Capital Market & Investment

Menangkap Peluang Investasi di Masa Adaptasi

Dunia saat ini masih disibukkan dengan upaya memutus rantai penyebaran virus Corona (Covid-19). Berdasarkan data dari kemkes.go.id per tanggal 7 juni 2020, data global terdapat 6.799.713 kasus dengan 397.388 kematian. Sedangkan data dalam negeri, terdapat 31.186 kasus dengan 1.851 kematian. Angka ini diprediksi masih akan naik, sampai waktu yang belum dapat ditentukan.

Sementara itu, dari pasar finansial, di awal Juni 2020 ini, market menunjukkan adanya pertumbuhan positif per tanggal 5 juni 2020, meskipun selama setahun terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih minus 20,31%, namun selama sebulan terakhir, IHSG tumbuh 6,86%.

Di pasar saham, asing mencatat pembelian bersih sebesar Rp 3,45 trilin selama sepekan terakhir (8 Juni 2020). Pada pekan lalu, seluruh sektor mencatatkan penguatan, sektor keuangan, properti & konstruksi, dan infrastruktur adalah sektor-sektor yang mencatakan penguatan tertinggi masing-masing sebesar 7,15%, 6,12%, dan 4,94%.

Relaksasi aktivitas telah memberikan efek positif bagi perekonomian, hal ini telah terkonfirmasi dari membaiknya perekonomian global, khususnya Amerika serikat dengan adanya penambahan jumlah ketenagakerjaan. Selain itu, stimulus yang juga masih dilakukan oleh bank sentral Eropa juga menjadi harapan untuk rebound-nya pasar global.

Dari dalam negeri, masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau masa adaptasu sekarang yang tengah diberlakukan memberikan efek baik bagi pasar modal. Perlahan, roda perekonomian yang sempat terhenti mulai bangkit kembali. Pertumbuhan ini juga diperkuat seiring proyeksi BI bahwa inflasi bulan Juni tergolong rendah sebesar 0,04%. Dan BI juga menyatakan investor makin percaya terhadap pasar domestik ditandai aliran dana asing ke surat utang pemerintah.

Selain itu, pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan juga kembali mengeluarkan paket kebijakan stimulus Covid-19, yaitu berupa relaksasi pelaporan atas kredit atau pembiayaan yang direstrukturisasi, pemberian relaksasi penyesuaian implementasi beberapa ketentuan perbankan, dan penundaan implementasi Basel III.

Marsangap P. Tamba, Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) menyampaikan pada keterangan persnya, melihat kondisi yang terjadi beberapa waktu terakhir ini, pihaknya melihat pasar merespons baik usaha-usaha yang telah dilakukan semua pihak untuk membangkitkan kembali perekonomian. “Bagi investor tipe agresif, kami pikir bisa mengambil momen ini untuk mendapatkan gain terbaik bagi investasinya, namun tetap mempertimbangkan prinsip ke hati-hatian atau dilakukan secara averaging down (berkala),” jelasnya.

Dengan tumbuhnya IHSG, menurut Marsangap, investor bisa mulai melirik ke pasar reksa dana saham dan Danareksa Mawar Fokus 10 adalah salah satu produk yang bisa menjadi pilihan. Danareksa Mawar Fokus 10 merupakan value style product di mana minimum 70% akan berinvestasi pada saham-saham mid-small caps pilihan untuk menghasilkan alpha. Pemilihan saham dilakukan melalui riset yang cukup ketat terhadap fundamental emiten yang dikombinasikan dengan analisa kuantitatif.

Saat ini, Danareksa Mawar Fokus 10 merupakan reksa dana yang cukup menarik, karena secara valuasi emiten-emiten yang berkapitalisasi menengah dan kecil memiliki valuasi yang murah dibandingkan emiten-emiten berkapitalisasi besar sehingga dapat memberikan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan IHSG. Secara kinerja, Danareksa Mawar Fokus 10 mencatatkan pertumbuhan sangat baik semenjak terjadinya rebound pasar saham, selama sebulan terakhir per tanggal 5 Juni 2020, berdasarkan data Infovesta, Danareksa Mawar Fokus 10 mencetak kinerja 15,76%, unggul dibanding IHSG dan Indeks Reksa Dana Saham Infovesta yang hanya mencetak masing – masing 6,86%.

“Danareksa Mawar Fokus 10 merupakan upaya diversifikasi produk yang dilakukan DIM untuk terus mengembangkan berbagai bisnis reksa dana yang telah ada, terutama Reksa Dana Saham. Reksa Dana Saham yang diluncurkan tahun 2010 ini diharapkan dapat memberikan hasil investasi dan pendapatan yang optimal bagi investor di masa pandemi seperti sekarang. Namun begitu, kami tetap menghimbau kepada seluruh investor untuk memahami risiko berinvestasi, tidak hanya melihat kepada imbal hasil yang tinggi saja,” jelas Marsangap.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved