Capital Market & Investment zkumparan

Metrodata Bidik Laba Bersih Pada 2021 Naik 10%

PT Metrodata Electronics Tbk menargetkan pedapatan di tahun 2021 tumbuh 8% dibandingkan penjualan pada 2020 senilai Rp 14,0 triliun. Emiten yang sahamnya bersandi MTDL ini mengincar laba bersih naik dua digit di sepanjang tahun ini. MTDL pada 2020 mengantongi laba bersih sebesar Rp 364,9 miliar.

Susanto Djaja, Presiden Direktur Metrodata, mengatakan seiring dengan telah dijalankannya vaksinasi oleh pemerintah yang bersiap untuk menyambut dimulainya pemulihan ekonomi, serta didukung agenda prioritas percepatan Transformasi Digital Nasional periode 2020-2024, maka MTDL optimistis menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik. “Diharapkan penjualan dapat bertumbuh 8% dan laba bersih bertumbuh 10% pada tahun 2021 di tengah peningkatan kebutuhan seperti dikutip SWAdigitalisasi,” ungkap Susanto seperti dilansir SWA online di Jakarta, Rabu (21/4/2021).

Selama masa pandemi di tahun lalu itu bisnis MTDL turut ditopang oleh tren peningkatan kebutuhan digitalisasi di seluruh Indonesia. Pandemi Covid-19 telah menjadi momentum percepatan pengembangan digitalisasi serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia. Pandemi menggeser pola kebiasaan konsumen dan pelaku bisnis. Pola hidup baru atau new normal yang menekankan berbagai kegiatan dilakukan dari rumah untuk bekerja, sekolah, dan lainnya membuat ketergantungan terhadap aspek TIK semakin tinggi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan, selama pandemi, trafik internet bahkan meningkat 15-20%. Susanto mengungkapkan, pandemi Covid-19 memang membuat kebutuhan digitalisasi meningkat secara lebih cepat. Hal ini dibuktikan oleh beberapa produk dan layanan emiten yang sahamnya berkode MTDL ini meningkat. “Bahkan salah satu jenis produk yang didistribusikan MTDL seperti notebook sampai mengalami kelangkaan dari sisi pasokan pabrik global. Jadi, permintaan produk TIK meningkat namun tidak dibarengi dengan ketersediaan produk, khususnya untuk notebook,” ujar Susanto.

Dari sisi pelaku usaha sendiri, selain kebutuhan akan peralatan dan layanan TIK yang terus meningkat, tren digitalisasi juga meningkatkan permintaan untuk berbagai layanan antara lain Cloud Services, Big Data & Analytics, Security, Hybrid IT Infrastructure, Business Application, Digital Business Platform, Consulting & Advisory Services, Managed Services. Hal ini merupakan hal yang wajar karena optimalisasi TIK atau digitalisasi memampukan bisnis bisa bertahan di tengah pandemi, bahkan mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang setelah pandemi.

Kinerja Keuangan

Randy Kartadinata, Direktur Keuangan MTDL, menjelaskan berdasarkan laporan keuangan audit per 31 Desember 2020, MTDL berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 14,0 triliun. Meskipun agak terkoreksi sebesar 7,0% dibanding tahun 2019, namun dari sisi laba bersih, MTDL berhasil meraih Rp 364,9 miliar, meningkat 2,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Artinya, dari sisi net margin pada 2020 terjadi perbaikan dibanding tahun 2019, atau naik dari 2,4% menjadi 2,6%. Perbaikan net margin ini terutama disebabkan karena meningkatnya kontribusi penjualan di unit bisnis Solusi dan Konsultasi yang menghasilkan marjin laba kotor yang lebih baik. Porsi kontribusi pendapatan unit bisnis Solusi dan Konsultasi meningkat dari 22% di tahun 2019 menjadi 25% di 2020 dibandingkan dengan kontribusi pendapatan dari unit bisnis Distribusi. Selain itu, adanya kelangkaan produk TI, khususnya komputer notebook, juga telah mendorong terjadinya kenaikan harga di pasar sehingga perseroan menikmati margin laba yang lebih baik di unit bisnis Distribusi.

Strategi MTDL dalam mengatasi kelangkaan produk piranti keras (hardware), khususnya notebook itu dengan memberikan alternatif berbagai produk subtitusi, seperti chromebook, smartphone, dan lainnya. Diversifikasi produk-produk dan layanan MTDL yang lebih dari 100 brand dan seiring dengan proses pemulihan produksi notebook secara bertahap di tingkat pabrikan global, perseroan optimis penjualan di tahun 2021 ini lebih baik dibandingkan periode sebelumnya itu.

Di sisi lain, MTDL menunjukkan posisi kas yang sangat sehat dan mencapai Rp 1,8 triliun pada 2020 atau meningkat 144% (year on year/yoy). Selain itu, pinjaman bank MTDL juga mengalami penurunan 92% menjadi Rp 15,9 miliar. Randy menambahkan MTDL mampu memanfaatkan kas yang diterima untuk mendanai modal kerja, belanja modal, dan juga melihat peluang untuk melakukan investasi baru (unorganic growth) guna mendukung pertumbuhan bisnis MTDL selanjutnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved