealer Utama dan Mitra Distribusi periode 2019. Dari seluruh penerbitan SUN pemerintah di sepanjang 2019, Bank Mandiri telah menyerap Rp 25,53 triliun atau 11,53% dari total penerbitan SUN melalui mekanisme lelang.

Panji Irawan, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, dalam keterangannya mengatakan, keberhasilan tersebut merupakan buah dari konsistensi perseroan dalam mengembangkan solusi terbaik yang memudahkan nasabah bertransaksi produk investasi. “Kami memperkirakan kebutuhan nasabah untuk berinvestasi cukup tinggi. Selain itu, hal ini juga menjadi bukti dukungan kami pada pendalaman pasar keuangan melalui instrumen Surat Berharga Negara, baik di pasar perdana maupun di pasar sekunder,” ujar Pandji di Jum’at, 18 Desember 2020. Di samping menjadi Dealer Utama Terbaik, Bank Mandiri juga meraih predikat Mitra Distribusi Terbaik Kementerian Keuangan pada pemasaran SUN ritel tahun 2019.

www.swa.co.id

Bank Mandiri berhasil menjual SUN ritel sebesar Rp 3,19 triliun dengan jumlah pemesan mencapai 6.188 nasabah. Nilai tersebut setara dengan 18% dari total penjualan SUN ritel senilai total Rp 19,59 triliun. Sejak menjadi mitra distribusi SUN Ritel, Bank Mandiri selalu berhasil menunjukkan performa yang baik. Hal ini terlihat dari penjualan rata-rata SUN ritel yang mencapai Rp 638 miliar dengan rata-rata market share sekitar 18 % dari penjualan nasional pada setiap seri. Di pasar sekunder, perseroan juga sangat aktif melakukan transaksi SUN ritel seperti ORI dan sukuk ritel. “Kami juga terus melakukan transformasi digital, termasuk pengembangan Mandiri Online yang ke depannya dapat semakin memudahkan nasabah untuk berinvestasi,” sebut Panji. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved