Capital Market & Investment

Meneropong Prospek Saham Konstruksi Tatkala IHSG Terpuruk

Masyarakat mengunjungi booth perusahaan manajemen aset di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Ilustrasi foto : Vicky Rachman/SWA)

Pandemi Covid-19 berdampak negatif terhadap bursa saham global dan memancing ingatan investor ketika pasar saham mengalami turbulensi di krisis ekonomi 2008 yang memicu indeks di pasar saham, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI), mengalami penurunan yang cukup dalam. Di tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah melorot sebesar minus 36,03% (year to date). Begitu pula dengan semua sektor yang ikut terpuruk, salah satunya Sektor properti dan konstruksi yang turun 37,90%.

Hingga saat ini, dua saham unggulan dari sektor properti dan konstruksi membukukan kinerja negatif seperti yang tersaji di Laporan Keuangan kuartal IV/2019, sebut saja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Menimbang keadaan tersebut, investor mencermati prospek sektor properti dan konstruksi tatkala IHSG masih terpuruk.

Riset yang dirilis Ellen May Institute, menyebutkan saham-saham properti dan konstruksi merupakan sektor tersier dan terdiri dari 88 saham. Bobot sektor ini terhadap IHSG adalah sebesar 6,5% (data per Desember 2019) seperti yang tergambar dalam grafik berikut ini;

Sumber : BEI

Dengan bobot tersebut, laju sektor ini dengan IHSG memiliki korelasi yang tidak terlalu signifikan. “Sehingga tiap kenaikan atau penurunan yang terjadi di saham-saham properti dan konstruksi juga tidak akan membawa dampak yang terlalu besar bagi IHSG secara keseluruhan,” tulis periset Ellen May Institute seperti dikutip SWAonline di Jakarta, Senin (23/3/2020). Selanjutnya, jika disimak lebih rinci lagi besar bobot keempat saham unggulan terhadap sektor konstruksi, maka datanya adalah sebagai berikut;

Total Market Cap Sektor Properti & Konstruksi = Rp 471,91 triliun Kode Saham Market Cap % terhadap Sektor WIKA Rp 7,4 triliun 1,57% WSKT Rp 6,1 triliun 1,29%

Sumber = Ellen May Institute, 2020

Bahkan pada tahun 2017, ketika pasar saham domestik menikmati masa gemilang, sektor ini malah turun sebesar 4,3% (year on year) seperti tersaji di grafik berikut ini;

Year Sectoral Return IHSG 2019 12.5% 1.7% 2018 -9.6% -2.5% 2017 -4.3% 20% 2016 5.5% 15.3% 2015 -6.5% -12.1% 2014 55.8% 22.3% 2013 3.2% -1% 2012 42.4% 12.9%

Sumber : BEI dan diolah.

Lalu, bagaimana prospek saham properti dan konstruksi di tahun 2020 ini? Sebenarnya jika dilihat dari kacamata perekonomian secara normal sebelum adanya disrupsi besar akibat wabah Covid-19, appetite pelaku pasar terhadap saham sektor konstruksi cenderung netral. Pergerakan harga saham di akhir tahun 2019 pun tak menunjukkan prestasi fantastis. Proyek pembangunan infrastruktur membawa angin segar untuk emiten konstruksi BUMN dan swasta. Sayangnya, pada 2020 ini, seluruh emiten sektor konstruksi harus dihadapkan pada tantangan menghadapi Covid-19. Memang pembangunan akan tetap ada dan terus dilakukan. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa rantai pasok material khususnya yang berasal dari impor akan mengalami gangguan. Pun jika suatu daerah melakukan lockdown, maka proyek akan terancam ditunda. Tak ketinggalan pula, ancaman kenaikan biaya bunga akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap AS menjadi pertimbangan yang harus diperhitungkan.

Kejadian force majour ini pada akhirnya membawa turbulensi atas kinerja emiten yang ada di dalamnya. Berikut ini adalah highlight dari kondisi emiten pasca rilis laporan keuangan 2019 : – WSKT mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih sebesar masing-masing 36% dan 77%. – PT Wijaya Karya (WIKA) mengalami kontraksi pendapatan sebesar 12,66%. Walaupun laba bersih meningkat 26,43% namun kenaikan ini berasal dari non-recurring transcation yaitu Laba Penjualan Investasi Asosiasi sebesar Rp 527 miliar. Sehingga jika transaksi ini dieliminasi, maka laba perseroan hanya bertumbuh 0,9%.

Saat ini, harga saham kedua emiten tersebut dapat dikatakan cukup murah dan sedang terdiskon. “Penilaian diskon valuasi WIKA sebesar -69.56% dan WSKT -71.77% yang didasarkan dengan membandingkan P/E historis yang tertinggi dan kondisi P/E saat ini. Sedangkan diskon harga untuk saham WIKA sebesar -64.50% dan WSKT sebesar -72.75% dihitung dari harga pembukaan pada 2 Januari 2020 hingga Senin pekan ini,” tulis riset Ellen May Institute.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved